Bahas Independensi Jurnalis di Tahun Politik, Jurnalism Roadshow di Makassar Hadirkan 3 Pemateri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Journalism Roadshow 2022 hadir di Kota Makassar Sulawesi Selatan.

Jurnalism Roadshow 2022 membahas peran serta tantangan etika jurnalistik dan etika digital di tahun pemilu.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni Direktur LBH Pers Makassar Fajriani Langgeng, Pimred Tribun Timur Nur Thamzil Thahir, Ketua IJTI Sulselbar Muhammad Sardi.

Jurnalism Roadshow berlangsung di Cafe Reed Corner, Jl Yusuf Dg Ngawing, Makassar, Sabtu (17/9/22) siang.

Dirjen Aptika Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan membuka diskusi literasi media itu secara daring.

Thamzil Thahir yang membawakan materi Platfrom Monetizasi Digital memaparkan tentang peluang dan tantangan media serta pentingnya menjaga independensi di tahun politik.

Selain itu, Thamzil Thahir juga membahas tentang kode etik jurnalis.

Menurutnya, ketika ada perusahaan media yang menerapkan betul etika jurnalis akan membuat sejahtera jurnalisnya.

"Jurnalis haruslah mencari kebenaran dengan cara etik dan baik dan harus juga disajikan dengan estetik," ujarnya.

Dikatakan, tantangan jurnalis saat ini sama bertanya tantangan dengan bangsa negara ini.

Sebab munculnya berbagam media mainstream dan platform median sosial membuat setiap warga dengan laluasa berbagi dan mengakses informasi.

Di lain sisi, kepercayaan masyarakat terhadap media saat ini juga dikatakan menurun.

Dia mencotohkan dinamika kepercayaan publik terhadap media di Amerika Serikat.

Tingkat kepercayaan publik terhadap media di negeri Paman Sam itu hanya 29 persen.

Menurunnya tingkat kepercayaan itu, terang Thamzil terjadi di era kepemimpinan Donald Trump.

Dimana partai besar secara terang-terangan menggiring opini publik terpecah.

Sedangkan di Indonesia lanjut Thamzil, tingkat kepercayaan publik terhadap media saat ini di angka sekitar 39 persen.

Sementara itu, Direktur LBH Pers Makassar, Fajriani Langgeng dalam paparannya mengimbau para jurnalis untuk tetap patuh dalam payung hukum Undang-undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

Menurutnya, hal itu penting dipedomani para jurnalis dalam berkarya agar meminimalisir dampak hukum yang dapat terjadi.

"Secara hukum, ketika terjadi sengketa pemberitaan itu kembali ke prosedur penyelesaiannya yang telah diatur dalam Undang-undang Pers," terannya.

"Baik itu hak jawab dan sebagainya, setelah itu barulah dapat juga diajukan ke perdata Jia itu dianggap perlu," sambungnya.

Selain itu, ia juga menyoroti masih ditemukan kasus-kasus kekerasan ataupun intimidasi terhadap wartawan.

Hal senada diungkapkan Ketua IJTI Sulselbar Muhammad Sardi yang juga merupakan salah satu kontributor televisi swasta nasional.

Menurut Muhammad Sardi, untuk menjaga independensi seorang jurnalis, harus patuh terhadap kode etik Jurnalistik.

Sebab kata dia, jika seorang jurnalis atau wartawan tidak melalui koridor kode etik Jurnalistik, maka dapat saja karya yang dihasilkan dinilai tidak independen.

"Utamakan selalu kode etik, utamakan selalu verifikasi sebelum memuat berita yang ditemukan di lapangan agar tidak menimbulkan berita bohong atau hoax," jelasnya.

"Dan ketika apa yang kita lakukan sudah sesuai dengan kode etik jurnalistik, maka tidak akan ada Paslon yang merasa dirugikan atau menganggap kita berpihak," tuturnya.

Sekadar diketahui, Jurnalism Roadshow 2022 itu terselenggara oleh kerjasama antara Trust TV dan Ditjen Kominfo.

Event itu dihadiri sejumlah jurnalis dan lembaga pers kampus yang ada di Kota Makassar.(*)