Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anggota Polisi

Cerita Perjuangan Fadly, Anggota Polisi yang Lulus dari Jalur Penghafal Al Quran

Fadly kecil, termotivasi menjadi polisi karena beranggapan polisi seperti pahlawan super.

Penulis: M Yaumil | Editor: Muh. Irham
Tribun Parepare/M Yaumil
Nur Fadly (19) pria kelahiran Kabupaten Bulukumba yang bercita-cita menjadi polisi. Kini ia telah menjadi polisi dari jalur Penghafal Al Quran 

PAREPARE, TRIBUN-TIMUR.COM - Nur Fadly (19) pria kelahiran Kabupaten Bulukumba yang bercita-cita menjadi polisi. Cita-citanya tercapai saat dirinya dinyatakan lulus seleksi menjadi Bintara Polri lewat jalur penghafal Al Quran.

Fadly kecil, termotivasi menjadi polisi karena beranggapan polisi seperti pahlawan super.

"Sejak kecil saya menganggap polisi itu seperti pahlawan super, menangkap penjahat, itu motivasi saya," katanya saat ditemui di Mako Brimob Parepare, Rabu (19/10/2022).

Setelah lulus SMA, Fadly langsung mendaftar polisi namun terkendala di umur yang belum cukup 18 tahun.

Kemudian, sembari menunggu Fadly memutuskan untuk murojaah atau mengasa hafalan Al Quran sampai pembukaan pendaftaran berikutnya.

Selama enam bulan, anak bungsu dari dua bersaudara itu mengasah hafalan 10 juz.

Kemudian, dia diinformasikan oleh tetangganya yang seorang anggota polisi Polres Bulukumba bahwa Polri membuka pendaftaran jalur penghafal Al Quran.

Dengan semangat dan restu orang tua, Fadly bergegas mendaftar lewat jalur penghafal Al Quran.

"Tetangga saya kasih informasi langsung saya pergi ke Polres mendaftar. Saking semangatnya, itu hari hujan-hujanan saya berangkat," jelas alumni Madrasah Aliyah DDI Mattoanging Kabupaten Bantaeng.

Berkas Fadly sempat ditolak oleh panitia pendaftaran karena ada berkas yang tidak sesuai.

Namun berkat bantuan dan suport orang tua Fadly dapat mengikuti seleksi.

"Berkas saya sempat ditolak. Di situ orang tua saya aktif sekali bantu saya lengkapi berkas. Bolak-balik kantor camat, kantor desa untuk kasih lengkap dokumen," ujarnya.

Setelah itu, Fadly menjalani tes dengan dua orang lainnya. Beruntung dua kandidat tersebut jatuh di usia dan tinggi badan yang tidak sesuai.

"Saya tes sama ada dua orang lain. Tapi mereka jatuh di tinggi badan dan usia tidak sesuai. Alhamdulillah saya lolos dan lanjut seleksi di Makassar," ucap Fadly sambil tersenyum.

Saat hendak di tes, Fadly merasa deg-degan karena jarang murojaah hafalan. Namun dia tetap menjalankan niatnya sejak awal.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved