Opini
Singa Forum Mantan Sales Parfum (Cerita tercecer dari MUNAS KAHMI)
Sebagai organisasi berbasis intelektual, KAHMI mestinya mampu melahirkan rekomendasi kritis terkait isu-isu aktual yang melanda bangsa ini.
Oleh:
Yarifai Mappeaty
Alumnus Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM - Perhelatan Musyawaran Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas KAHMI) di Palu sudah berlalu sepekan.
Namun, rumor tentangnya masih belum reda-reda juga dipercakapkan.
Mulai dari Presiden Jokowi yang batal datang, hingga Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI terpilih yang seluruhnya politisi.
Dua topik itu mendominasi percakapan di kalangan alumni HMI, baik di berbagai grup whatsapp maupun di warung kopi.
Sebenarnya, Munas KAHMI kali ini relatif tak berbeda dengan Munas yang lalu-lalu.
Misalnya, tak ada rekomendasi yang “bunyi” dihasilkan. Padahal, begitu banyak isu krusial yang perlu disikapi oleh KAHMI.
Sebagai organisasi berbasis intelektual, KAHMI mestinya mampu melahirkan rekomendasi kritis terkait isu-isu aktual yang melanda bangsa ini.
Kalaupun ada yang menarik untuk diapresiasi pada Munas KAHMI Palu, hanya kepiawaian para pimpinan sidang yang tak membiarkan jadwal Munas molor.
Karena itu, mereka semua layak diacungi jempol, terutama pada sosok pimpinan sidang yang berkepala plontos.
Sosok itu, tampak begitu terampil mengendalikan forum.
Tak heran jika ia sampai menyita perhatian peserta dan penggembira Munas.
Dilihat dari caranya memimpin sidang, tak diragukan kalau sosok itu benar-benar tipologi produk HMI.