Ketat! Liga 1 Baru Berjalan Enam Pekan, 5 Pelatih Sudah Dipecat
Inilah deretan Pelatih yang dipecat sepanjang Liga 1 Indonesia, Robert Rene Albert salah satunya
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Liga 1 Indonesia mulai memasuki pekan ketujuh pertandingan
Ketatnya persaingan Liga 1 telah memakan 5 korban Pelatih kepala
Pertama, Persib Bandung memecat Robert Rene Albert
Di 3 laga awal, Persib hanya mampu mendulang satu poin
Robert Rene Albert pun dipecat pada 10 Agustus 2022
Persik Kediri kemudian menyusul langkah tim maung Bandung
Javier Roca mundur dari posisinya sebagai Pelatih kepala pada 14 Agustus 2022.
Dalam 4 laga memimpin, Javier Roca hanya mampu mengantar Persik meraih satu poin
Kemudian, Persis Solo bersama Jacksen F Tiago mengakhiri kerjasamanya pada 19 Agustus 2022.
Disusul, ada Sergio Alexandre yang dianggap belum memuaskan oleh manajemen PSIS Semarang.
Kiprah PSIS di liga 1 memang kurang memuaskan.
Laskar Mahesa Jenar hanya mampu meraih 2 kemenangan, satu imbang dan tiga kekalahan.
Padahal, tim PSIS diisi pemain bintang seperti Alfeandra Dewangga, Taisei Marukawa, Jonathan Cantillana dan bomber yang masih cedera Carlos Fortes
Terbaru, Dejan Antonic tak lagi menunggangi Barito Putera terhitung sejak Kamis (25/8/2022).
Barito Putra memang masih berkutat di zona degradasi.
Kiprahnya di liga tidak baik, Barito harus menelan kekalahan 8-0 dari Madura United di laga perdana.
Hingga kini, tim asal Banjarmasin ini baru meraih 1 kemenangan berbanding 4 kekalahan.
Fenomena gonta-ganti pelatih ini seringkali terjadi di Indonesia.
Disetiap musim, kebanyakan klub mengganti pelatih ditengah.
Pengamat sepakbola Hanafing menilai kondisi ini disebabkan beberapa faktor.
Pertama,rincian kontrak pelatih kepala di setiap klub yang kadang memiliki klausul berbeda.
"Faktornya bisa jadi ada dalam kontrak pelatih. Karena kita tidak tau rincian klausul kontrak pelatih," ujar Hanafing kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (27/9/2022)
"Mungkin saja ada pelatih dikontrak dengan catatan. Bisa juga ada pelatih jika mengundurkan diri, yang didapat lebih banyak," lanjutnya.
Menurutnya, Faktor lain ialah klub yang tidak memiliki seorang direktur teknik.
Direktur teknik memiliki peran penting dalam klub.
Salah satu fungsi direktur teknik (dirtek) ialah mengevaluasi kinerja pelatih.
Seorang dirtek melakukan evaluasi terhadap permainan taktik tim, calon lawan hingga program kepelatihan.
"Sekarang kan banyak klub tidak memakai dirtek, atau yang asal memasang nama saja. Padahal regulasi AFC sudah jelas bahwa klub harus memiliki dirtek," jelas Hanafing.
"Dengan tidak adanya dirtek maka tidak ada yang bisa melihat progres tim dari segi permainan. Begitu pula di pertandingan, tidak ada yang menganalisis lawan, sehingga klub langsung bermain saja," lanjutnya.
Kondisi ini dianggap menjadi pemantik banyaknya pelatih yang dipecat.
Sebab, manajemen mengambil langkah seringkali hanya dari skor akhir.
Disisi lain, pelatih pun tidak berkembang karena kurangnya support dari segi tactical.
Hanafing pun berharap regulasi liga 1 Indonesia bisa diperketat untuk meminimalisir fenomena seperti ini.
"Tentu regualasi harus diperketat dan diikuti semua klub. Sehingga pelatih bisa mengeluarkan kemampuannya dengan dukungan posisi tertentu seperti dirtek," jelas Hanafing.
Liga 1 Indonesia telah memasuki pekan ketujuh, sejumlah rumor pemecatan kembali bergulir.
Salah satunya dari tim Rans Nusantara FC yang masih belum meraih hasil memuaskan.
Hilmansyah dkk terbenam di peringkat 17 klasemen sementara.
Rans FC bersama Persik Kediri masih belum mampu meraih satupun kemenangan
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz