PSM Makassar
Hari Ini Tepat 35 Tahun Wafatnya Ramang, Syamsuddin Umar Sebut Simbol Kebanggaan Pesepakbola
Meski raganya tak ada, tapi nama Ramang telah melegenda di dunia sepak bola, baik Sulawesi Selatan (Sulsel), Indonesia, bahkan di dunia.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Hari ini, Senin 26 September 2022 tepat 35 tahun meninggalnya sosok legenda sepak bola, Andi Ramang.
Andi Ramang atau lebih dikenal Ramang meninggal dunoa pada 26 September 1987. Dia wafat di usia 63 tahun.
Meski raganya tak ada, tapi nama Ramang telah melegenda di dunia sepak bola, baik Sulawesi Selatan (Sulsel), Indonesia, bahkan di dunia.
Nama Ramang disematkan sebagai julukan PSM Makassar.
Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengakui kehebatan Ramang melalui ulasan di website resminya.
Pria kelahiran 24 April 1924 menginspirasi puncak kesuksesan sepak bola Indonesia di era 1950-an.
Ramang memperkuat Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956. Ajang itu dianggap puncak sukses Timnas Indonesia di level internasional.
Indonesia berhasil menembus final, bertemu dengan Uni Soviet. Indonesia sempat menahan Uni Soviet yang belakangan tampil juara dengan skor 0-0, sebelum akhirnya menyerah 0-4 pada partai ulangan.
Sebelum itu, Ramang pernah bermain di Piala Dunia pada 1938 di Perancis. Namun, kala itu Indonesia masih bernama "Dutch East Indies".
Karir sepak bola Ramang sendiri di mulai dari Voetbal Bond yang kini bernama PSM Makassar. Dia persembahan dua gelar perserikatan.
Syamsuddin Umar mengenang sosok Ramang. Ia menyebut, Ramang sudah jadi simbol kebanggaan dan motivasi bagi para pemain sepak bola.
"Ramang sudah jadi simbol kebanggaan dan sebagai motivasi bagi pesepakbola di Sulsel maupun di Indonesia," sebutnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (26/9/2022).
Pelatih yang pernah bawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000 ini mengenang ketika masih menjadi pemain dan dilatih langsung oleh Ramang.
Syamsuddin Umar mengatakan, Ramang secara skill memang sangat mumpuni. Ketika melatih, ada sesuatu ingin diperlihatkan akan selalu dipraktikkan.
"Terkadang kita melihat bagaimana caranya menendang, bagaimana cara melewati orang dan bagaimana berimprovisasi, menggunakan akalnya akal, cerdik dan pandai saat bermain satu lawan satu," sebutnya.