Sumpah Pemuda; Pemuda 1928 dan Mimpi Indonesia
Pra-Kemerdekaan yang menentukan pilihan- pilhan politik Bapak- Ibu bangsa kita selanjutnya adalah Kongres Pemuda I dan II.
Kedua, berkumandangnya lagu Indonesia Raya.
Sebagai sebuah pernyataan “Kemerdekaan” yang saat itu bagi banyak orang dianggap mimpi.
Bahkan menurut sejarawan JJ Rizal menjadi tertawaan termasuk oleh pihak Belanda.
Padahal jika menyadari dampaknya, maka tentulah, lain hal yang akan tercatat dalam sejarah dan mereka yang hadir dalam kongres pemuda tersebut akan bernasib sama dengan tokoh- tokoh gerakan.
Ditangkapi atau diasingkan.
Baca juga: Waspada Macet Hari Sumpah Pemuda, 20 Titik Jalan di Makassar Bakal Diduduki Pengunjuk Rasa
Sikap keumuman kaum penjajah yang menganggap bahwa apa yang dibicarakan oleh kaum muda saat itu mereka anggap satu hal yang utopis dengan melihat mereka yang hadir hanya sekumpulan pemuda berusia belasan tahun yang tidak punya pengaruh luas baik secara fisik maupun fikir, dan juga melihat kondisi keterbelahan wilayah kepulauan nusantara yang disertai dengan keterbatasan gerak, informasi dan komunikasi adalah yang menguatkan kesimpulan mereka (Belanda) bahwa syarat mengagitasi forum kongres tersebut potensinya sangat kecil .
Tapi begitulah kaum muda yang seharusnya.
Selalu tampil dengan kelugasan pikir dan tindaknya.
Mereka selalu menggerakkan roda transformasi dengan tulus.
Bagi pemuda umumnya, revolusi berarti tantangan untuk mencari nilai-nilai baru.
Mimpi Indonesia
Sumpah Pemuda adalah satu mimpi besar bagi kaum muda 1928.
Saya menyebutnya sebagai sebuah revolusi tanpa darah, sebuah gerakan yang sesungguhnya melampaui zamannya, dan sekaligus menjadi pernyataan lahirnya sebuah bangsa yang para pelaku sejarahnya mungkin saja tidak memikirkan bahwa efek bola salju yang mereka gelindingkan akan membesar dan mempengaruhi zaman selanjutnya.
Sumpah Pemuda adalah mimpi tentang sesuatu yang ideal, tentang sebuah jahitan yang sekian lama diperjuangkan secara sektarian didaerah masing- masing telah dipraktikkan oleh pendahulunya dan belum menemukan jalannya.
Mimpi Indonesia yang dicetuskan kaum muda tersebut memberikan pesan berharga bahwa perjuangan menegakkan kemerdekaan bukan melulu tentang pertempuran bersenjata. Sebab begitu banyak pertempuran- pertempuran kecil hingga terbesar sekalipun nampak begitu mudah ditumpas hanya karena tidak adanya kebersatuan.