Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Tim Pesaing Juara Liga 1 2022/2023 Batal Main di Stadion BJ Habibie, Kerugian untuk PSM Makassar ?

Skuad PSM Makassar sudah melakoni 10 pertandingan di Liga 1 2022/2023 dan masih bersaing ketat dengan sejumlah tim untuk memuncaki klasemen.

Editor: Alfian
Tribun-Timur.com
Skuad PSM Makassar di Liga 1 2022/2023. Lanjutan liga 1 nantinya akan menggunakan sistem bubble to bubble untuk menyelesaikan putaran pertama. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Peluang PSM Makassar menjadi juara Liga 1 2022/2023 terganggu dengan berubahnya sistem kompetisi pascatragedi Kanjuruhan.

Diketahui, PSM Makassar menghuni posisi ke-3 klasemen Liga 1 2022/2023 hingga kompetisi dihentikan sementara.

Skuad PSM Makassar sudah melakoni 10 pertandingan di Liga 1 2022/2023 dan masih bersaing ketat dengan sejumlah tim untuk memuncaki klasemen.

Namun, persaingan juara Liga 1 2022/2023 diprediksi akan mengalami perubahan lantaran sistem kompetisi berubah.

Sebelum terjadi tragedi Kanjuruhan, Liga 1 2022/2023 digelar dengan sistem home and away.

Belakangan, PT Liga Indonesia Baru atau PT LIB selaku operator Liga 1 2022/2023 memutuskan perubahan sistem pertandingan.

Laga selanjutnya atau memasuki pekan ke-12 sistem Liga 1 2022/2023 akan menggunakan bubbel to bubble atau terpusat.

Ini artinya, tak ada lagi tim yang bertindak sebagai tuan rumah ataupun tim tamu.

Rencananya sistem bubble to bubble ini akan berlangsung hingga pekan ke-17 atau putaran pertama berakhir.

Untuk PSM Makassar ada tujuh pertandingan yang akan dilakoni dengan sistem bubble to bubble.

Beberapa diantaranya merupakan laga menghadapi tim-tim pesaing juara Liga 1 2022/2023.

Seperti misalnya Madura United yang saat ini menghuni peringkat kedua klasemen.

Borneo FC yang berstatus pemuncak klasemen.

Serta Persita Tangerang yang menempati posisi ke-4 klasemen Liga 1 2022/2023.

Sialnya, laga Madura United dan Persita Tangerang harusnya dimainkan di Stadion BJ Habibie.

Sebab berdasarkan jadwal sebelumnya di dua laga tersebut PSM Makassar berstatus tuan rumah.

Tapi, sistem bubble to bubble tentu mengubah segalanya.

Padahal, jika PSM Makassar bermain di Stadion BJ Habibie peluang menang cukup besar.

Pasalnya, sejauh ini PSM Makassar tak terkalahkan di markas sendiri.

Satu-satunya tim yang mampu menahan imbang PSM Makassar di Stadion BJ Habibie yakni Persija Jakarta.

Sementara sisanya, seperti Persib Bandung, Bali United, Pesebaya dan Arema FC dilibas.

Liga 1 2022/2023 Dimulai Kembali

PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1 rencanakan kompetisi bergulir 2 Desember dengan sistem bubble to bubble.

Sistem bubble to bubble akan diterapkan pada  enam pertandingan sisa putaran pertama Liga 1 2022/2023 berakhir.

Lokasinya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.  

Empat venue disiapkan, Stadion Jatidiri, Semarang, Stadion Maguwoharjo, Sleman, Stadion Sultan Agung, Bantul dan Stadion Moch Soebroto, Magelang.

Setelah itu, putaran kedua Liga 1 akan dilaksanakan dengan sistem home and away kembali.

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar mengatakan, PT LIB dan PSSI memang perlu menyikapi kelanjutan kompetisi dengan mempertimbangkan berbagai aspek.

Sebab, Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 nyawa menjadi sorotan dunia. Ia khawatir, tragedi serupa bisa kembali terjadi.

“Harus memperhitungkan dari segala aspek, siapa tahu ada terjadi lagi dan  lebih besar dari pada itu (Tragedi Kanjuruhan),” katanya melalui telepon,  Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Tiga Pilar Utama PSM Perkuat Timnas Indonesia, Kerugian atau Kebanggaan?

Baca juga: Pelatih PSM Tavares Yakin Sekampungnya Kalahkan Ghana, Prediksi Portugal Menang 3-1 Dicetak Ronaldo

Olehnya itu, dengan opsi sistem bubble to bubble harus diambil sisi positifnya. Menurutnya, PT LIB dan PSSI tidak akan mengambil keputusan untuk merugikan semuanya. Pasti melihat secara keseluruhan.

“Jadi jangan kita apriori, kenapa begini-begini, karena semua klub tidak mau terjadi hal serupa. Sebagai federasi induk organisasi (PSSI) maupun PT LIB harus melihat secara keseluruhan. Harus optimis saja,” tutur eks asisten pelatih Timnas Indonesia ini.

Walau demikian, Syamsuddin Umar tak pungkiri dengan sistem bubble to bubble akan merugikan  klub Liga 1

Secara materil, klub  kehilangan pemasukan dari penjualan tiket.

Secara moral, pemain tidak mendapat dukungan langsung dari suporternya di stadion.

“Pasti ada kerugian. Kerugian secara materi, pemasukan, prestise main di home pasti ada. Namun, ini risiko dari pada terjadi lagi kasus seperti di Kanjuruhan,” ujarnya.

Terpenting sekarang, menurut eks Kadispora Sulsel ini adalah kasta tertinggi sepak bola Indonesia bergulir dulu.

Tentu, sistem bubble to bubble akan menjadi tolak ukur nantinya kompetisi kembali berjalan dengan sistem home and away.

“Terpenting sekarang adalah liga bergulir. Ini jadi tolak ukur, lalu kembali lagi normaL dan berhati hati lagi. Karena bukan hanya liga dipikirkan, ada juga timnas dan banyak agenda menanti,” tegas Syamsuddin Umar.  (*)

Laga PSM Makassar dengan Sistem Bubble to Bubble

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved