Penyerangan
SMA 10 Gowa Diserang, Guru Diancam Pakai Busur
Dari video amatir yang beredar pada Kamis (3/11/22) kemarin, memperlihatkan sejumlah OTK tetiba menyerang di SMA 10 Gowa.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Muh. Irham
GOWA, TRIBUN-TIMUR.COM - Siswa di SMA 10 Kabupaten Gowa Jl Mustafa Dg Bunga, Kecamatan Somba Opu, diserang oleh sejumlah orang tak dikenal (OTK).
Aksi penyerangan ini sempat direkam oleh salah seorang siswa dari dalam kelasnya.
Dari video amatir yang beredar pada Kamis (3/11/22) kemarin, memperlihatkan sejumlah OTK tetiba menyerang di SMA 10 Gowa.
Terlihat dua orang tak dikenal menggunakan jaket berwarna hitan dan abu-abu masuk ke dalam sekolah dan menyerang.
Mereka menyerang menggunakan busur dan batu.
Seketika, pelajar dari SMA 10 Gowa berlari ke depan gerbang melakukan perlawanan.
Aksi kejar-kejaran pun terjadi hingga keluar sekolah
Salah seorang guruguru SMA 10 Gowa, Andi Akbar menjelaskan ketika terjadi penyerangan tersebut ia sedang berdiri dan melihat sekitar dua orang diduga pelaku penyerangan berdiri di depan pagar.
"Kemudian pada saat ada suara batu, saya langsung keluar dan melihat situasi di luar gerbang sekolah, ternyata sudah ada dua orang pegang busur," ujarnya, Jumat (4/11/22)
Lanjutnya, ia bergegas ke samping kiri pos satpam untuk menghindari busur. Karena pelaku mengancam Andi Akbar tepat di depannya.
"Jadi saya bergegas ke sisi kiri pos Satpam untuk menghindari busur, karena dia (pelaku) sudah mengancam pas di depan saya," katanya.
Dia mengaku tidak melihat muka atau wajah pelaku. Namun terduga pelaku tidak mengenakan pakaian sekolah.
"Saya tidak lihat mukanya (pelaku) tapi dia tidak mengenakan pakaian sekolah, lalu dia pakai masker dan helm menutupi wajahnya. Iya sempat masuk dua orang (diduga pelaku) ke dalam sekolah," katanya.
Meski demikia, Andi Akbar belum mengetahui motif penyerangan tersebut.
Para pelaku juga disebut melontarkan kata-kata kasar saat menyerang.
"Sudah sampai tiga kali (ada penyerangan), pada saat jam sekolah kejadiannya," jelasnya
"Pembelajaran tetap berlangsung tapi belajar dari rumah untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan," pungkasnya. (*)