Demo Ricuh
Kesaksian Pengunjukrasa di PN Makale: Polisi Arahkan Tembakan Gas Air Mata Lurus ke Demonstran
Diketahui, unjuk rasa pengawalan pembacaan putusan terkait sengketa Lapangan Gembira Makale awalnya berlangsung kondisif
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Muh. Irham
TORAJA, TRIBUN-TIMUR.COM - Puluhan personel dari Polres Tana Toraja, diback-up Brimob kompi B Kota Parepare menjaga aksi demonstrasi Aliansi Sangtorayan di depan PN Makale Kab. Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Senin pagi (14/9/22)
Diketahui, unjuk rasa pengawalan pembacaan putusan terkait sengketa Lapangan Gembira Makale awalnya berlangsung kondisif.
Pagar kawat duri terbentang di sepanjang PN Makale.
Pukul 11:00 wita kericuhan mulai terjadi antar polisi dan massa.
Kericuhan pertama mulai pukul 11:00 wita hingga sekitar 12:30 wita.
Massa aksi terpancing saat salah satu orator meminta pihak humas PN untuk menerima mereka di dalam gedung PN Makale tetapi tidak ditanggapi oleh humas.
Kericuhan kedua terjadi pukul 15.00 hingga pukul 16.00 sore, dipicu oleh tembakan water canon dari mobil polisi.
Massa aksi yang tersulut emosi, juga membalas tembakan water canon polisi dengan lemparan batu.
Polisi juga membalas lemparan batu mahasiswa dengan tembakan gas air mata secara membabi buta.
Terpantau di lapangan, sebanyak kurang lebih 5 kali tembakan gas air mata dibidik lurus ke kumpulan massa aksi.
Beberapa massa aksi terkena selongsong peluru gas air mata dari kepolisian.
Salah satu massa aksi yang juga menjadi saksi mata bernama Aco mengatakan, melihat sendiri peluru-peluru gas air mata ditujukan sejajar dengan dada massa aksi.
"Tadi saya lihat, polisi menembakkan gas air mata ditembak lurus," ucapnya
Ia juga menambahkan bahwa hal itu sungguh berlebihan.
"Setahu saya, untuk protap penembakan gas air mata itu harus diarahkan keatas" Tuturnya.