Nadiah Zainudin Amali Borong Hasil Kerajinan Rotan Warga Desa Pitue Pangkep
Beberapa pengrajin rotan yang didominasi ibu-ibu di Desa Pitue menyambut kedatangan Nadiah Zainudin Amali.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenpora RI Nadiah Zainudin Amali melakukan kunjungan ke Desa Pitue, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Jumat (16/9/2022).
Beberapa pengrajin rotan menyambut kedatangan Nadiah Zainudin Amali.
Umumnya kerajinan rotan ini dilakoni oleh ibu rumah tangga.
Dalam kunjungannya tersebut, istri menpora bahkan memborong berbagai hasil kreasi kerajinan tangan warga setempat.
"Saya sengaja membeli kerajinan tangan ibu-ibu di desa ini. Karena ini sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku usaha kecil," ungkapnya usai berbincang dengan pengrajin.
Ibu satu anak ini terlihat memilah kerajinan tangan dari masyarakat sekitar.
Ia memerhatikan dengan antusias bagaimana para pengrajin menganyam rotan untuk menghasilkan vas bunga.
Ia menanyakan bahan pokok apa yang dibutuhkan bahkan kendala-kendala yang dihadapi.
"Ini bahannya dari mana? Pemasarannya seperti apa? Semua harus kita bahas. Kita juga perlu tahu sektor pasarnya sudah sampai mana," tanyanya.
Wanita kelahiran 16 Maret ini mengatakan, kerajinan yang diborongnya akan dijadikan oleh-oleh dari kabupaten tiga dimensi.
Keseriusan Nadiah Zainudin Amali mendukung UMKM ini dibuktikannya dengan mengunjungi langsung rumah warga yang membuat anyaman dari rotan.
Bahkan ia rela menggunakan bentor untuk sampai ke tujuannya.
"Kami mengunjungi rumah salah satu pengrajin. Karena rumah pengrajin tersebut tidak dapat diakses dengan kendaraan roda empat, maka saya naik bentor untuk sampai ke sana," terangnya.
Tak hanya berkunjung di Desa Pitue, Kabupaten Pangkep, ia juga mengunjungi kerajinan tangan di Desa Salenrang, Kabupaten Maros.
Berbeda dengan Desa Pitue, Desa salenrang menggunakan bahan dasar yang berbeda dalam kerajinannya.
"Sama-sama kerajinan yang dianyam, tetapi keduanya berbeda. Di Desa Pitue, pengrajin menganyam dengan menggunakan rotan. Sedangkan di Desa Salenrang pengrajin menganyam menggunakan daun lontar," ulasnya.(*)