Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

The Maczman dan Bonek Cikal Bakal Suporter Damai di Indonesia

Puncak kericuhan antara kedua suporter saat dua tim masuk delapan besar bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Penulis: M Yaumil | Editor: Waode Nurmin
TribunParepare.com/M.Yaumil
Bincang Bola Tribun Timur menghadirkan dua suporter bola PSM Makassar The Maczman dan Persebaya Surabaya, Bonek berbagi Cerita Persaudaraan, Jumat (9/9/2022) 

TRIBUNPAREPARE.COM, PAREPARE - Sepak bola tidak bisa dipisahkan dengan suporter serta rivalitas didalamnya

Rivalitas klub artinya rivalitas antara suporter. Semakin besar rivalitasnya maka tensi kedua suporter juga makin tinggi.

Sama seperti yang terjadi antara Persebaya Surabaya dengan PSM Makassar saat era perserikatan.

Baca juga: Link Live Streaming PSM Makassar vs Persebaya di Liga 1, Bernardo Tavares Usung 3 Misi!

Kedua tim besar ini adalah jagoan juara, tentu kedua suporternya mempunyai militansi yang sama.

The Maczman dan Bonek rupanya pernah menjadi musuh bebuyutan. Keduanya sama militan dan kerasnya dalam hal dukungan.

Tiap laga kandang Bonek tak berani terang-terangan datang ke Makassar mendukung persebaya, begitupun sebaliknya bagi The Maczman.

Presiden The Maczman Indonesia, Ocha Alim menceritakan sejarah rivalitas kedua suporter.

Puncak kericuhan antara kedua suporter saat dua tim masuk delapan besar bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Baca juga: Jelang PSM Makassar Vs Persebaya, Jubir Bonek: Tidak Boleh Ada Korban Jiwa Lagi

"The Maczman datang dengan dua kapal full untuk dukung PSM Makassar di Jakarta waktu itu," katanya saat bincang bola di studio Tribun Timur, Jumat (9/9/2022) malam.

Kericuhan pecah saat mobil rombongan The Maczman dilempar batu oleh suporter lawan yakni bonek.

Suasana menjadi keos, dua kubu saling serang. The Maczman menembakkan anak panah (busur) dan bonek menyerang dengan batu. Korban luka-luka berjatuhan di kedua kubu.

Ocha yang waktu itu masih jadi wartawan dan fotografer PSM Makassar menyaksikan tragedi itu.

"Saya lihat orang kena busur, sudah jatuh masih dipukuli, saking kerasnya dendam kedua kubu ini," jelasnya.

"Saat saya lihat dalam hati saya katakan hal ini harus berakhir, berhenti cukup sampai disini. Tidak boleh kita wariskan yang begini ke anak cucu kita," tambahnya.

Dari pemikiran itu, saat pertandingan selanjutnya berlangsung di kandang PSM Makassar.

Ocha sebagai jubir the maczman waktu itu mempunyai sebuah ide untuk mendamaikan dua suporter besar ini.

Ocha komunikasi dengan ketua Bonek, Tyson dan Gimbal. Mereka berdua di ajak ke Makassar dalam rangka perdamaian kedua kubu.

Awalnya mereka takut, setelah di yakinkan 40 bonek berangkat ke Makassar dengan tujuan perdamaian kedua suporter ini.

"Gimbal, Tyson perang harus dihentikan, ini harus mulai dari kita, ini proyek kebaikan untuk anak cucu kita nanti," kata Ocha.

"Kalau kita tidak hentikan ini akan berkembang terus dendam kesumat kedua suporter," ujarnya.

Akhirnya, kehadiran bonek di Stadion Mattoanging mencatatkan sebuah sejarah dalam persepakbolaan Indonesia.

Bonek dan the maczman cikal bakal suporter damai di Indonesia.

"Dan kedatangan bonek saat itu menjadi sejarah di mattoanging, sejarah mencatat bahwa kehadiran bonek menjadi cikal bakal lahirnya suporter damai di Indonesia," tutur Presiden the maczman itu.

Di Kota Makassar Bonek di jamu sampai mereka pulang.

Hal itu menjadi kebiasaan dan roll model bagi suporter hari ini.

Selain itu, suporter hari ini menikmati buah dari perdamaian antara suporter yang terjadi di stadion Mattoanging.

"Sekarang sudah enak tidak ada lagi ricuh seperti dulu, kita nikmati hasilnya. Di semua daerah kita bisa away dengan aman dan nyaman," pungkasnya.

 

Laporan Kontributor TribunParepare.com, M Yaumil

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved