Persib Bandung
Ulah Bobotoh Nyalakan Flare dan Lempar Botol ke Lapangan, Persib Bandung Harus Keluarkan Rp 200 Juta
Ulah dari sejumlah bobotoh di dalam stadion membuat manajemen Persib Bandung pusing. Mereka harus mengeluarkan uang hingga Rp 200 juta untuk denda
TRIBUN-TIMUR.COM - Persib Bandung hingga saat ini harus mengeluarkan uang hingga Rp 200 juta selama Liga 1 2022/2023 bergulir.
Uang tersebut dipakai untuk membayar denda akibat sanksi dari Komisi Disiplin PSSI.
Manajemen Persib Bandung terpaksa membayar ganti rugi dan denda akibat ulah bobotoh atau fans Persib Bandung saat mereka menonton laga di stadion.
Saat Persib Bandung bertemu Bhayangkara FC di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, 24 Juli 2022 lalu, sejumlah bobotoh menyalakan flare dan melemparkan botol air mineral ke arah lapangan.
Padahal, tindakan seperti ini sangat dilarang oleh Komdis PSSI.
Tak hanya di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, bobotoh juga berulah ketika Persib Bandung bertemu PSS Sleman di Stadion Maguoharjo, Sleman, Yogyakarta, 19 Agustus 2022 lalu.
Ratusan bobotoh menyalakan flare di dalam stadion. Manajemen PSS Sleman yang menjadi tuan rumah dalam pertandingan itu, bahkan sempat melayangkan protes ke PT LIIB.
Dalam laman Instagram resmi klub PSS Sleman, Ketua Panpel PSS Sleman, Rangga Rudwino menegaskan, aksi tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan suporter tamu.
Baca juga: Penyebab Luis Milla Belum Bisa Dampingi Persib Bandung, Termasuk saat Lawan PSM Makassar?
Baca juga: Ujian Berat Menanti Debut Luis Milla di Persib, Lawan Tim Tak Terkalahkan di Liga 1 PSM Makassar
Sehingga, dia menyayangkan suporter Persib Bandung menyalakan flare pada laga ini.
"Kami sangat sesalkan tindakan beberapa suporter tim tamu ketika akhir laga dengan menghidupkan belasan flare di tribun," tulisnya dalam akun tersebut beberapa waktu lalu.
"Kami tahu dan mengerti bahwa untuk denda akan ditanggung oleh tim Persib sesuai dengan pasal 70 ayat 1, ayat 4, dan lampiran 1 nomor 5 Kode Disiplin PSSI tahu 2018. Namun, hal tersebut mencoreng kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya," tulis laman tersebut.
Bahkan, Rangga pun menjelaskan, tidak hanya menyesalkan aksi penyalaan flare, namun juga kehadiran bobotoh ke Stadion Maguwoharjo yang melebihi kuota kesepakatan tiket yang diberikan Panpel PSS Sleman kepada suporter tim tamu.
Dimana, sebelumnya, suporter Persib Bandung mendapatkan jatah 1.500 suporter.
Baca juga: Sering Ditekan Pemain Kuala Lumpur FC, Pemain PSM Makassar Sulit Kembangkan Permainan
Namun, jumlah suporter yang datang ke Stadion Maguwoharjo pada hari pertandingan justru lebih banyak dari kesepakatan, dengan tanpa memiliki tiket.
"Tidak hanya flare, kami juga menyayangkan tindakan suporter Persib yang tidak menghormati kuota tim tamu sebanyak lima persen dari kapasitas stadion. Beberapa suporter yang tidak memiliki tiket memilih datang ke stadion Maguwoharjo," lanjutnya.
"Seharusnya, mereka bisa menonton melalui giant screen yang sudah kami sediakan di stadion Tridadi, Sleman, sesuai dengan komunikasi yang sudah terjalin antara pihak Panpel dan suporter," ujarnya.
Selain penyalaan flare, Persib Bandung pun terancam sanksi denda senilai Rp 50 juta.
Saat Persib Bandung menjamu Bali United di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), beberapa okum bobotoh melemparkan botol air minum kemasan ke arah lapangan, Selasa (23/8/2022).
Aksi tersebut terus berlanjut hingga setelah pertandingan usai.
Bahkan, hal tersebut sempat membuat pemain dan ofisial Bali United tertahan di lapangan, dan harus diamankan petugas kepolisian anti huru hara, dengan membentuk barikade perlindungan bagi tim Bali United agar dapat meninggalkan lapangan.
Baca juga: Kekecewaan Bobotoh Setelah Paul Munster Batal Jadi Pelatih Persib Bandung, Benjamin Mora?
Pada pertandingan ini, tuan rumah Persib Bandung harus menyerah dari tamunya Bali United dengan skor 2-3.
Kondisi ini pun menuai protes dari tim suporter Bali United yang tidak bisa menerima perlakuan oknum bobotoh kepada para pemain dan tim berjuluk Serdadu Tridatu.
Dalam akun instagram salah satu suporternya, yaitu Bali United Revolution menyayangkan aksi tersebut dengan mengunggah foto kiper Bali United, M. Ridho berjalan menyusuri barikade perlindungan petugas kepolisian untuk meninggalkan lapangan usai pertandingan.
Unggahan tersebut disertai kalimat sindiran bagi suporter Persib Bandung.

Meski kecewa, namun dalam keterangannya, Bali United Revolution menuliskan keterangan, bahwa Bali tidak akan membalas perlakuan serupa saat Persib Bandung bertandang ke Bali.
"Bali tak akan pernah membalas perlakuannya yang buruk juga, tapi membalas semuanya dengan senyuman dan perlakuan yang baik & BALI percaya akan adanya karma," tulisnya dalam akun @balirevolution, Rabu (24/8/2022)
"Untuk saat ini kami menerima tapi ingat, suporter juga punya batas kesabaran sebagai manusia. Next kalian away ke Dipta (Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar), kami akan sambut dengan cinta dan sambutan hormat. Selayaknya manusia memanusiakan manusia, dan melebihi apa yang kalian perbuat terhadap kami," lanjutnya.
Kondisi ini membuat citra bobotoh yang telah meraih penghargaan sebagai suporter terbaik dalam ajang turnamen Piala Presiden 2017 lalu, kini tercoreng dan merugikan bobotoh lainnya.
Baca juga: Bobotoh: Di Piala Presiden Robert Alberts Janji Fokus Liga 1, Tapi Kok Persib Bandung Kalah Melulu?
Saat dikonfirmasi Ketua Harian BOMBER, Mediaswara mengatakan, bahwa upaya antisipatif terkait penyalaan bahkan membawa flare ke stadion, selalu disampaikan para pengurus kepada seluruh anggota BOMBER, dalam berbagai kesempatan.
Bahkan selain larangan, pihaknya pun selalu mengedukasi para anggotanya, untuk selalu berlaku tertib saat mendukung Persib Bandung dimana pun.
"Terkait flare ini, kami selalu memberikan imbauan dan edukasi kepada para anggota BOMBER, untuk tidak menyalakan bahkan membawa flare ke stadion. Kami juga sudah membuat flyer digital untuk stop flare di stadion, dan disebarkan di seluruh akun IG anggota BOMBER. Sejauh ini larangan tersebut dipatuhi dengan tidak adanya anggota kami yang membawa flare," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Kamis (25/8/2022).
Selain imbauan bagi para anggotanya, Mediaswara pun mengaku, terus berusaha untuk merangkul komunitas suporter yang kerap melakukan penyalaan flare di stadion, untuk duduk bersama dan mencari solusi dalam mendukung Persib Bandung secara positif.
"Kami juga terus mencoba untuk melakukan pendekatan dan merangkul kelompok suporter lain yang suka nyalain flare, untuk duduk dan ngopi bareng, juga tanya kenapa, tapi bahasa mereka istilahnya, ya udahlah da Persib ini yang bayar (denda), tapi apapun itu, tetap saja aksi itu juga merugikan Persib dan bobotoh lainnya," ucapnya.
"Kalau gini terus kan kedepannya, bisa saja pertandingan tanpa suporter, ini kan yang tidak kita inginkan. Jadi lebih baik jangan dulu lah bawa dan nyalain flare di stadion, karena secara regulasi juga itu dilarang dan dapat berujung sanksi," lanjutnya.
Ia pun mengajak seluruh komunitas bobotoh Persib, untuk bersama - sama bergerak mengimbau para anggotanya untuk tidak menyalakan bahkan membawa flare ke stadion, baik saat Persib bertanding home atau away.
"Kami selalu mengajak teman-teman di komunitas lain untuk ayolah stop flare di stadion. Karena imbasnya karena dengan adanya bobotoh yang nyalain flare, BOMBER dan komunitas lainnya yang tidak melakukan itu, juga turut kena imbasnya, karena orang luar lihatnya kan bobotoh, bukan dari kelompok ini atau itu," ujar Mediaswara.
Bahkan, saat terjadi aksi pelemparan botol kemasan air mineral kepada tim tamu, dalam laga Persib Bandung lawan Bali United di Stadion GBLA, Selasa kemarin.
Pihaknya, justru dihubungi oleh beberapa kelompok suporter Bali United yang mempertanyakan ulah oknum bobotoh yang melakukan aksi tersebut, dan menyayangkan BOMBER dinilai tidak mampu menjaga anggotanya untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
Padahal, lanjutnya, BOMBER justru melakukan aksi boikot pada laga tersebut, seiring belum adanya perbaikan terkait sistem tiket sesuai tuntunan aksi bobotoh di Graha Persib pada 10 Agustus lalu.