Bulan Inklusi Keuangan 2022
Kepala OJK Regional 6: Bulan Inklusi Keuangan 2022 di Parepare Arahkan Digitalisasi UMKM
Puncak kegiatan BIK akan menghadirkan ekspo dan tawaran-tawaran menarik lainnya baik sektor UMKM, keuangan, maupun perumahan.
Penulis: M Yaumil | Editor: Ina Maharani
Makassar, Tribun - Seminar dalam rangka bulan inklusi keuangan (BIK) di Auditorium Bj Habibie, Jumat (28/10) siang.
Seminar bertajuk Literasi Keuangan Digital Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Daerah ditayangkan live di YouTube Tribun Timur.
Hadir sebagai nara sumber Wali Kota Parepare Taufan Pawe, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional enam Sulawesi Maluku dan Papua Darwisman, Asisten Direktur Bank Indonesia, Devy Ika Puspitosari, Kepala Bagian Edukasi dan
Perlindungan Konsumen Kantor OJK Regional 6 Normasita dan Owner KOPIASIK.ID Abd Rahim.
Puncak kegiatan dicanangkan di Kota Parepare dari tanggal 28 Oktober sampai 30 Oktober 2022 bertempat di Tonranger River Side. Kegiatan akan diisi 80 lebih UMKM dari berbagai sektor barang dan jasa.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua Darwisman mengatakan Kota Parepare mempunyai ikon.
Selain itu, posisi kota kelahiran presiden ketiga sangat strategis sehingga masyarakat Sulawesi Selatan dan sekitarnya bisa hadir dalam perayaan BIK ini.
"Alasan perayaan BIK di Kota Parepare karena mempunyai icon yang patut kita banggakan tentunya juga mempunyai dorongan kearah ekonomi digital. Selain itu letaknya yang berada di tengah sehingga daerah sekitarnya dapat hadir merayakan BIK 2022 ini," katanya.
Puncak kegiatan BIK akan menghadirkan ekspo dan tawaran-tawaran menarik lainnya baik sektor UMKM, keuangan, maupun perumahan.
"Nanti di ekspo itu ada 80 gerai dari industri keuangan, UMKM unggulan, dan perumahan karena banyak sekali penawaran yang menarik dan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat," jelasnya.
Expo tersebut untuk mendorong penjualan para pelaku usaha khususnya UMKM yang diarahkan ke digitalisasi. Lebih lanjut, keuangan digital mengarah pada transaksi yang lebih mudah dan cepat.
"Kalau cara tradisional transaksi ekonomi menggunakan uang tunai. Namun jika sudah digitalisasi penggunaan uang tunai minim. Artinya kehidupan masyarakat kedepannya akan dipermudah melalaui transaksi digital seperti gofood, tokopedia, serta aplikasi pembayaran seperti mobile banking, dan layanan keuangan digital yang nanti tentunya akan mempermudah masyarakat," ujar Kepala Regional enam OJK.
Keuangan digital dan dorongan ekonomi sangat dibutuhkan masyarakat dalam segala sektor. Terlebih tahun depan diprediksi Indonesia akan menghadapi resesi ekonomi.
Menjawab tantangan itu, Dariwisman menerangkan, pihaknya siap bersinergi dengan seluruh daerah dalam meningkatkan ekonomi digitalisasi.
"Dorongan digitalisasi, cetak biru perbankan, fokus pada produk cepat, murah, kompetitif, dan perluasan akses masyarakat. OJK melakukan berbagai langkah kebijakan bersama stakeholder," terangnya.