Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rekam Jejak Kombes Dodi Rahmawan, Tangkap 65 Kg Sabu Sepanjang 2022 di Sulsel, Dulu Amankan Bom

Januari hingga September 2022 terhitung ada 2.114 tersangka dan 65 kilogram dibekuk Dir Narkoba Polda Sulsel

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM/Muh Sauki
Penampakan barang bukti tangkapan narkoba Polda Sulsel. Tak cukup satu tahun, Ditresnarkoba Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) menghentikan peredaran laju narkoba sebanyak 1.564 kasus, Selasa (20/9/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tak cukup satu tahun, Ditresnarkoba Polda Sulsel di bawah komando Kombes Dodi Rahmawan menghentikan peredaran laju narkoba sebanyak 1.564 kasus.

Per Januari hingga September 2022, terhitung ada 2.114 tersangka yang dibekuk tim Dir Narkoba Polda Sulsel saat berusaha mengeluarkan obat terlarang ini.

Rincian tersangka, 1.941 orang berjenis kelamin pria dan 173 orang berjenis kelamin perempuan.

Direktur Reserse Narkoba Polda Sulsel, Kombes Dodi Rahmawan mengatakan, timnya berhasil mengamankan berbagai jenis narkoba.

Kombes Dodi Rahmawan menambahkan, dari lima jenis narkoba yang ia amankan, sabu menjadi barang terbanyak.

Bahkan, beratnya hingga 65 kilogram.

"Jadi ada lima jenis, ada sabu, ekstasi, ganja, daftar g, sintetis," katanya, Selasa (20/9/2022).

Dirinya menambahkan, ada 1.564 laporan kasus yang masuk ke pihaknya.

Sehingga, kata Kombes Dodi, ia bersama stakeholder terkait sudah berkomitmen untuk memberantas peredaran narkoba di tubuh Sulsel.

"Saya sudah berkomitmen, akan membersihkan Sulsel dari narkoba," ujarnya.

Diketahui, anggota Dirtresnarkoba tak heti-hentinya meringkus pelaku pengedar narkoba di Sulsel.

Baru-baru ini, sindikat pengedar sabu jaringan Malaysia diringkus Timsus Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel.

Ialah terduga pengedar berinisial SLT (37) yang diringkus Timsus Narkoba di rumahnya, Jl Poros Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.

Penangkapan SLT itu bermula saat Timsus Narkoba menerima laporan masyarakat yang kerap mendapati adanya jual beli sabu di rumah SLT.

Timsus pun memantau rumah SLT dan melakukan penggerebekan pada Jumat, dini hari kemarin.

"Pada pukul 00.10 wita tim melakukan pengendapan di sekitar rumah TKP dan pada pukul 01.00 Wita tim melihat seorang perempuan membuka pagar rumahnya," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Sulsel Kombes Dodi Rahmawan kepada tribun, Sabtu (17/9/2022) siang.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana dan Dirnarkoba Kombes Pol Dodi Rahmawan saat memperlihatkan barang bukti sabu yang dimusnahkan di Mapolda Sulsel, Rabu (10/8/2022) siang.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana dan Dirnarkoba Kombes Pol Dodi Rahmawan saat memperlihatkan barang bukti sabu yang dimusnahkan di Mapolda Sulsel, Rabu (10/8/2022) siang. (TRIBUN-TIMUR.COM/Muslimin Emba)

"Tim langsung masuk ke dalam rumah dan menemukan SLT yang sedang tidur di lantai dua dan membangunkannya," sambungnya.

Setelah SLT terbangun, lanjut Dodi, ia pun diminta menunjukkan tempat penyimpanan barang buktinya saat melakukan penggeledahan.

"Saat penggeledahan rumah berhasil menemukan barang bukti yang SLT sembunyikan di samping tembok lantai tiga," ungkap Dodi.

Barang bukti itu, kata dia berupa satu kemasan teh China berisi barang bukti kristal bening diduga sabu.

"Satu kantong plastik warna merah yang didalamnya ditemukan plastik kemasan teh Cina warna hijau merk Daguanyin yang berisikan 20 saset sedang diduga isinya narkotika jenis sabu," bebernya.

Total barang bukti sabut itu, lanjut Dodi seberat 1.003 gram atau 1 Kilogram.

Dodi pun menduga, SLT merupakan pengendar jaringan Malaysia yang pernah diungkap sebelumnya.

"Hasil analisa penyelidikan yang terungkap bahwa diduga terkait dengan pengungkapan sebelumnya dari kelompok sindikat jaringan Tawao-Nunukan-Parepare- Makassar," ucap Dodi.

"Ditresnarkoba Polda Sulsel terus akan memburu kelompok sindikat ini," tegasnya.

Sebelumnya, Timsus Narkoba Polda Sulsel menangkap pengedar narkotika jenis sabu jaringan Malaysia.

Ialah SS (42), warga Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap.

Barang bukti sabu yang berhasil disita dalam penangkapan itu sebanyak tiga bal dengan berat 3000 gram atau tiga kilogram.

Lebih lanjut, kata Dodi, SS diduga merupakan pengedar sabu jaringan Malaysia.

"Timsus masih dalam pengembangan, info barang dari wilayah Nunukan-Tarakan masuk dari Tawao (wilayah Sabah-Malaysia)," bebernya.

Profil Kombes Dodi Rahmawan

Siapa Kombes Dodi Rahmawan? Dia lahir pada 27 November 1972.

Sejak 17 Desember 2021 lalu, perwira menengah Polri ini menjabat sebagai Dirresnarkoba Polda Sulsel.

Kombes Pol Dodi Rahmawan merupakan lulusan Akpol 1995.

Dia berpengalaman dalam bidang reserse.

Jabatan terakhir perwira Polri asal Jember ini adalah Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri.

Sebelumnya, ia perna menjabat Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur.

Kemudian sebagai Kabag Wasidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2011.

Lalu sebagai Kanit Resertanit Narkotik Sub Dittipidnarkoba Polri.

Ia kemudian menjadi Kapolres Aceh Tengah pada 2014 lalu, Wadirreskrimsus Polda Sumbar pada 2016.

Kemudian Kasiagaops A Rodalops Sops Polri dan pada 2019 sebagai Dirresnarkoba Polda Sulteng.
Kombes Pol Dodi Rahmawan juga perdana sebagai Dirreskrimum Polda Bali pada 2020.

Korban Bom Buku

Pada Selasa 15 Maret 2011, publik dihebohkan dengan peristiwa di Kantor Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur.

Saat itu kantor tersebut menerima paket misterius.

Paket berisi buku ditujukan pada aktivis pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla.

Polisi yang menerima laporan dengan sigap mendatangi lokasi.

Kala itu Kombes Pol Dodi Rahmawan masih bertugas sebagai Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur.

Kombes Dodi Rahmawan berinisiatif membuka paket menggunakan pisau cutter.

Nahas bagi Kombes Dodi Rahmawan.

Paket buku itu berisi bom dan meledak sekitar pukul 16.00 WIB.

Kombes Dodi Rahmawan tak bisa mengelak, hingga terluka dan telapak tangan kirinya hancur.

Meski tangan kirinya sudah diamputasi, ia tetap semangat mengabdi pada negara di lembaga kepolisian.

Hingga ia sekian kali menerima kenaikan jabatan berkat prestasi luar biasanya.

Saat kejadian, pangkat Dodi baru Komisaris Polisi atau Kompol.

Sekarang, pangkatnya sudah naik menjadi Komisaris Besar atau Kombes.

Kombes Dodi Rahmawan lahir pada 27 November 1972.

Dia perwira menengah Polri yang sejak 17 Desember 2021 menjabat sebagai Dirresnarkoba Polda Sulsel.

Dodi merupakan lulusan Akpol 1995.

Kombes Dodi Rahmawan berpengalaman dalam bidang reserse.

Jabatan terakhir perwira Polri asal Jember ini adalah Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri.

Sebelumnya, ia pernah menjabat Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur.

Kemudian sebagai Kabag Wasidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2011.

Lalu sebagai Kanit Resertanit Narkotik Sub Dittipidnarkoba Polri.

Ia kemudian menjadi Kapolres Aceh Tengah pada 2014 lalu, Wadirreskrimsus Polda Sumbar pada 2016.

Kemudian Kasiagaops A Rodalops Sops Polri dan pada 2019 sebagai Dirresnarkoba Polda Sulteng.

Kombes Dodi Rahmawan juga perna sebagai Dirreskrimum Polda Bali pada 2020.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved