Pilpres 2024
Isu PKS Ditawari 2 Jatah Menteri Supaya Batal Dukung Anies Baswedan Bikin Nasdem Emosi, Sebut Bejat
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya emosi saat mendengar isu PKS yang diiming-imingi jatah dua menteri agar menarik dukungannya dari Anies Baswedan
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ditawari jatah dua menteri supaya menarik dukungannya dari Anies Baswedan sudah sampai ke Partai Nasdem.
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya emosi saat mendengar isu PKS yang diiming-imingi jatah dua menteri agar menarik dukungannya dari Anies Baswedan yang akan maju di Pilpres 2024.
Willy curiga ada pihak yang sedang berusaha menjegal Anies agar tidak maju bertarung di Pilpres 2024.
Willy mengatakan politik Indonesia saat ini dianggap kotor.
"Kenapa politik kita hari ini dianggap bejat, dianggap kotor, dianggap suram?. Narasi-narasi ini mendegradasi, mendegradasi dua ranah.
Teman-teman catat ini, mendegradasi PKS, mendegradasi kekuasaan hari ini. You can imagine, kalau narasi ini dikembangkan," ujar Willy di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Nada suara Willy terdengar terus meninggi saat memberi penjelasan berikutnya.
Willy menyinggung bahwa PKS sejak awal sudah mendeklarasikan diri sebagai oposisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ibarat mau berbuka, ini sudah azan Ashar, sebentar lagi sudah azan Maghrib. Terus mereka ditawarin seperti itu? Dan mereka sudah statement, ini narasi yang benar-benar picik," tuturnya.
"Begitu juga dengan kekuasaan, bagaimana wajah kekuasaan ini ketika menerima itu? Benar-benar pragmatisme, benar-benar transaksional, dan benar-benar apa yang selama ini berkembang untuk menjegal Anies terjadi," sambung Willy.
Willy mengatakan, koalisi Nasdem-Demokrat-PKS sepakat menilai bahwa orang-orang yang berpolitik dengan narasi picik seperti itu adalah orang-orang yang memiliki pedoman politik hitam, kotor, dan kumuh.
Menurutnya, seharusnya politik di Indonesia dipenuhi dengan harapan dan kerja sama.
"Jadi saya melihat ini orang-orang yang tidak memiliki obligasi terhadap bagaimana majunya republik, sehatnya perpolitikan kita, matangnya demokrasi kita," paparnya.
Willy menegaskan dirinya mengutuk keras orang-orang yang berpolitik dengan cara picik seperti itu.
Akan tetapi, Willy mengklaim dirinya tidak yakin ada elite politik yang seperti itu.