Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Maulid Nabi Muhammad SAW

Pernak-pernik Maulid Nabi Muhammad SAW Mulai Ramai di Pasar Tramo Maros, Pedagang Untung Banyak

Salah satu pedagang, Ramlah mengatakan dirinya mulai menjual pernak-pernik sejak dua minggu yang lalu.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Muh. Irham
Tribun Maros/Nurul Hidayah
Pengunjung Pasar Tramo memilih pernak-pernik Maulid Nabi Muhammad SAW, Kamis (6/10/2022). Jelang Maulid, para pedagang mengaku banjir pembeli, khsusnya tusuk telur yang banyak diminati 

MAROS, TRIBUN-TIMUR.COM - Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW, pernak-pernik Maulid mulai banyak bermunculan di pasar Tramo Buttasalewangan Maros.

Pantauan langsung Tribun Timur, mulai dari pintu kompleks pasar hingga kedalam ruangan pasar hampir setiap lapak pedagang dihiasi pernak-pernik Maulid.

Salah satu pedagang, Ramlah mengatakan dirinya mulai menjual pernak-pernik sejak dua minggu yang lalu.

“Alhamdulillah kita sudah berjualan kurang lebih dua minggu, biasanya kita jualan hingga sebulan lebih untuk pernak-pernik ini,” katanya, Kamis (6/10/2022).

Ia menjelaskan ada banyak pernak-pernik yang ditawarkan mulai dari bunga-bunga berbahan plastik, tusuk telur yang terbuat dari bambu yang telah diperhalus juga dibalut kain kertas manila.

“Yang paling banyak diminati itu tusuk telur yang memuat satu butir telur,” ucapnya.

Ia mengatakan pernak-pernik dijajakan dengan harga yang bervariasi. 

Tusuk telur yang berisi 100, dijual seharga Rp20 ribu.

Sementara untuk bunga hias dijual Rp60 ribu.

Ia mengatakan tahun ini pembeli lebih ramai jika dibandingkan dengan tahun lalu, lantaran anak sekolah sudah mulai masuk.

“Jadi banyak anak sekolah yang mulai berburu pernak pernik untuk acara di sekolah mereka,” bebernya.

Ia mengatakan omzet yang didapat mencapai Rp800 ribu per hari.

Sementara itu, salah seorang pembeli Khanifah mengaku setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dirinya selalu menyiapkan menu ayam dengan berbagai masakan tradisional, termasuk telur rebus yang diberi aneka warna kulitnya.

"Nah wadahnya itu biasanya ember, baskom atau perahu hias. Tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun," jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved