PSM Makassar
Syamsul Chaeruddin Legenda PSM Makassar Pernah Hengkang ke Persija tapi Dipulangkan Sadikin Aksa
Di eranya Syamsul Chaeruddin merupakan ikon dari PSM Makassar lantaran filosofi permainan yang keras dan tanpa menyerah ada pada dirinya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Bagi warga kota Makassar tentu tak asing dengan nama Syamsul Chaeruddin utamanya bagi para pecinta PSM Makassar.
Daeng Sila nama lain dari Syamsul Chaeruddin merupakan legenda hidup PSM Makassar yang kini sudah gantung sepatu.
Kiprahnya bersama PSM Makassar tak diragukan lagi, meskipun Syamsul Chaeruddin tak sekalipun mempersembahkan trofi untuk klub berjuluk Juku Eja itu.
Di eranya Syamsul Chaeruddin merupakan ikon dari PSM Makassar lantaran filosofi permainan yang keras dan tanpa menyerah ada pada dirinya.
Dari jenjang junior hingga ke tim senior Syamsul Chaeruddin setia bersama PSM Makassar.
Namun, ada masa ketika ia harus hengkang dari PSM Makassar dan hal itu selalu dikenang oleh pecinta Pasukan Ramang.
Pada tahun 2010 saat kompetisi di Indonesia mengalami dualisme, dimana PSM Makassar hijrah ke IPL, Syamsul Chaeruddin menjadi salah satu 'korban'.
Ia pun memilih hijrah ke Persija Jakarta yang bermain di ISL hingga tahun 2011.
Selepas dari Persija, Syamsul Chaeruddin lantas direkrut Sriwijaya FC pada musim 2011-2012.
Tetapi saat bersama Sriwijaya Syamsul Chaeruddin tak bertahan selama semusim.
Cerita menarik hadir kala itu, saat dirinya sudah berada di Palembang, markas dari Sriwijaya FC.
Syamsul Chaeruddin bercerita bahwa saat itu merupakan kesempatan dirinya mengangkat trofi bersama Sriwijaya.
"Waktu itu kan Sriwijaya dilatih sama Rahmad Darmawan yang juara waktu itu, tahun itu saya gabung tapi saya tidak selesai satu musim," kata Syamsul kepada Tribun-Timur.com beberapa waktu lalu.
Alasannya hengkang dari Sriwijaya lantaran ia dihubungi oleh pihak manajemen PSM Makassar yang saat itu.
"Saya ditelpon sama Pak Sadikin (Sadikin Aksa) bilang kau pulang bantu PSM," kenangnya.
Tanpa pamit kepada pihak Sriwijaya, Syamsul memilih kabur dari mess dan terbang menuju Makassar.
"Tidak ada yang tahu saya waktu itu balik ke Makassar," katanya.
Ia mengungkapkan saat ditelepon oleh Sadikin Aksa, Syamsul tak pikir panjang.
Sebab menurutnya saat itu PSM Makassar tengah berjuang di fase playoff untuk bisa bertahan di Liga Indonesia.
"Istilahnya orang Makassar harus ada pacce ta', ini klub yang besarkan saya masa saya tidak bantu," ujarnya.
Syamsul Chaeruddin mengakhiri karier sepakbolanya pada tahun 2019 lalu.
Namun, pemilik nomor punggung 8 itu tak mengakhiri kariernya di PSM melainkan di PSS Sleman.
Terakhir kali ia berseragam PSM Makassar yakni pada tahun 2017 lalu.
Kiprah Syamsul Chaeruddin
PSM Makassar pernah memiliki seorang gelandang yang memiliki energi seperti kuda. Tak heran ia dijuluki Pavel Nedved-nya Indonesia.
Ia adalah Syamsul Bachri Chaeruddin. Syamsul kemudian menjelma menjadi ikon klub di medio 2000an yang kini menjadi legenda hidup PSM Makassar.
Syamsul Chaeruddin merupakan produk asli binaan akademi PSM Makassar yang promosi ke skuat utama pada musim 2001.
Skill-nya pun makin meningkat sebab sempat dimentori langsung oleh Bima Sakti kemudian berduet dengan Ponaryo Astaman.
Baca juga: Liga 1 2022/2023 Digelar Awal November tapi Ada Kabar Buruk untuk Fans PSM Makassar
Baca juga: Ananda Raehan Gelandang Petarung PSM Makassar, Mirip Gaya Main Syamsul Chaeruddin
Menurut catatan pengamat, pemain asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini memiliki kharisma sebagai pemimpin dan determinasi yang tinggi.
Dijuluki sebagai Pavel Nedved-nya Indonesia, Syamsul Chaeruddin memiliki gaya main yang sama dengan legenda Juventus tersebut.
Di PSM Makassar, Syamsul selalu identik dengan nomor punggung 8.
Ia memperkuat PSM Makassar sejak 2001 hingga 2010.
Syamsul sempat merantau untuk membela Persija Jakarta dan Sriwijaya FC kemudian kembali lagi berjersey Pasukan Ramang pada musim 2012.
Menjalani periode kedua bersama klub kebanggannya tersebut, Syamsul bertahan hingga akhir musim Liga 1 2017.
Laga perpisahannya pun terjadi pada pekan pamungkas kala PSM menjamu Madura United yang berakhir dengan kemenangan telak 6-1.
Sebagai laga perpisahan bersama klub yang sangat dicintainya, tentu saja Syamsul merasakan sedih yang amat dalam.
Apalagi ia gagal mempersembahkan gelar juara untuk PSM.
Cucuran air mata tak kuasa dibendungnya kala menghadiri sesi jumpa pers pasca laga.
Setelah tak bersama PSM lagi, Syamsul sempat memperkuat Borneo FC pada pra musim 2018 kemudian akhirnya berlabuh ke klub Liga 2 kala itu, PSS Sleman.
Akhirnya, pada akhir pria yang akrab disapa Daeng Sila' ini memutuskan untuk gantung sepatu.
Untuk sepak terjang bersama Timnas Indonesia, Syamsul telah menembus Timnas U-21 pada tahun 2002 dan naik ke U-23 setahun berselang.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita