Sudah Hampir 3 Tahun Murid SDN 74 Bolang Enrekang Belajar di Kolong Rumah Warga
Amir Bando menjelaskan, tanah di sekolah mereka tiba-tiba bergeser yang mengakibatkan bangunannya sampai miring hingga retak.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Kondisi SDN 74 Bolang, Desa Bolang, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, sungguh memprihatinkan, Selasa (20/9/2022).
Pasalnya, guru dan siswa harus melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (KBM) di bawah Kolong Rumah milik warga akibat sekolah mereka nyaris ambruk akibat tanah bergerak.
Kepala sekolah SDN 74 Bolang, Amir Bando mengatakan mereka terpaksa beralih ke pemukiman warga sebab sekolah tidak bisa lagi digunakan.
"Sejak awal tahun 2020 sekolah kami tidak bisa dipakai lagi karena kondisi bangunannya nyaris amruk, dan itu sangat membahayakan jika digunakan karena banyak dinding yang mengalami keretakan," ungkap Amir Bando.
Amir Bando menjelaskan, tanah di sekolah mereka tiba-tiba bergeser yang mengakibatkan bangunannya sampai miring hingga retak.
Dari pantauan Tribun-Timur.com di lokasi, kondisi bangunan mengalami retak sekira lima sampai tujuh sentimeter (cm).
Bahkan plafon dan jendela yang terbuat dari kaca tampak rusak imbas dari tanah yang runtuh.
"Itu sekolah tidak bisa lagi diperbaiki, sekalipun diperbaiki itu sudah dua kali diperbaiki dan tetap saja mengalami kerusakan," katanya.
Meski sekolah mereka rusak berat, namun bukanlah sebagai penghalang bagi para guru dan murid untuk tetap melancarkan kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Ada dua rumah panggung milik warga tempat untuk dijadikan aktivitas KBM.
Sebanyak enam kelas dengan tripleks sebagai dinding atau pembatas antara ruang kelas.
Di dalam ruangan masing-masing berukuran 4 x 6 meter dilengkapi papan tulis.
Tak ada mesin pendingin atau kipas angin yang tersedia, jadi bisa dipastikan guru dan siswa akan merasa sumpek karena ruang kelas yang sempit.
Sementara kantor guru dan kepala sekolah berada di lantai dua. Terlihat cuma ada satu meja yang dipajang itupun khusus kepada sekolah.
Akibatnya guru-guru harus melantai dan menulis dengan posisi yang jongkok.