CEO Business Forum 2022
Presdir Kalla: Hadapi Ancaman Krisis Ekonomi, Pengusaha Harus Berkreasi
Hal disampaikan saat jadi pembicara di CEO Forum Business 2022 di Saoraja Wisma Kalla, Selasa (4/10/2022).
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Presiden Direktur Kalla, Solihin Kalla menyebut pengusaha harus berkreasi hadapi ancaman krisis ekonomi.
Hal disampaikan saat jadi pembicara di CEO Forum Business 2022 di Saoraja Wisma Kalla, Selasa (4/10/2022).
"Ini saatnya pengusaha berkreasi. Biasanya di setiap krisis itu kenikmatan bagi pengusaha. Saatnya berkreasi, saatnya safeting," ucapnya.
Dia menceritakan, awalnya Kalla adalah pedagang, trading dan penjual mobil. Pada pertengahan tahun 1990-an, Kalla menjadi partner Telkom untuk membuat jaringan kabel sambungan telepon dari Bali ke Papua. Harapannya setiap rumah punya telepon.
Namun, akhir 1990-an, Kalla merasa teknologi semakin kencang, terjadi perubahan dari telepon jadi wireless. Kalla pun memutuskan menghentikan bisnis tersebut diawal tahun 2000-an.
Berpikir harus safeting dan muncul ide-ide baru. Mencari sesuatu disrupsinya sangat kecil dan teknologi bisa bertahan seratus tahun ke depan.
Lahirlah ide green energy, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) agar bisa bertahan, apa lagi Indonesia memiliki alam yang mendukung untuk itu.
Pada tahun 2002-2004 dibangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Poso. Dua tahun ke depan akan mempunyai 1,2 gigawatt PLTA.
Solihin menyampaikan, PLTA Poso ini sangat membanggakan karena karya bangsa sendiri. Kalla satu-satunya swasta yang mengembangkan, membuat, mengoperasikan dan memiliki PLTA terbesar di Indonesia.
Dampaknya sekarang, sudah banyak perusahaan dari luar yang mengajak Kalla bekerja sama.
"Kita harus percaya diri, harus mengajak investor dari luar. Kita sebagai bangsa Indonesia menawarkan apa yang kita punya, bukan meminta orang tolong kerja di tempat saya," ucap pria 46 tahun ini.
Solihin menyampaikan, di usia Kalla 70 tahun selalu hadir di Sulsel untuk memajukan masyarakat, memberi manfaat lebih banyak.
"Kami selalu melihat potensi apa yang bisa memajukan Sulsel, Indonesia umumnya," terangnya.
Ia optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 mendatang , karena potensi pertumbuhan ekonomi sangat tinggi.
Terbukti, hasil ekspor pertambangan tinggi, produksi pangan tinggi lantaran Sulsel mensuplei hasil pangan ke Kalimantan dan Jawa.
"Kami optimis krisis itu tidak sampai ke Sulsel," tegas alumni Universitas Duke Amerika Serikat ini.