Sungai Battang
AMT Kecewa, Pemkot Palopo Hanya Keruk Sungai Battang Selama Dua Hari, Ancam Tutup Jalan Lagi
AMT adalah aliansi yang getol meminta normalisasi Sungai Battang untuk mencegah banjir di wilayah itu.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Muh. Irham
TELLUWANUA, TRIBUN-TIMUR.COM - Aliansi Masyarakat Telluwanua (AMT) merasa dipermainkan oleh Pemkot dan DPRD Kota Palopo.
AMT adalah aliansi yang getol meminta normalisasi Sungai Battang untuk mencegah banjir di wilayah itu.
Perwakilan AMT, Awal mengaku kesal dan kecewa.
Lantaran alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Palopo hanya dua hari bekerja mengeruk sedimen di sungai.
Kemarahan Awal cs semakin bertambah dengan batalnya mereka bertemu dengan balai.
"Padahal kami sudah dijanji oleh anggota DPRD untuk dipertemukan dengan balai yang menangani sungai yang berada di wilayah perbatasan antar daerah," kata Awal, Kamis (10/11/2022).
Melihat hal ini, Awal bersama masyarakat akan kembali demo.
Serta menutup total jalan Trans Sulawesi dan menebang pohon.
"Apa boleh buat, kami akan unjuk rasa lagi dan menutup jalan," paparnya.
Sebagai informasi, AMT sudah dua kali demo menuntut normalisasi Sungai Battang.
Lantaran air sungai tersebut kerap meluap dan menyebabkan ratusan rumah warga terendam air.
Demo pertama dilakukan pada Rabu (19/10/2022).
Ketika itu pendemo menutup sebagian Jl Trans Sulawesi di Jembatan Miring atau perbatasan Palopo-Luwu.
Puas orasi di jalan, massa mendatangi Kantor DPRD Palopo.
Demo yang berujung ricuh itu tidak membuahkan hasil.
Massa kemudian melakukan demo susulan pada Rabu (24/10/2022).
Dalam demo kedua itu, massa menutup total Jl Trans Sulawesi di Jembatan Miring termasuk jalan alternatif.
Massa baru membubarkan diri setelah didatangi anggota DPRD dan dijanji tuntutan mereka segera ditindaklanjuti.
Karena janji itu tidak memuaskan, warga ancam kembali demo.(*)