Ganjar Pranowo
Ngadu ke Ganjar Pranowo, Adi Suryadi Culla: Pendidikan Kurang Diperhatikan Pemerintah
Para akademisi itu berdiskusi dengan Ganjar Pranowo usai melaksanakan Salat Maghrib berjamaah.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Akademisi dari berbagai kampus di Makassar turut menyambut kedatangan Ganjar Pranowo di kediaman Puang Makka, Jl Baji Bicara, Mamajang, Kota Makassar, Sabtu (8/10/2022).
Salah satunya adalah akademisi dari Universitas Hasanuddin yang juga merupakan Koordinator Forum Dosen Adi Suryadi Culla.
Para akademisi itu berdiskusi dengan Ganjar Pranowo usai melaksanakan Salat Maghrib berjamaah.
Mereka berdiskusi di sebuah ruangan RASINDO. Ganjar Pranowo duduk di bagian depan bersama Puang Makka.
Selain akademisi, juga ada budayawan dan Wakil Rektor Bidang SDM Universitas Hasanuddin Prof Farida Patittingi yang datang mendampingi Ganjar Pranowo.
Mereka membahas terkait masalah pendidikan dan pembangunan yang ada di kawasan timur Indonesia saat ini.
Kepada Ganjar Pranowo, Adi Suryadi Culla mengatakan selama ini pemerintah kurang perhatian terhadap dunia pendidikan termasuk perguruan tinggi.
Menurutnya, banyak konsep dan gagasan dari periode ke periode, tapi tidak mampu mendorong pendidikan tinggi untuk lebih maju khususnya di Indonesia Timur.
Bukan hanya pendidikan tinggi, tapi mulai dari pendidikan dasar dan juga pendidikan menengah.
"Pengalaman saya mengamati dan merasakan seperti itu. Komitmen pemerintah sangat lemah sehingga membuat bangsa kita tidak bisa bersaing sampai sekarang," katanya.
Ia menyebutkan komitmen 20 persen APBN untuk pendidikan tidak berjalan dengan baik. Apalagi yang di daerah.
Kemudian komitmen terkait dengan kurikulum juga masih bermasalah. Belum ada solusi terbaik dari pemerintah.
Yang ada, kata dia, kurikulum selalu diganti dari pemerintah ke pemerintah selanjutnya.
"Ini problem kita sebetulnya karena setiap pemerintah yang menjabat, yang mau dilihat itu hanya kemajuan infrastruktur," katanya.
"Kita tidak ingin lagi bangsa ini kedepan mengabaikan dunia pendidikan," tambahnya.
Menurutnya masalah pendidikan ke depan perlu dibenahi. Harus didiskusikan bersama.
Selain persoalan pendidikan, masalah krusial di kawasan timur Indonesia adalah infrastruktur dan non infrastruktur.
Menurutnya, infrastruktur yang ada di Indonesia bagian barat dan Timur masih ada ketimpangan dan perbedaan yang sangat jauh.
Bagi Adi Suryadi Culla, selama ini tidak pernah ada janji yang diselesaikan secara baik oleh pemerintah dari masa ke masa berkaitan dengan ketimpangan yang terjadi di kawasan Timur Indonesia.
"Ketimpangan itu sangat berat sekali apalagi berbicara terkait infrastruktur. Saya kira ini menjadi persoalan besar menurut kami di kawasan Timur," ujarnya.
Ia berharap pemimpin ke depan ada yang bisa secara signifikan membuat program yang lebih baik. Khususnya di bidang pendidikan dan pemerataan infrastruktur di kawasan Timur Indonesia.
"Ketimpangan ini saya kira yang tidak bisa diselesaikan oleh pemimpin-pemimpin yang ada selama ini," katanya.
"Kita berharap ada pandangan dari Pak Ganjar yang menjadi visi pak ganjar membangun Indonesia menjadi lebih baik ke depan," kata Adi Suryadi Culla.
Berbagai persoalan yang disampaikan para akademisi itu tidak ditanggapi langsung oleh Ganjar Pranowo.
Ia beralasan waktu yang sudah sangat mepet. Apalagi ia ingin juga menemui Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman malam ini.
"Hehe kan tidak enak kalau saya ke Sulsel baru tidak menemui gubernurnya," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo berjanji akan menjawab dan mendiskusikannya di lain waktu.
Menurutnya, saat ini perkembangan teknologi sudah semakin canggih. Sehingga diskusi bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.
"Nanti kalau ada waktu kita buat zoom meeting untuk mendiskusikan ini," katanya.(*)