GUMSB Unhas
Gerakan Unhas Mengkaji dan Sholat Berjamaah, Gerakan Fastabiqul Khairat Ala Unhas Tiap Semester
Gerakan Unhas Mengkaji dan Sholat Berjamaah atau GUMSB Unhas agenda rutin tiap semester dan menjadi gerakan fastabiqul khairat di kampus merah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gerakan Unhas Mengkaji dan Sholat Berjamaah atau GUMSB Unhas digelar lagi.
Agenda rutin tiap semester dan menjadi gerakan fastabiqul khairat di kampus merah ini dilaksanakan lagi secara hybrid, Selasa, 6 September 2022.
Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dan sivitas akademika Unhas lainnya mengikuti Gerakan Unhas Mengkaji dan Sholat Berjamaah atau GUMSB Unhas ini dari Rektorat Unhas, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan.
Anre Gurutta Prof Quraish Shihab menjadi narasumber utama kegiatan itu.
Temanya, Makrifatul Quran: Wahyu Ilahi sebagai Sumber Ilmu dan Kebutuhan Primer Manusia.
Selain Prof Jamaluddin Jompa, hadir juga Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K), Sekretaris Universitas, Prof Dr Sumbangan Baja, Ketua Panitia Pelaksana, Ustad Drs Sulaiman Gossalam MSi, dan beberapa sivitas akademika lainnya.
Humas Unhas, Supratman Supa Athana, mengatakan, gerakan Unhas Mengkaji dan Sholat Berjamaah (GUMSB) merupakan kegiatan yang menjadi agenda rutin tiap semester di Unhas, pada kali ini GUMSB untuk pertama kalinya dilaksanakan pada tahun akademik 2022/2023, dan akan terlaksana setiap pekan bagi sivitas akademika Unhas.
Di awal kegiatan, peserta GUMSB secara bergiliran mengaji dengan bacaan surah Thaha ayat 1-18.
“Gerakan Unhas Mengkaji dan Sholat Berjamaah ini dilaksanakan dengan berlandaskan fastabiqul khairat bagi seluruh sivitas akademika” ucap Rektor Unhas, Prof Dr Jamaluddin Jompa dalam sambutannya.
Prof JJ sudah pasti sangat mengharapkan bila gerakan ini menjadi momentum untuk mewujudkan ilmuwan Unhas yang selain menguasai teori ilmu-ilmu umum juga dalil-dalil yang bersumber dari kitab suci. Hal itu sangat mungkin terjadi karena memang Islam mendorong manusia untuk menuntut ilmu.
Dengan ilmu (sains) akan mengantarkan manusia untuk dekat kepada Tuhan. Semakin banyak ilmu pengetahuan seseorang seharusnya semakin baik seseorang untuk mengenal Tuhan.
Dengan itu menjadikannya manusia bertaqwa kepada Tuhan. Ia selalu mematuhi tuntunan dan perintah Tuhan dalam setiap aktivitas dan pekerjaannya.
Dalam hal ini, Allah berfirman dalam Surah 35 (Fatir), ayat 27 dan 28:’ Dan demikian(pula)di antara manusia, binatang- binatang melata dan binatang- binatang ternak ada yang bermacam- macam warnanya ( dan jenisnya ). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba- hamba-Nya, hanyalah orang berilmu (ULAMA). Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.
Dalam Surah 3 (Al-Imran), ayat 18, Allah mengangkat dan menyamakan para ‘pemikir, ilmuwan’ dengan status malaikat:’Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan( yang berhak disembah ( melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang- orang yang berilmu( juga menyatakan yang demikian itu (. Tak ada Tuhan( yang berhak disembah (melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tuhan, (dengan menciptakan satu kesatuan sistem alam semesta), bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, dan para rasul dan pemilik pengetahuan, (masing-masing dengan kapasitas ilmunya), bersaksi bahwa tidak ada Tuhan Tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.
Dalam Surah 39 (Zumar), ayat 9, Allah berfirman: Orang berilmu nan bijak dan orang bodoh tidaklah sama.
Sedangkan dalam Surah 34 (Saba), ayat 6, dia mengatakan:’Dan orang- orang yang diberi ilmu mengetahui bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar (sebagai kebenaran) dan menunjuki ( manusia ) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Nilai ilmu dan pengetahuan dalam Al-Qur'an sangat tinggi. Karena semakin banyak seseorang mempelajari ilmu pengetahuan, semakin ia menyadari keberadaan Tuhan. Maka tidak heran jika ayat pertama yang diturunkan adalah tentang ajakan membaca dan menulis. Surah 96 (Alaq) dimulai dengan ayat perintah: IQRA (Bacalah!).
Di sisi Tuhan, derajat dan martabat ilmu di dunia sangat tinggi karena melalui perolehan ilmu pengetahuan maka manusia mencapai iman kepada Tuhan.
Dalam Surah 35 (Fatir) ayat 28 Allah berfirman:’Dan demikian(pula)di antara manusia, binatang- binatang melata dan binatang- binatang ternak ada yang bermacam- macam warnanya ( dan jenisnya ). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba- hamba-Nya, hanyalah para pemilik ilmu pengetahuan Alam).
Ilmuwan dipuji dalam banyak ayat dalam Al-Qur'an. Dalam Surat 3 (Al-Imran) Allah mengenalkan orang-orang yang bijaksana. Orang bijak adalah mereka yang menyembah Tuhan dan merenungkan (mengkaji) ayat-ayat-Nya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang- orang yang berakal. (yaitu) orang- orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi( seraya berkata ):" Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia- sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Al Quran itu adalah ayat- ayat yang nyata di dalam dada orang- orang yang diberi yang lalim.
Dalam hadits Rasulullah SAW disebut beberapa keutamaan Orang Berilmu dan ilmu itu sendiri:
1. Ilmuwan adalah pewaris para nabi.
2. Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.
3. Carilah ilmu sampai liang lahat.
4. Barangsiapa meninggalkan rumahnya untuk menuntut ilmu, ia telah melangkah di jalan Allah.
5. Jika Tuhan ingin membimbing seseorang, Dia akan membuatnya dan belajar.
Dalam Islam, tidak ada pertentangan antara sains dan agama bahkan ada hubungan yang sehat, erat, dan selaras. Dalam Islam, ada keseimbangan antara hati dan pikiran, antara spiritual dan material, surgawi dan duniawi.
Suatu keseimbangan dan keadilan ilahi yang memberikan masing-masing nilai dan bobot padanya.
Hal itu juga dipertegas oleh Dr Maurice Bucaille dalam bukunya ‘the Bible, the Quran and Science’ bahwa Sains dan Quran memiliki hubungan yang sangat harmonis.
Dasar dari berkembangnya studi Islam adalah kehausan manusia akan pengetahuan dan kesiapan umat Islam untuk menggunakan akal-pikiran mereka. Ada beberapa ilmuwan Muslim yang memperkaya penelitian ilmiah dan menemukan teori ilmu pengetahuan.
1) Khwarazmi (meninggal 846), yang menemukan ilmu aljabar dan kepala logaritma.
2) Ar-Razi (864-935), yang buku kedokterannya menjadi buku referensi bagi mahasiswa kedokteran di universitas-universitas Eropa selama beberapa abad.
3) Ibn Sina, seorang filsuf dan dokter (980-1037), yang ensiklopedia medisnya digunakan di institusi dan universitas Eropa hingga abad ke-19.
4) Biruni (973-1050), sejarawan ilmu pengetahuan dan politikus yang mempelajari astronomi, mineralogi, farmakologi dan ilmu-ilmu lainnya.
5) Omar Khayyam (meninggal 1211), seorang penyair besar yang mahir dalam matematika, astronomi dan ilmu-ilmu lainnya.
6) Ada juga Al Farabi, Jabir bin Hayyan, Al Kindi, Al Battani, Tsabit bin Qurra, At Tabari, Al Asma'i, dan lain-lain.(*)