Sengketa Lapangan Gembira
Demo Sengketa Lapangan Gembira di PN Makale Berujung Bentrok, Puluhan Demonstran Diamankan Polisi
Bentrokan terjadi saat massa mengetahui putusan pengadilan perihal sengketa Lapangan Gembira dimenangkan oleh Hatta Ali.
Penulis: Ricdwan Abbas | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKALE - Demo gabungan mahasiswa dan masyarakat Toraja di Pengadilan Negeri Makale, Jl Pongtiku, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, ricuh.
Demo terkait kasus sengketa Lapangan Gembira Rantepao antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan Hatta Ali.
Bentrokan terjadi saat massa mengetahui putusan pengadilan dimenangkan oleh Hatta Ali.
"Tidak akan kami berikan sedikitpun tanah kami walau Hatta Ali menang atas putusan. Bisa kamu ambil tapi darah harus menetes," tegas Ketua Adat Ba'lele Nathan Limbong saat orasi depan Pengadilan Negeri Makale, Rabu (14/9/2022) siang.
Massa yang geram merusak kawat berduri yang dipasang polisi dan melempar batu ke arah barikade pengamanan.
Mereka mengklaim ada kejanggalan dari awal proses peradilan di Pengadilan Negeri Makale.
Diantaranya berkas yang dilampirkan tidak valid karena berkas foto copy.
Kemudian, bukti pembelian tidak ditandatangani pihak penjual atas nama Ambo Badde.
"Banyak cukong di Pengadilan Negeri ini. Percuma ada pengadilan kalau tidak bisa menerapkan keadilan, bubarkan saja," kata Jecky, orator.
"Ternyata Polisi dan orang di pengadilan bersekongkol dengan mafia tanah," ujarnya.
Personel Batalyon B, yakni Polres Tana Toraja, Toraja, Utara, dan Parepare yang diturunkan mengawal aksi menggunakan atribut lengkap.
Mereka membalas lemparan massa dengan tembakan gas air mata dan semprotan water canon ke barisan demonstran.
Massa yang dipukul mundur polisi mengamankan diri ke berbagai arah.
Puluhan pendemo diamankan ke Mapolres Tana Toraja.(*)