Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Pengamat Nilai Prabowo Subianto Temui Airlangga Hartarto Berkaitan Pilpres 2024

Ujang Komarudin menilai kunjungan Prabowo ke Airlangga bukan sebatas pertemuan sesama menteri, tetapi juga pertemuan dua figur calon presiden 2024

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
Prabowo Subianto bertamu ke Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian pada Senin (19/09) sore di Jakarta. Pertemuan empat mata tersebut berlangsung hangat dan penuh keakraban, di ruang kerja Menko Airlangga. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menimbulkan beragam pemaknaan di mata publik.

Pertemuan Airlangga dan Prabowo dinilai bukan sebatas pertemuan sesama menteri, tetapi juga pertemuan dua figur bakal calon presiden 2024.

Demikian pandangan Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin terhadap silaturahmi dua tokoh tersebut.

"Kita tahu bahwa walaupun mereka menteri, pertemuan itu katakan bahas pertahanan tapi mereka itu juga sebagai Capres dari 3 partai besar di Indonesia," kata Ujang Komarudin kepada wartawan, dikutip dari Kompas.com Rabu (21/9/2022).

Jika mengikuti kontruksi itu, suka tidak suka, senang tidak senang, ia mengatakan bahwa mereka sambil menyelam minum air.

Ia mengibaratkan dirinya sebagai dosen yang bertemu masyarakat di warung.

Ketika bertemu itu, profesinya sebagai dosen tidak hilang.

"Ini analogi saya aja. Mereka menteri, membicarakan pertahanan tapi tidak terlepas mereka juga capres," katanya.

Sisi menariknya, Ujang mengatakan menterinya merangkap ketua umum dan sekaligus berpotensi untuk menjadi capres.

"Kalau kita melihat kontruksi itu semua, masyarakat membaca bahwa itu pertemuan antar capres," ujar Ujang.

Dia melanjutkan meskipun kedua partai yang dipimpin Prabowo maupun Airlangga belum bisa berkoalisi, setelah pilpres, mereka bisa saja bersatu.

"Di kita (punya sejarah), Golkar dukung Prabowo, Jokowi menang, Golkar ikut masuk ke pemerintahan Jokowi," lanjutnya.

Ujang berpendapat komunikasi memang harus dibangun, meskipun nanti belum tentu berkoalisi.

Karena usai Pilpres, setelah diketahui pemenangnya, bisa jadi yang tadinya berseberangan masuk ke koalisi pemerintahan seperti Prabowo yang berseberangan dengan Jokowi, dan akhirnya masuk ke pemerintahan.

Dia melihat antara Airlangga dan Prabowo sejauh ini kecil kemungkinan berkoalisi.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved