Panglima TNI
Masa Lalu Yudo Margono Calon Panglima TNI, Anak Petani Rela Tidur di Masjid Gegara Tak Punya Uang
Anak petani yang kini jadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) tersebut ternyata juga ikut berjuang demi bisa lolos jadi TNI.
Yudo Margono yang lahir di Madiun pada 26 November 1965 ini benar-benar murni mengikuti seleksi pendaftaran masuk TNI tanpa biaya.
Karena, anak petani ini hanya bermodalkan tekad dan niat untuk masuk menjadi bagian pembela negara.
Yudo harus menempuh perjalanan dari Madiun ke Surabaya untuk mengikuti pendaftaran TNI.
Ia pun harus mengeluarkan ongkos pulang-pergi naik bus serta untuk makan sehari-hari.
Bahkan ia harus rela tidur di masjid selama proses pendaftaran karena dirinya tak punya kerabat di Surabaya.
Yudo akhirnya berhasil masuk Akademi Angkatan Laut dan menjadi lulusan tahun 1988.
Ia juga menjadi salah satu prajurit terbaik TNI AL dan kini menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Bapak Insfrastruktur TNI AL
Selama menjabat sebagai KSAL, Yudo memiliki prioritas utama untuk pembangunan sumber daya manusia atau SDM.
Pikirannya fokus bagaimana mencetak prajurit-prajurit TNI AL yang tangguh, andal dan profesional.
Untuk membangun SDM yang tangguh, andal dan profesional diperlukan infrastruktur yang mewadahi.
Yudo pun melakukan pembangunan infrastruktur yang diwujudkan melalui pendirian Satuan Pendidikan dan Latihan di luar Pulau Jawa yakni di Sorong, Makassar dan Tanjung Uban.
Hal ini berhubungan dengan pemerataan fasilitas pelatihan dan pendidikan yang selama ini terpusat di Surabaya, Jawa Timur.
Pemerataan sarana dan prasarana di luar Pulau Jawa juga berkenaan dengan keinginan Pemerintah RI untuk percepatan pembangunan di daerah.
Adapun salah satu pembangunan sarana pelatihan dan pendidikan adalah kolam renang, mengingat kegiatan TNI AL berdekatan dengan olahraga perairan.