Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stadion Mattoanging

Jalan Panjang Menuju Stadion Makassar

"Jalan Panjang Menuju Stadion Makassar", demikian tema diskusi yang diadakan Arsitek98 Unhas. Suporter PSM Makassar resah dengan nasib stadion.

Editor: Sakinah Sudin
Dok Pribadi
"Jalan Panjang Menuju Stadion Makassar", demikian tema diskusi yang diadakan Arsitek98 Unhas, di Kafe Rumah Lisan, Jalan Anggrek Raya nomor 7-8 Maizonette, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (26/11/2022) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM - "Jalan Panjang Menuju Stadion Makassar", demikian tema diskusi yang diadakan Arsitek98 Unhas, di Kafe Rumah Lisan, Jalan Anggrek Raya nomor 7-8 Maizonette, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (26/11/2022) malam.

Diketahui, Stadion Mattoanging yang selama puluhan tahun digunakan PSM Makassar sebagai homebase, dibongkar pada 2020 lalu.

Dua tahun berlalu, stadion Mattoanging tak kunjung dibangun.

Para pecinta bola, khususnya Suporter PSM Makassar, resah dan lelah.

Suporter berharap stadion untuk homebase PSM Makassar segara dibangun, di manapun lokasinya.

Panglima Laskar Ayam Jantan, Daeng Uki, bersama suporter PSM Makassar yang hadir, sepakat lokasi pembangunan stadion tidak harus di Mattoanging.

Stadion di Kawasan Barombong yang telah dimulai pembangunannya sejak era Gubernur Syahrul Yasin Limpo, bisa dipertimbangkan pemerintah untuk dilanjutkan.

"Paling penting adalah tidak ada konflik, tidak ada ego kepentingan, politik. Kita sudah capek," kata Daeng Uki dalam diskusi tersebut.

Turut hadir dalam diskusi pemerhati eks Stadion Mattoanging, Ar Sudjar Adityajaja.

Diskusi dipandu moderator, Imran Djamaluddin.

"Kita lihat, dulu Gubernur Amin Syam bangun Stadion di Sudiang. Kemudian, Gubernur Selanjutnya (Syahrul Yasin Limpo) pilih bangun stadion di Barombong. Lalu, gubernur NA (Nurdin Abdullah) lebih pilih bongkar Stadion Mattoangin, dan sekarang terhenti," jelas Daeng Uki.

Daeng Uki mengatakan, jika mengikuti kehendak pribadi, ia dan suporter lain tentu memilih Stadion Mattoanging tersebut dibangun kembali.

"Dengan sejarah panjang Mattoanging yang tidak bisa dipisahkan dari PSM. Kedua, Mattoanging itu dekat dari rumah saya," ujarnya.

Namun, lanjut Daeng Uki, ego itu harus dilepas.

"Apalagi dengan kabar pembangunan stadion Mattoanging ditunda Pemprov Sulsel ke tahun depan, terkendala anggaran dan berbagai polemik lainnya. Sehingga, paling penting adalah membangun Stadion di Makassar di manapun lokasinya," tegas Daeng Uki

Dalam diskusi tersebut, Ar Sudjar Adityajaja, Daeng Uki, beserta suporter PSM Makassar yang hadir pun sepakat pembangunan stadion harus dikebut.

Adapun kegiatan diskusi didukung sejumlah pihak diantaranya Indogress, Laskar Ayam Jantan, AFS, kanabana, tegelawas, grid architect, Rumah Lisan, Reformazi, Arsimitra, Rostera, dan gofog.

Sejarah Stadion Mattoanging

Dalam diskusi tersebut, Ar Sudjar Adityajaja mengungkapkan Stadion Mattoanging yang dibangun pada 16 Agustus 1955, adalah cagar budaya.

Lanjut dia, okumen-dokumen yang menjadi bukti sejarah bahwa Stadion tersebut telah memenuhi syarat untuk menjadi cagar budaya, sehingga tidak seharusnya dibongkar.

Dia juga sempat menyelamatkan beberapa material bangunan Stadion Mattoanging saat bangunan bersejarah itu dirobohkan.

"Stadion Mattoanging dahulu bernama Stadion Makassar, dibangun untuk kebutuhan perhelatan Akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) IV pada 28 September-6 Oktober 1957. PON ini dibuka Presiden Soekarno yang hadir bersama 13 Duta Besar dan para menteri," ungkap peneliti bangunan bersejarah Stadion Mattoangin.

Jika mengacu pada Undang-undang Cagar Budaya tahun 2010, Bangunan Stadion Mattoanging memenuhi syarat menjadi cagar budaya karena berusia di atas 50 tahun, punya nilai sejarah penting.

Bangunan arsitektur Stadion Mattoanging bergaya Jengki atau Yankee, dibangun oleh Tim Yon Zipur TI-VII/Wirabuana.

Dia menambahkan, pembangunan Mattoanging saat itu ditempuh dengan jalan panjang dan berliku.

Di tengah situasi kisruh politik pasca kemerdekaan, dan pemberontakan.

"Sebelum menjadi stadion, kawasan itu dikenal dengan nama Kampung Mattoanging. Kawasan itu ditempati para pembuat kapal Pinisi, dan juga menjadi pemukiman para mantan pejuang kemerdekaan," kata Ketua Makassar Architectural Heritage Developer Center (MAHDC) yang juga anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sulsel.

Ada beberapa alasan penting mengapa Presiden Soekarno membangun Stadion di Makassar.

Pertama, PON merupakan bagian dari upaya pemerintah membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia telah bangkit dari penjajahan dengan menanamkan rasa nasionalisme dan persatuan bangsa melalui olahraga.

Selain itu, perhelatan PON khususnya sepak bola menjadi upaya pemerintah untuk membujuk para anak muda yang saat itu banyak memilih masuk hutan dan menjadi bagian dari kelompok DI/TII yang dipimpin Kahar Muzakkar.

"Hadirnya Stadion Mattoanging dan perhelatan PON sukses membuat banyak anak muda tertarik, dan kembali ke kota," ujarnya.

"Karena perhelatan PON yang berlangsung aman, Pemerintah Pusat memberikan hadiah kepada Kota Makassar berupa Kantor Pos Besar dan Gedung RRI," imbuhnya. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved