Tragedi Kanjuruhan
Saksikan Fans Arema FC Tewas di Depan Mata, Mimik Adilson Maringa Disorot Usai Tragedi Kanjuruhan
Pada laga Arema FC vs Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang, Adilson Maringa diturunkan sebagai starter
TRIBUN-TIMUR.COM - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang pada laga Arema FC vs Persebaya begitu membekas diingatan Adilson Maringa yang merupakan kiper Singo Edan.
Di malam yang begitu tragis, Adilson Maringa menyaksikan langsung sejumlah fans Arema FC meninggal tepat di depan matanya.
Pada laga Arema FC vs Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang, Adilson Maringa diturunkan sebagai starter namun gagal mempersembahkan kemenangan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Penyesalan pun menghampiri Adilson Maringa pada saat usai laga dan berusaha untuk meminta maaf kepada fans Arema FC yang memenuhi stadion dengan berkumpul bersama pemain lainnya di tengah lapangan.
Namun, kebrutalan selanjutnya terjadi yang pada akhirnya sebanyak 125 orang tewas pada momen itu.
Setelah kejadian itu para pemain Arema FC termasuk Adilson Maringa pun mengunjungi rumah duka hingga menabur bunga di Stadion Kanjuruhan.
Terlihat ekspresi Adilson Maringa nampak dalam situasi terguncang.
Dengan tatapan kosong Adilson Maringa mencoba memberikan semangat kepada keluarga korban yang ditinggalkan.
Menurut Adilson Maringa, sepanjang karier sebagai seorang pesepak bola profesional inilah Atmosfer mencekam pertama kali dirasakannya.
“Ya ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya. Kami masih merasakan panik saat ini. Saya bahkan tidak tahu harus mengatakan apa. Saya syok,” kata kiper asal Brasil ini dikutip dari Kompas.com.
“Saya harap saya bisa melakukan sesuatu, begitu pula FIFA yang mengurus sepak bola. Tapi saya rasa, ini seperti bukan sepak bola,” kata Adilson Maringa.
Pada laga bertajuk derbi Jawa Timur tersebut, Adilson Maringa tampil 90 menit.
Dalam pertandingan tersebut tim berjuluk Singo Edan harus mengakui kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Ia hanya bisa tertunduk lesu sesudah bertanding di lapangan Kanjuruhan.
Dalam sejumlah video amatir yang beredar, Adilson Maringa tampak diserbu para penton yang turun dari tribun.
Kiper berusia 30 tahun itu mendapat pelukan hangat dari sejumlah penonton.
“Sepak bola itu adalah ketika kami bermain di lapangan dan suporter memberikan dukungannya. Mereka bisa menikmati setiap kemenangan dan tentu saja mereka bisa protes kalau kalah. Tapi yang terjadi seperti bukan sepak bola,” ucapnya.
Selepas dikerubungi suporter, Adilson Maringa melenggang masuk ke dalam ruang ganti.
Sama seperti anggota tim lainnya, ia tidak tahu persis apa yang terjadi terjadi di dalam lapangan begitu ofisial kedua tim telah masuk ke dalam ruangan.
Ia menjelaskan ketika berada di ruang ganti, ada sejumlah penonton yang masuk ke ruang yang harusnya dikhususkan kepada tim Arema FC.
Kondisi para penonton itu tidak baik.
Hal yang semakin membuat Adilson Maringa panik adalah beberapa dari mereka kehilangan nyawa di hadapannya.
“Ada yang bilang kalau ada tujuh atau delapan yang meninggal, tetapi saya hanya melihat tiga orang. Itu yang membuat saya panik,” kata kiper berusia 32 tahun itu.
“Saya rasanya menangis melihat hal tersebut di depan mata saya. Saya hanya bisa menyampaikan dukacita kepada para keluarga korban yang ditinggalkan,” katanya.
Untuk saat ini, Adilson Maringa belum tahu apa yang akan dilakukan oleh tim.
Kepastian penundaan kompetisi membuat para pemain, termasuk dirinya, hanya akan menunggu keputusan selanjutnya yang akan diambil oleh federasi.
Liga 1 Dihentikan!
Tragedi di Stadion Kanjuruhan berbuntut panjang hingga dihentikannya Liga 1 hingga 3.
Pengumuman gelaran Liga 1 hingga Liga 3 dihentikan disampaikan Menko Polhukam sekaligus Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Mahfud MD.
Keputusan yang diambil TGIPF tersebut berdasarkan keputusan rapat perdana TGIPF pada Selasa (4/10/2022).
Penghentian gelaran Liga 1 hingga Liga 3 telah disetujui oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali.
"TGIPF ini tadi juga menekankan dan disetujui oleh Menpora yang berpayung PSSI terutama Liga 1, 2, dan 3 supaya dihentikan," ujarnya dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Kemenko Polhukam RI.
Baca juga: Liga 1 Ditunda Akibat Tragedi Kanjuruhan, PSM Makassar tetap Latihan Sadikin Aksa Jamin Gaji Aman
Baca juga: Belum Ada Kepastian Kapan Liga 1 Bergulir Kembali, PSM Makassar Tetap Latihan
Mahfud mengungkapkan Liga 1 hingga Liga 3 dapat diselenggarakan kembali ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan adanya normalisasi.
Normalisasi tersebut, kata Mahfud, juga menunggu hasil rekomendasi dari TGIPF.
"Sampai Presiden menyatakan bisa dinormalisasi setelah tim ini (TGIPF) menyampaikan rekomendasinya seperti apa normalisasi itu harus dilanjutkan," katanya.
Lebih lanjut, Mahfud mengungkapkan TGIPF berupaya untuk melaporkan hasil kerja ke Jokowi dalam waktu tiga pekan.
Iklan untuk Anda: Perhatian! Sebuah kamera dipasang dalam kuburan dengan mayat!
Advertisement by
"Insya Allah dalam tiga minggu tim ini sudah dapat menyampaikan hasil kerjanya kepada Presiden, dan diharapkan bisa lebih cepat dari target itu," tuturnya.
Sebelumnya, Mahfud mengumumkan adanya TGIPF untuk mengusut kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Senin (3/10/2022).
Anggota TGIPF itu terdiri dari pejabat kementerian terkait, organisasi sepakbola, pengamat, akademisi, dan media massa.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita