Ismail Bolong
Kesederhanan Kampung Kelahiran Ismail Bolong di Desa Manajeng Bone, Kini Pengepul Batu Bara
Mantan anggota Polres Samarinda Ismail Bolong lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana di Desa Manajeng Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone
TRIBUN-TIMUR.COM, WATAMPONE -- Ismail Bolong mantan anggota Polres Samarinda mendadak viral belakangan ini.
Tidak sedikit publik yang penasaran dengan sosok Ismail Bolong.
Sosoknya viral setelah beredar video tertimoni pengakuan setoran uang Rp6 miliar kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Uang itu disebutkan hasil bisnis tambang ilegal batu bara di Kaltim.
Belakangan video itu diklarifikasi oleh Ismail Bolong dengan alasan adanya tekanan dari Karo Paminal Divisi Propam Polri saat itu, Brigjen Hendra Kurniawan.
Tribun-Timur.com mendatangi kampung kelahiran Ismail Bolong Kamis (10/11/2022).
Ismail Bolong lahir dan dibesarkan di Desa Manajeng Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.
Bone merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 170 kilometer dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca juga: Dari Masjid, Rumah dan Keluarga Ismail Bolong di Bone Pun Akhirnya Mudah Ditemukan
Sementara Desa Manajeng berjarak sekitar 14 kilometer dari Watampone, Ibukota Watampone.
Pantauan Tribun Timur, Desa Manajeng banyak memiliki lahan persawahan. Profesi sejumlah penduduk setempat adalah petani.
Informasi yang dihimpun Tribun-Timur.com, Ismail Bolong lahir dari keluarga sederhana.
Ayahnya berprofesi sebagai petani, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Ismail Bolong menempuh pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas di Kecamatan Sibulue.
Sementara pendidikan SMA diselesaikan di Kota Watampone.
Ismail Bolong adalah anak keenam dari tujuh bersaudara.
Bolong merupakan nama ayah Ismail, yaitu Haji Bolong.
Desa Manajeng masih kental dengan kearifal lokal.
Sejumlah jalan di Desa Manajeng masih belum beraspal.
Perjalanan mesti dilalaui secara pelan.
Ismail Bolong tercatat menjabat Ketua Umum Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone ( KKMB ) Kalimantan Timur ( Kaltim ) periode 2022 - 2027.
KKMB adalah paguyuban diaspora orang Bone, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan ( Sulsel ).
Ungkap Tekanan Brigjen Hendra Kurniawan
Ismail Bolong ternyata pernah merasakan menjadi polisi di Samarinda, Kalimantan Timur.
Hanya saja, Ismail Bolong memilih pensiun dini lantaran ditekan dan diintimisasi oleh mantan Karo Paminal Brigjen Hendra Kurniawan.
Saat Ismail Bolong mengungkap fakta jatah tambang, Hendra Kurniawan sudah dipecat dari kepolisian dan kini berstatus tersangka kasus Brigadir J.
Ismail Bolong viral setelah berani menyebut nama Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto dalam kasus tambang ilegal di Kalimantan.
Komjen Agus dituding sudah terima uang Rp6 miliar dari hasil tambang ilegal milik Ismail.
Ismail Bolong juga nengungkap peran Hendra Kurniawan, di balik intimidasi yang dilakukan olehnya.
Hal ini bermula dari video viral Ismail Bolong, mantan anggota Polri di Poltabes Samarinda, Kalimantan Timur.
Videonya yang viral ternyata di buat pada February 2022.
Ismail Bolong, mengaku dalam kondisi diintimidasi oleh beberapa petinggi polisi, salah satunya Hendra Kurniawan.
Ia pun kemudian meminta maaf pada Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto, atas testimoninya soal penyerahan uang.
Videonya yang beredar menunjukkan dirinya menyetor uang senilai Rp6 miliar ke seorang perwira tinggi Polri.
Ismail juga mengatakan dirinya merupakan anggota polisi di wilayah hukum Polda Jatim yang bekerja sebagai pengepul batu bara dari konsensi tanpa izin.
Kegiatan ilegal itu disebut berada di daerah Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim yang masuk wilayah hukum Polres Bontang, sejak bulan Juli tahun 2020 sampai November 2021.
Dalam kegiatan pengepulan batu bara ilegal, Ismail Bolong mengaku mendapat keuntungan sekitar Rp 5 miliar sampai Rp 10 miliar setiap bulannya.
Ismail mengaku telah berkoordinasi dengan seorang perwira petinggi Polri dan telah memberikan uang sebanyak tiga kali.
Yaitu bulan September 2021 sebesar Rp 2 miliar, bulan Oktober sebesar Rp 2 miliar, dan November 2021 sebesar Rp 2 miliar.
Namun, dirinya mengaku saat video tersebut dibuat, dirinya berada dalam tekanan.
Perekam video itu adalah Paminal dari Mabes.
Dia menyebut, testimoni itu dilakukan dengan ponsel milik 1 dari 6 anggota Paminal Mabes yang datang ke Balikpapan.
"Saya ingat, saya di hotel sampai subuh, dikawal 6 anggota dari mabes," katanya.
Karena tak bisa ngomong, dan dalam tekanan, akhirnya terus intimidasi dan dibawa ke hotel.
Di kamar hotel lantai 16, seorang bintara sudah menulis konsep apa yang harus saya baca.
"Saya sampai tiga kali ditelepon Jenderal Hendra, dan diancam akan dibawa ke Propam Mabes kalau tidak baca itu testimoni." katanya.
Akhirnya, konsep tulisan itu dia bacakan dan direkam pakai handphone.
Dia menyebut, karena tekanan dan ancaman dari Brigjen Hendra Kurniawan (kala itu Karo Paminal Propam Mabes Polri) itu.
Ismail Bolong sampai mengajukan pensiun dini bulan April 2022, namun baru disetujui 1 Juli 2022.
Usai videonya viral, Ismail Bolong meminta maaf kepada salah satu petinggi Polri.
Dia juga menyampaikan, tak ada penyerahan uang seperti yang dismpaikan sebelumnya.
Usai video itu viral, Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur, dan sejumlah akademisi, organisasi non-pemeritah mendesak kepolisian.
Supaya menangani kejahatan lingkungan tambang ilegal.
Perwakilan Koalisi Herdiansyah Hamzah menyebut sudah lama menduga ada keterlibatan aparat dalam kejahatan tambang ilegal.(bersambung)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita