Airlangga Hartarto Sebut Engagement Group T20 Punya 2 Peran Utama Pecahkan Masalah Global Saat Ini
Airlangga Hartarto menghadiri T20 Indonesia Summit 2022 Plenary Session 1: Bridging Diverse Interests for Greater Global Cooperation, Senin
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menghadiri T20 Indonesia Summit 2022 Plenary Session 1: Bridging Diverse Interests for Greater Global Cooperation, Senin (5/9/2022).
Presidensi G20 Indonesia menegaskan pentingnya kolaborasi secara inklusif, baik itu kolaborasi antara Pemerintah dengan stakeholder ataupun para akademisi dan peneliti.
Untuk menghasilkan kebijakan yang sesuai agar bisa diterapkan serta memberikan manfaat yang nyata.
Sementara, konsensus yang ingin dicapai oleh para pemimpin global dari forum G20 menghadapi potensi masalah yang serius, mengenai konflik kepentingan dan gejolak geopolitik saat ini.
Konsensus akhir yang dihasilkan diharap mampu menjadi konsesus yang paling objektif dan tidak memihak.
Menko Airlangga menyebutkan bahwa Engagement Group Think 20 (T20) menjadi kelompok keterlibatan yang dibentuk oleh para peneliti dengan hubungan langsung untuk menyampaikan rekomendasi kepada para pemimpin G20.
"Memiliki posisi sangat penting dalam memastikan masalah yang ingin diselesaikan oleh para pemimpin G20 yang bersangkutan,” terang Menko Perekonomian Airlangga.
Ketegangan geopolitik, tekanan politik, dan representatif asimetris antar kelompok negara menjadi faktor yang dapat menyokong pembicaraan antar pemimpin negara ke arah yang tidak diinginkan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, T20 busa turun tangan untuk mendorong pembahasan di tingkat G20 ke arah hasil yang lebih diinginkan.
Mencermati perkembangan terakhir, harus ditegakkan aspek inklusivitas dalam diskusi di tingkat G20.
Namun, hingga saat ini narasi seputar isu global masih didominasi oleh 'northern voice' yang cenderung lebih kongruen melalui kebijakan dan pandangan negara maju.
Namun, negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah ikut dipengaruhi oleh krisis seperti halnya negara maju.
Maka dari itu, peningkatan perwakilan ‘southern voices’ sangat penting untuk memperlihatkan bahwa narasi global yang dibentuk dianggap adil dan dapat diterima oleh semua pemerintahan di semua negara.
Sebagai kelompok keterlibatan G20 yang terdiri dari para peneliti dan akademisi, T20 berada dalam posisi strategis untuk melayani setidaknya dua peran utama dalam kontribusi pemecahan masalah global saat ini.
Airlangga menambahkan bahwa pertama, karena independensinya dari pemerintah nasional dan agenda politik masing-masing.
"T20 dapat memberikan wawasan berharga tentang agenda apa yang harus menjadi fokus para pemimpin global,” tambah Menko Airlangga.
Kebijakan yang direkomendasikan anggota kelompok T20 bisa menjadi bekalpara pemimpin G20 dengan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu penting lewat analisis akademis yang ketat.
Bersama dengan rekomendasi yang harus diambil. Airlangga juga menyebutkan peran kedua dari T20.
“Kedua, T20 dapat berfungsi sebagai jangkar untuk memastikan inklusivitas dan prioritas yang tidak biasa dari isu-isu yang dibahas dan sebagai bank ide G20 yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan berbasis penelitian kepada para pemimpin G20,” sambung Menko Airlangga.
Dapat dikatakan T20 punya kapabilitas dan kapasitas untuk membuat gugus tugas yang mewakili di luar isu-isu kritis yang dialami oleh negara tuan rumah.
Aspek inklusivitas jadi lebih penting karena pandemi menghadirkan ketimpangan yang melebar di seluruh negara.
T20 juga mempunyai kekuatan untuk memastikan agenda dan perumusan penelitiannya sama-sama mewakili negara maju dan berkembang.(adv/rerifaabdurahman).