Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Sebelum Sadikin Aksa Ini Deretan Bos PSM Makassar dari Masa ke Masa, Siapa yang Paling Berprestasi?

Sebagai tim tertua PSM Makassar tentu sudah silih berganti ditangani oleh sejumlah figur sebagai 'bos' dalam hal menakhodai manajerial skuad Juku Eja

Editor: Alfian
Tribun-Timur.com
Data deretan mantan Ketua Umum dan Manajer PSM Makassar dari masa ke masa. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Skuad PSM Makassar beganti nakhoda, bukan pelatih tapi untuk posisi Direktur Utama.

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemilik Saham (RUPS) PT Persaudaraan Sepakbola Makassar yang merupakan perusahaan yang menaungi PSM Makassar memilih Sadikin Aksa secara aklamasi sebagai Direktur Utama.

Jabatan Direktur Utama PSM Makassar sebelumnya dijabat Munafri Arifuddin yang pada RUPS PT PSM bergeser menjadi Komisaris Utama.

Sebagai tim tertua di Indonesia, PSM Makassar tentu sudah silih berganti ditangani oleh sejumlah figur sebagai 'bos' dalam hal menakhodai manajerial skuad Juku Eja.

Sadikin Aksa sendiri bukanlah orang baru yang mengurus PSM Makassar.

Pada tahun 2004 lalu, Sadikin Aksa pernah ditunjuk sebagai manajer PSM Makassar.

Kemudian di tahun 2011 menjabat sebagai Ketua Umum PSM Makassar menggantikan Ilham Arief Sirajuddin.

Sejak berubah kepemilikan dari Pemkot Makassar menjadi PT, Sadikin Aksa pernah menjabat sebagai Komisaris Utama sebelum ditunjuk sebagai Direktur Utama PSM Makassar.

Sebelum Sadikin Aksa dan Munafri Arifuddin sejumlah pihak pun pernah menjabat sebagai 'bos' di skuad PSM Makassar.

Berdiri sejak 1915 berikut rangkuman deretan yang pernah menjabat bos di PSM Makassar :

Ande Abdul Latief (Ketua)

Ande Abdul Latief merupakan saudagar dan pengusaha travel biro haji dan umrah.

Ande Abdul Latief juga memiliki peran besar dengan perkembangan klub PSM Makassar.

Di tangannya SM membawa PSM juara Perserikatan tahun 1992.

Ande Abdul Latief mengambil alih pengelolaan PSM pada tahun 1991.

Hanya setahun, ia berhasil mempersembahkan trofi bagi Laskar Pinisi.

Latinro Latunrung (Ketua)

Mantan pemain PSM Makassar, Yusripar Jafar mengungkapkan alasannya mendukung La Tinro La Tunru untuk maju Pemilihan Gubernur Sulsel 2018 lalu.

"Ketika beliau jadi manajer PSM, sepakbola Sulsel kita bisa maju. Kita waktu sangat diakui oleh lawan," katanya.

"Ada istilah waktu, Mattoangi Neraka Lawan, karena kita sangat kuat."

Sehingga, mantan gelandang bertahan PSM ini mengatakan tim kala itu sangat kuat karena ada nama-nama seperti Luciano, Yeyen Tumini.

"Kalau Gubernurnya orang mengerti bola maka sepak bola Sulsel bisa maju, Pak la tinro juga suka bola," katanya. 

Latinro La Tunrung saat menjabat Ketua membawa PSM Makassar lolos ke semifinal Divisi Utama 1997-1998 dan menjadi juara Piala Habibie 1998.

Nurdin Halid (Ketua)

Politisi Golkar senior Nurdin Halid menjadi salah satu figur yang mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia untuk PSM Makassar,

Nurdin Halid pertama kali memimpin PSM Makassar sebagai Ketua pada tahun 1997-1998 dan tahun 1999-2001.

Pada musim 1999-2000 di bawah nakhoda Nurdin Halid skuad PSM Makassar menjadi juara Liga Indonesia usai menundukan Pupuk Kaltim di partai final.

Gelar juara yang dipersembahkan Nurdin Halid itu merupakan yang terakhir kalinya diraih PSM Makassar pada kompetisi Liga Indonesia hingga saat ini.

Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Persis vs PSM Makassar : Siapa Pengganti Yakob Sayuri dan Wiljan Pluim ?

Baca juga: Link Live Streaming Persis vs PSM Makassar di Liga 1 : Ujian Bernardo Tavares tanpa Sejumlah Pilar!

Selain itu ada pula rentetan prestasi lainnya yang dipersembahkan Nurdin Halid selama memegang PSM Makassar.

Seperti misalnya, final Liga Indonesia 1995/1996, semifinal Liga Indonesia 1996-1997.

Kemudian tembus 8 besar Liga Champions Asia dan berbagai prestasi lainnya.

Reza Ali (Manajer)

Politisi senior Demokrat Reza Ali juga pernah memimpin PSM Makassar sebagai manajer tepatnya pada tahun 2001-2003.

Di bawah kepimpinannya PSM Makassar menjadi runner up Liga Indonesia 2001 dan semifinalis Liga Indonesia 2002.

Erwin Aksa (Manajer)

Pengusaha dan Politisi Golkar Erwin Aksa tercatat sebagai manajer termuda PSM Makassar.

Pada tahun 2003 Erwin Aksa dipercaya sebagai manajer PSM Makassar dan saat ini ia masih berusia 24 tahun.

Tercatat Erwin Aksa menjabat sebagai manajer PSM Makassar dari 2003 hingga 2006.

Capaian Erwin Aksa saat menjadi manajer yakni dua kali runner up Liga Indonesia yakni tahun 2003 dan 2004.

Peringkat ketiga Liga Indonesia 2005 dan peringkat keempat Liga Indonesia 2006.

Rully Habibie (CEO)

Peralihan PSM Makassar dari kepemilikan Pemerintah Kota (Pemkot) menjadi Perusahaan Terbatas (PT) di tahun 2011 menempatkan Rully Habibie sebagai CEO.

Rully Habibie ditunjuk sebagai CEO PSM Makassar hingga tahun 2016.

Di tangannya PSM Makassar berkompetisi di dua kompetisi berbeda.

Musim 2010-2011 PSM Makassar di kompetisi ISL berada di peringkat kedua namun memilih mundur dari kompetisi.

Tahun 2011 PSM Makassar beralih ke IPL dimana PSM Makassar finish di peringkat ketiga.

Musim 2011-2012 PSM Makassar menjadi runner up.

Munafri Arifuddin (CEO dan Direktur Utama)

Nama Munafri Arifuddin mulai dikenal sebagai pengurus PSM Makassar pada tahun 2016 lalu.

Saat itu PSM Makassar berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC).

Munafri Arifuddin mulai mengurus PSM Makassar di tahun tersebut menggantikan Rully Habibie sebagai CEO.

Secara otomatis segala keperluan PSM Makassar mulai diurus Munafri Arifuddin.

Gebrakan awalnya yakni mendatangkan Robert Alberts sebagai pelatih kepala menggantikan Luciano Leandro saat ISC 2016 masih berlangsung.

Keputusan Appi yang mendatangkan Robert Alberts terbilang sukses lantaran di ISC 2016 PSM Makassar finish peringkat ke-6 dengan materi pemain yang terbilang pas-pasan.

Barulah di tahun 2017 tepatnya saat kompetisi sepakbola Tanah Air mulai bergulir kembali bernama Liga 1 Indonesia gebrakan Appi makin terlihat.

Ia mampu mendatangkan sejumlah pemain bintang termasuk putra daerah seperti Hamka Hamzah dan Zulkifli Syukur.

Dengan komposisi pemain tersebut PSM Makassar finish di peringkat ketiga klasemen Liga 1 2017.

Pada Liga 1 2018 PSM Makassar nyaris menjadi juara, tetapi pada musim itu skuad Juku Eja beda satu poin dengan Persija Jakarta yang keluar sebagai juara.

Sedangkan pada tahun 2019 Appi membawa PSM Makassar menjuarai Piala Indonesia.

Tak hanya itu Appi juga mampu membawa PSM Makassar berpartisipasi di AFC Cup mulai tahun 2019, 2020 dan 2022.

Dari segi pengembangan infrastruktur di bawah kepemimpinannya, PSM juga membentuk Akademi.

Yang kini bermarkas di Mamuju, Sulawesi Barat.

Pengembangan lainnya yang dilakukan yakni mengubah logo PSM menjadi lebih modern.

Hingga menghadirkan official store dan kantor di stadion Mattoanging.

Tentu segala capaian ini belum sempurna.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved