Pembangkit Listrik
36 Perusahaan Bersaing Menangkan Proyek Pembangkit Listrik Sampah Pemkot Makassar
12 diantaranya merupakan perusahaan murni asing, 7 perusahaan modal asing, dan 17 perusahaan modal dalam negeri (PMDN).
Penulis: Siti Aminah | Editor: Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Sebanyak 36 perusahaan bersaing untuk memenangkan proyek pembangkit listrik sampah milik Pemerintah Kota Makassar.
12 diantaranya merupakan perusahaan murni asing, 7 perusahaan modal asing, dan 17 perusahaan modal dalam negeri (PMDN).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Aryati Puspasari Abadi, mengatakan, saat ini proses tender sudah memasuki tahapan pra kualifikasi.
Berkas atau dokumen para perusahaan tersebut akan dievaluasi.
Soal kriteria investor yang dicari, sudah ada tercantum dalam kerangka acuan kerja (KAK) kaya Puspa.
"Jadi perusahaan harus memiliki kesanggupan keuangan, memiliki teknologi terbaru yang ramah lingkungan, dan sudah pernah mengelola satu proyek PSEL atau semacamnya, baik di Indonesia maupun luar negeri," jelas Puspa.
Ia menegaskan, diperlukan keseriusan dari perusahaan untuk menjalankan proyek senilai Rp3,5 triliun ini.
Selain punya modal, perusahaan juga harus punya kemampuan teknologi dan pengalaman yang baik.
Rencananya, pemenang akan ditentukan pada April 2023 mendatang.
"Kalau tidak ada halangan, di bulan April 2023, kami sudah punya calon investor yang terpilih," bebernya.
Tahapan setelah itu, investor akan melakukan feasibility study (fs) atau study kelayakan untuk memahami apa saja yang mereka akan lakukan.
Setelah itu, masih ada proses koordinasi dengan pemerintah pusat terkait kerja sama dan jaminan pembelian listrik bersama PLN, termasuk tipping fee.
Adapun kebutuhan Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (BLPS), kata dia, juga akan ditinjau.
Pemkot diketahui sudah mengalokasikan anggaran tersendiri yang besarannya mencapai Rp96,4 milliar pertahun.
"Jadi nanti kelihatan ketika investor mengajukan, berapa yang harus ditutup oleh pemerintah pusat, karena ini kombinasi juga dengan pusat," jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan, pembangunan PSEL ini diprediksi membutuhkan waktu 1,5 tahun hingga 2 tahun kedepan.
"Kalau seluruh tahapan berjalan lancar, kita berharap akhir tahun 2024 PSEL ini sudah bisa dioperasionalkan. Karena konstruksi itu paling cepat satu setengah tahun atau 2 tahun paling lambat," tuturnya.
PSEL ini nantinya akan dioperasikan menggunakan sampah sebagai bahan bakar yang akan diubah menjadi energi listrik.
Rencananya, sampah yang menggunung di TPA Tamangapa akan menjadi sumber bahan bakar PSEL.
Jika digunakan, maka sekitar 12 hingga 15 tahun, sampah di sana baru akan habis. (*)