Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Verifikasi Administrasi Parpol, Abdul Wahab Tahir: Kader Pindah Partai Lain Sudah Biasa

Wahab Tahir menyatakan Golkar tidak khawatir jika ada kader Golkar namanya di catut partai baru. “Jadi, kader pindah partai lain sudah biasa,” katnya.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN TIMUR
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Makassar Abdul Wahab Tahir 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Makassar Abdul Wahab Tahir menyikapi santai adanya partai baru yang mencatut kader partai lain.

Menurut Abdul Wahab Tahir, Golkar tidak khawatir jika ada kader partai tersebut namanya dicatut oleh partai baru.

“Jadi, kader pindah partai lain sudah biasa,” kata Wahab Tahir di Gedung DPRD Makassar, Rabu (31/8/2022).

Alasannya, Golkar Makassar punya banyak cadangan kader untuk menutupi data anggota mereka yang ditolak KPU Makassar.

Baginya, pindah partai juga sangat biasa dalam dunia politik, begitu juga Golkar selalu membuka pintu selebar-lebarnya untuk berjuang bersama rakyat.

“Biasa kan ada yang di partai A terus pindah ke partai B, itu tidak masalah bagi kami, Golkar juga begitu selalu menerima siapapun yang ingin menjadi bagian dari kami,” ujarnya.

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasdem Makassar Ari Ashari Ilham juga berpendapat sama.

Menurutnya, adanya keanggotaan ganda dalam hasil verifikasi KPU tidak terlalu membuatnya kebingungan.

“Kami di partai Nasdem punya banyak anggota, yang jelas persyaratan verifikasi administrasi kita sudah penuhi,” tegasnya.

Soal pencatutan, kalaupun terjadi, maka tidak akan jadi penghambat karena Nasdem Makassar sudah menginput ribuan kader dalam Sipol.

“Jadi akan tertutupi meskipun ada keanggotannya ganda, tapi tetap memenuhi syarat,” jelasnya.

Belum Penuhi Syarat Keanggotaan

Sebanyak 150 kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Makassar tercantum sebagai anggota partai politik (parpol) pendatang baru.

Pencatutan diidentifikasi saat berkas keanggotan kader PKS dinyatakan belum memenuhi syarat (BMS) dalam sistem informasi politik (Sipol).

Akibatnya, PKS harus melakukan perbaikan data agar bisa memenuhi syarat keanggotaan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat.

“Orang lain berbuat, kita kena getahnya, kita ada 150 anggota BMS dicatut semua,” kata Ketua DPD PKS Makassar, Anwar Faruq, Rabu (31/8/2022).

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar itu menegaskan, seluruh kader kader yang dicatut partai pendatang baru merupakan kader militan PKS.

Hal itu dibuktikan dengan adanya kartu tanda anggota (KTA) yang dimiliki oleh seluruh kader partai tersebut.

PKS, kata Anwar tidak akan berani memasukkan nama orang-orang yang bukan kader mereka dan KTA merupakan bukti bahwa benar mereka adalah kader PKS.

Ia menambahkan, partainya telah mengklarifikasi kepada 150 kader PKS yang namanya dicatut dan mereka tidak tahu menahu terkait namanya masuk keanggotaan parpol lain.

Anwar kemudian menyentil partai pendatang baru agar tahu diri dan menjalankan tahapan Pemilu serentak 2024 secara jujur.

“Pesan saya agar partai lain jangan mencatut, harus benar-benar anda mencari kader untuk didaftarkan, jangan ambil partai lain,” jelasnya.

Selain itu, ada juga kader PKS yang namanya tercatat di tiga partai.

Setelah diklarifkasi orang itu membenarkan bahwa dia telah menjadi bagian dari partai lain dan memilih sebagai kader partai lain.

“Makanya kami tanya mau dimana, tapi dia pilih partai lain, otomatis statusnya di PKS sudah tercabut,” Anwar menambahkan.

Sebelumnya, Komisioner KPU Makassar Gunawan Mashar mengatakan, dari 24 calon parpol yang akan mengikuti Pemilu 2024 masih banyak yang belum memenuhi syarat (BMS).

Ada banyak parpol yang memiiki keanggotaan ganda identik maupun ganda eksternal (terdaftar di parpol lalin).

Paling banyak didapatkan dari parpol-parpol baru atau yang belum pernah mengikuti kontestasi politik.

Dari 24 calon parpol, sekira 10 calon parpol baru atau yang belum pernah mengikuti agenda Pemilu.

Antara lain Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), Partai Buruh, Partai Keadilan dan Persatuan (PKP).

Partai Republik Indonesia, Partai Republik Satu, Partai Republik, Partai Swara Rakyat Indonesia (Parsindo).

“Rata-rata banyak partai baru yang BMS karena ada yang ganda identik, ganda eksternal. Secara umum semua partai yang 24 ada ganda identiknya, eksternal dan TMS,” kata Gunawan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved