Human Interest Story
Kisah Hasrul Tunanetra Perantau Asal Kendari, Jadi Tukang Pijat hingga Dijahili saat Jualan Kripik
"Dari pijit saja berapa ji saya dapat, mungkin ada Rp 100 ribu," kata Hasrul sambil menyelah nafas.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Muslimin Emba

Demi menambah penghasilan, Hasrul pun rela menjadi penjual kripik keliling.
Setiap satu pack kripik yang ia jajakan, dibanderol Rp 10 ribu.
"Kalau kripik, saya juga ambil dari orang. Selisih yang saya dapat itu Rp 6 ribu," ujarnya sambil menawarkan.
Sudah dua tahun Hasrul berjualan kripik di ujung Jl Dg Tata 1.
Setiap hari, ia datang dengan ojol pesanannya sendiri.
Sebagai disabiltas, Hasrul tak mau menggantungkan harapan kepada orang.
"Oh, saya semua mandiri. Ini hp saya khusus memang, bisa bicara kalau saya sentuh," ucap Hasrul sambil memperlihatkan ponsel genggamannya.
Hasil penjualan kripik juga tak menentu kata Hasrul. Untuk sehari saja, jika banyak pembeli, dirinya hanya bisa menjual 10 pack kripik.
Meski kondisi Hasrul cukup memprihatinkan, rupanya masih saja ada pembeli yang berbuat jahil.
Hasrul mengaku pernah ditipu soal uang kembalian dari pembelinya yang curang.
Pembelinya dengan sengaja mengelebuhi Hasrul dan mengambil kripiknya tak sesuai harga.
"Nah, setelah saya kembalikan, saya ternyata salah tarik, itu uang 50, langsung na tarik dari tangan ku baru pergi. Apa boleh buat, kalau dia mau seperti itu," kenang Hasrul dengan nada pasrah.