Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Diskusi Forum Dosen Tribun Timur

Soal Jalur Mandiri, Prof Tasrif Surungan: Invesment Kampus Jadi Ladang Transaksional

Setelah berita ini viral, wacana untuk menghapuskan jalur mandiri sebagai salah satu cara untuk masuk perguruan tinggi pun mencuat.

Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Guru Besar Fisika Unhas, Prof Tafsir Surungan saat hadir dalam forum dosen di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/8/2022) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jagat dunia maya ramai membicarakan soal kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Universitas Lampung (Unila), Karomani, pasca kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru (maba) jalur mandiri.

Setelah berita ini viral, wacana untuk menghapuskan jalur mandiri sebagai salah satu cara untuk masuk perguruan tinggi pun mencuat.

Tribun Timur, bersama forum dosen kemudian membahas wacana ini dalam tajuk problem wacana publik atas tata kelola perguruan tinggi di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/8/2022).

Guru Besar Fisika Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Tafsir Surungan menyampaikan pandangannya soal isu tersebut.

Menurutnya, jalur mandiri menjadi lahan basah untuk disalahgunakan oleh oknum birokrasi kampus.

Pemicunya tidak lain, karena kebutuhan infrastruktur dan operasional tinggi di Perguruan Tinggi Nasional (PTN) yang berstatus Perguruan Tinggi Berbadan hukum (PTN-BH).

Tafsir menambahkan, paradigma kampus yang berubah menjadi tempat menanam modal juga menjadi penyebab kasus serupa bisa terjadi di perguruan tinggi lain di Indonesia.

"Perguruan tinggi menjadi invesment yang sangat penting lalu ditarik untuk entitas tertentu, dia bisa terjebak transaksional," tambahnya.

Padahal menurutnya, negara seharusnya hadir untuk menjamin setiap warga negara untuk bisa mengakses pendidikan.

"Padahal negara harus menjamin dana sebesar-besarnya, tetapi karena biaya kita terbatas kita meminta masyarakat untuk berkontribusi lewat jalur mandiri," ujarnya.

Selain itu, menurut Tafsir, penyebab selanjutnya adalah tidak transparannya penerimaan mahasiswa baru di jalur Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN).

Sehingga keabsahan bagi mahasiswa baru yang dinyatakan belum lulus, tidak bisa dipertanyakan.

"Mestinya kita harus membuat sistem penerimaan yang transparan," tuturnya.

 

Laporan Tribun-Timur Muh. Sauki Maulana  

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved