PSM Makassar
Wawancara Ekslusif: Sadikin Aksa Segera Bangun Training Ground PSM Makassar di Barombong
Setelah terpilih menakhodai manajemen PSM Makassar Sadikin Aksa pun mulai menyusun rencana jangka panjang skuad skuad berjuluk Pasukan Ramang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa memiliki sejumlah obsesi besar untuk skuad PSM Makassar ke depannya setelah resmi ditunjuk sebagai pengganti Munafri Arifuddin.
Sebelumnya, Sadikin Aksa pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Persaudaraan Sepakbola Makassar yang menaungi PSM Makassar terpilih sebagai direktur utama secara aklamasi.
Sadikin Aksa mengganti Munafri Arifuddin yang sudah menjabat sebagai Direktur Utama selama tujuh tahun di skuad PSM Makassar sejak 2016 lalu.
Setelah terpilih menakhodai manajemen PSM Makassar Sadikin Aksa pun mulai menyusun rencana jangka panjang skuad berjuluk Pasukan Ramang.
Menurut Sadikin Aksa skuad PSM Makassar saat ini perlu pembenahan dalam berbagai lini termasuk masalah infrastuktur.
Diketahui, PSM Makassar belum memiliki kawasan training center yang cukup memadai sebagai syarat klub profesional.
Saat ini Bosowa Sport Center (BSC) dijadikan tempat latihan namun sementara direnovasi sehingga PSM Makassar latihan di Stadion Kalegowa Kabupaten Gowa.
Untuk rencana kedepannya Sadikin Aksa tak lagi akan menggunakan BSC sebagai tempat latihan.
Namun mantan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) itu akan membuat kawasan training center yang baru.
Hanya saja untuk menuju ke sana Sadikin Aksa mengaku akan memperbaiki manajemen keuangan PSM Makassar terlebih dahulu.
Setidaknya ada lima obsesi besar Sadikin Aksa untuk PSM.
Jika lima tekad ini terwujud, maka Ayam Jantan dari Timur akan menjadi tim moderen pertama di Indonesia.
Obsesi itu disampaikan saat wawancara eksklusif Vice Editor In Chief Tribun Timur AS Kambie dengan Sadikin jelang laga Persis vs PSM di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Kamis(29/9/2022) sore.
Berikut petikannya:
Selamat, Pak! Apa yang Pak Sadikin akan segera lakukan di PSM ?
Yang pertama adalah menjadikan PSM memiliki keuangan yang mandiri.
Jadi yang pertama akan kita lakukan pada PSM bagaimana agar keuangan kita berkesinambungan.
Tanpa keuangan berkesinambungan, kita akan batuk-batuk.
Jadi tugas pertama saya ini, bagaimana memperbaiki struktur keuangan PSM.
Jika struktur keuangan kita bagus, apapun
yang akan kita bikin ke depan bisa lebih bagus.
Setelah struktur keuangan bagus, manajemen PSM akan memperbaiki struktur.
Saya akan lebih mengutamakan infrastruktur latihan dulu. Karena, alhamdulillah, infrastruktur stadion kita dibantu Wali Kota Parepare, Taufan Pawe.
Jadi kita sudah punya stadion di Parepare.
Berdasarkan masukan tim pelatih, kita akan perbaiki infrastruktur latihan.
Jadi kita akan bangun training center terbaik di Indonesia.
Untuk mempunyai infrastruktur latihan. PSM harus memiliki lebih dari satu stadion sebab PSM punya tim tim.
Kita sudah punya tim Liga I, ada tim U-20, U-18, U-16, U-14, dan sekarang kita punya tim wanita,” kata Sadikin.
Tim senior dan U-20 punya intensitas yang tinggi, mirip-mirip intensitasnya.
Jadi kita akan bangun tempat latihan yang bagus di Makassar, di kawasan Barombong.
Di Stadion Barombong ?
Bukan. Yang jelas di kawasan Barombong. Tanahnya sudah ada, dan kita akan bangun minimal empat lapangan latihan di situ.
Bisa dibocorkan di mana lokasi persisnya itu, pak?
Nanti pada waktunya kita akan sampaikan karena lagi didesain. Kalau sudah selesai desainnya, saya akan umumkan ke teman-teman semua.
Pak Sadikin kan selalu menyatakan tekad menjdikan PSM tim moderen. Seperti apa itu tim moderen dalam obsesi Pak Sadikin?
Jadi kita akan bikin tim seperti, yang di level Asia saja dulu, seperti tim di Jepang, China, dan Korea Selatan.
Belum ada di Indonesia ?
Mohon maaf, kalau yang saya lihat, belum ada di Indonesia. Mungkin sudah ada.
Tapi kita anggap saja hampir sama semuanya.
Di Malaysia ada DJT, di Thailand ada Buriram. Kita berharap di Indonesia ini ada PSM.
Untuk menjadi tim moderen itu, bukan stadion yang utama tapi tempat latihan. Sepekan sekali tim itu main di stadion, misalnya.
Tapi latihannya?
Tiap hari, tiap saat malah. Jadi kami dengan tim pelatih benar-benar akan fokus pada latihan dan pembinaan.
Kita sudah lihat hasilnya. Pemain-pemain muda kita sudah dapat pengakuan.
Untuk memperbaiki pemain muda, tempat latihan kuncinya.
Tapi tentu saja tidak melupakan stadion kan, Pak?
Tetap. Stadion tetap jadi prioritas.
Tapi masa kita punya stadion, misalnya, tapi pemain kita tidak bagus. Jadi lebih baik pemain bagus dulu saya utamakan.
Sekarang kan begini, mana ada sih klub di Indonesia yang punya stadion sendiri? Yang punya stadion kan rata-rata pemerintah.
Semua stadion ini dibantu oleh pemerintah.
Pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten kota. Mudah-mudahan ke depan ada pemerintah kabupaten kota yang mau membantu kita.
Tapi kalau tidak bisa, kita akan bangun sendiri.
Untuk membangun itu, saya harus kuat di keuangan, saya harus kuat di pemain, dan saya harus kuat di brand PSM. Dan kita juga harus kuat di suporter.
Tanpa suporter, PSM tidak akan bisa.
Apa harapan Pak Sadikin ?
Harapan saya, kita bisa tetap bersama-sama suporter.
Kami berharap suporter terus bersama kami membesarkan PSM.
Kami tahu, suporter ingin PSM juara. Tapi 18 tim ini semua ingin juara.
Saya kira yang terpenting kita terus menjaga konsistensi di level tertinggi.
Ini lebih sulit. Barcelona saja tidak juara terus.
Jadi gimana caranya agar PSM selalu di level tertinggi ?
Masalah juara, itu strategi pelatih, saya tidak mau campuri.
Saya tidak mau campuri pemain siapa yang akan dimainkan pelatih.
Tapi, pelatih pingin pemain yang bagaimana, kita harus siapkan. Jadi juara itu persoalan teknis dan sedikit ada keberuntinhan!
Yah, teknis! Tentu saja ada bantuan doa dari suporter dan seluruh pencinta PSM.
Pak Sadikin sudah memperbaiki masalah tiketing di PSM, yang menjadi masalah klasik. Apa triknya?
Masalah tiketing. Jadi begini, setelah kita bicara dengan konsultan, ternyata di seluruh dunia itu tiketing bermasalah.
Jadi biar di negara yang sudah maju industri sepakbolanya?
Iya. Di seluruh dunia. Justeru yang harus kita banggakan di PSM ini, karena kesadaran suporter membeli tiket itu sangat tinggi. Mungkin kita salah satu yang terbaik dari kesadaran membeli tiket suporternya ini.
Terbukti dengan pembelian tiket kita yang semakin tinggi.
Memang kita belum bisa, yah mana ada sih klub yang bisa mengakomodir semua suporternya. Sekarang kita ratarata 18 ribu.
Kapasitas stadion BI Habibie, bisa sampai 20 ribu.
Tapi saya bilang ke panpel, saya mau penonton asik dan duduk nyaman.
Jangan datang berdesak- desakan.
Mereka sudah bayar.
Masa mereka sudah keluarkan uang kita tidak hargai.
Sama aja kita nonton bioskop. Kan, kita kasi keluar uang kan? Tapi kita duduk enak. Nah, untuk yang begini, kita benahi pelan-pelan dan terus menerus.
Ada lagi?
Masih panjang. Sekarang, saya bersama tim, lagi membuat roadmap PSM untuk jauh ke depan.
Apa yang dibangun Pak Appi bersama tim, pemain, dan suporter dalam 7 tahun harus kita jaga dan akan terus kita tingkatkan.
Sekarang PSM sudah jadi tim besar dan yang pasti tertua di Asia Tenggara. Itu harus kita jaga. Dan menjaga itu lebih berat daripada merebut!(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita