PSM Makassar
Gagal Menang Lawan Persik Kediri, Bung Ropan Sebut Ada yang Ingin Jegal PSM Makassar
Nyaris, laga Persik vs PSM Makassar di Stadion Brawijaya pekan ke-8 Liga 1 2022/2023 ini dianggap 'tak lazim' sebab menghadirkan berbagai kontroversi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kegagalan PSM Makassar memenangkan duel kontra Persik Kediri pada pekan ke-8 Liga 1 2022/2023 menuai berbagai komentar.
Nyaris, laga Persik vs PSM Makassar di Stadion Brawijaya Kediri ini dianggap 'tak lazim' sebab menghadirkan berbagai kontroversi.
Pengamat sekaligus komentator sepakbola Ronny Pangemanan yang karib disapa Bung Ropan juga angkat bicara atas kegagalan PSM Makassar memenangkan duel menghadapi Persik Kediri.
Sekedar diketahui laga Persik vs PSM Makassar pekan ke-8 Liga 1 2022/2023 berlangsung, Jumat (2/9/2022) malam.
Pertemuan Persik vs PSM Makassar berakhir dengan skor 0-0.
Sepanjang laga wasit yang memimpin pertandingan dinilai memberikan sejumlah keputusan yang cukup kontroversial.
Salah satunya terkait dengan kartu merah yang diterima Kapten PSM Makassar Wiljan Pluim sebelum babak pertama usai.
Bung Ropan melalui channel youtubenya pun blak-blakan menyebut sepertinya ada upaya untuk menjegal PSM Makassar.
Sebab sejauh ini PSM Makassar di Liga 1 2022/2023 di bawah asuhan Bernardo Tavares tampil solid.
Terlihat dari tujuh laga termasuk kontra Persik, skuad PSM Makassar belum terkalahkan dan menjadi satu-satunya tim Liga 1 2022/2023 yang belum dinodai dengan kekalahan.
"Nampaknya saya lihat memang keberadaan PSM ini seakan ingin direm, ingin dihentikan dulu," ungkapnya.
Bung Ropan menilai pelanggaran yang berbuah kartu kuning pertama untuk Wiljan Pluim bukanlah pelanggaran yang cukup keras hingga harus diberikan kartu.
"Ini pasti tidak diterima oleh Wiljan Pluim karena dia merasa waktu kartu kuning pertama itu dia tidak sengaja menjatuhkan (pemain Persik), bukan dengan tekel bahkan hanya ada dorongan ke Adi Eko Jayanto sehingga terjatuh dan wasit memberikan kartu kuning," sambungnya.
Sedangkan untuk kartu kuning kedua yang berujung kartu merah, Bung Ropan menganggap kemungkinan wasit tak menerima gestur atau ucapan dari Wiljan Pluim.
"Namun wasit mungkin melihat ada ucapan atau kata-kata yang dianggap bahwa ini harus diberikan kartu kuning kedua," tuturnya.
Dengan dikeluarkannya Wiljan Pluim, skuad PSM Makassar kehilangan skema serangan yang biasanya bertumpuh pada sosok Wiljan Pluim.
Alhasil PSM Makassar harus ditahan imbang oleh Persik Kediri 0-0 pada pekan ke-8 Liga 1 2022/2023.
"Itu juga yang dikeluhkan oleh Bernardo Tavares pelatih PSM Makassar bahwa banyak kejadian yang dianggap tim asuhannya ini dirugikan oleh wasit," tutupnya.
Pelatih PSM Makassar Murka
Pelatih PSM, Bernardo Tavares menyoroti kinerja wasit. Beberapa keputusannya dianggap keliru.
Padahal di sesi konferensi pers sebelum pertandingan, Kamis (1/9/2022), juru taktik 42 tahun ini telah ingatkan wasit berlaku adil.
"Di konferensi pers sebelumnya, saya sampaikan bahwa wasit harus memimpin pertandingan dengan fair, tidak membantu Persik dan tidak membantu PSM," ucapnya saat konferensi usai pertandingan.
Ia menyesalkan babak tambahan waktu di babak kedua hanya dua menit. Padahal, ada beberapa kejadian pemain Persik berjatuhan di menit normal.
Tak hanya itu, para pemain di kedua kesebelasan juga masih ingin bertanding. Sayang waktu perpanjangan waktu hanya dua menit.
"Apa yang terjadi di akhir pertandingan, hanya dua menit waktu pertambahan," ujarnya.
Makanya, Tavares menuturkan, seakan-akan hasil pertandingan memang ingin dibuat imbang.
Baca juga: Persik vs PSM Makassar Tegang! Sadikin Aksa Tinggalkan Kursi VVIP Berbaur ke Tribun Fans Juku Eja
Baca juga: Link Live Streaming Persija vs Bhayangkara FC di Liga 1, Ambisi Thomas Doll Samai Rekor PSM Makassar
Menurutnya ini tidak bagus bagi kedua tim. Sebab, PSM dan Persik telah bekerja keras untuk melakukan persiapan.
"Saya kira pertandingan ini harusnya sudah ditahu hasilnya, bahwa dibuat imbang. Ini tidak bagus bagi kedua tim. PSM selama persiapan bekerja keras dan saya percaya Persik juga kerja keras," tuturnya.
Pelatih lisensi UEFA Pro ini menyebut, laga PSM dan Persik yang menjadi bintang adalah wasit.
"Kita bisa lihat bintangnya di pertandingan ini bukan pemain, harusnya bintangnya adalah para pemain," sebutnya.
Sambung Tavares, walau 10 pemainnya lawan 11 pemain Persik di babak kedua, timnya masih bisa mendominasi pertandingan.
Sayang, ketika timnya memenangkan bola, mencoba counter, wasit justru menghentikan pertandingan, menilai terjadi pelanggaran.
Memang wasit menghentikan pertandingan, tapi tidak ada kartu dikeluarkan.
"Di babak kedua kita bermain 10 orang, Persik bermain 11 orang, setiap kali memenangkan bola, menginisiasi counter pertandingan, tapi pertandingan justru dihentikan wasit, pelanggaran, tiup pluit. Padahal wasit tidak memberikan kartu terhadap semua pelanggaran untuk menghentikan counternya kita saat memenangkan bola. Jadi game ini mungkin harus imbang," tutur Tavares.
Pelatih asal Portugal ini juga menyoroti kartu merah Pluim. Sebab sebelum dapat kartu merah, pemain 80 tahun ini disikut oleh center back Persik.
Aksi sikut itu tentu bisa membuat pemainnya cedera, berisiko membuat pemainnya absen.
Pluim pun telah absen lawan Arema karena cedera.
Hal ini tak lepas dari ketidakmampuan wasit mengontrol pertandingan.
"Padahal di sini kalian punya passion sangat besar di suporter. Ini tidak bagus, karena pertandingan tidak bisa dikontrol dengan baik. Saya mau tahu bagaimana mereka meningkatkan mutu dari wasit," tandanya.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita