Kementan RI
Swasembada Pangan sejak Zaman Mr Clean Andi Amran Sulaiman, Dosen IPB: Bukan Sejak 36 Tahun Lalu
Mantan dekan dari IPB Sam Herodian menegaskan, swasembada pangan bukan hanya teradi di era Mentan Syahrul Yasin Limpo dan mengulang 36 tahun lalu.
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Berdasarkan ketetapan FAO tahun 1999, suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya telah mencapai 90 persen dari kebutuhan nasional.
Artinya Indonesia dalam pemerintahan Jokowi-JK periode pertama 2017 dan 2019 telah berhasil mencapai swasembada pangan sewaktu Kementerian Pertanian (Kementan) dikomandoi oleh Andi Amran Sulaiman.
Diketahui, dari data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), swasembada pangan telah dicapai sejak tahun 2017 dan sudah tidak impor lagi.
Di tahun 2018, Indonesia tetap surplus beras 2,85 juta ton tapi muncul kebijakan untuk mengimpor beras yang kemudian menimbulkan polemik.
Saat itu, tegas Andi Amran Sulaiman menolak keras adanya impor.
Di tahun 2019 Andi Amran Sulaiman masih menjabat Mentan hingga bulan Oktober, tercatat surplus beras mencapai 2.38 juta sehingga swasembada 2019 merupakan hasil kerja Andi Amran Sulaiman karena Syahrul Yasin Limpo (SYL) baru menjabat 2 bulan dan 2020, produksi beras menurun berturut-turut hingga surplus 1.97 juta ton dan 2021 surplus 1,33 juta Ton.
Produksi beras akhir-akhir ini tidak ada kenaikan signifikan yaitu 2018 : 33.47 jt Ton, 2019: 31.3 jt Ton 2020: 31.50 jt Ton, 2021: 31.30 jt Ton (Data BPS)
Kerja keras dan gebrakan swasembada beras yang dicanangkan Andi Amran Sulaiman telah menuai hasil cemarlang di periode kepemimpinannya di Kementan. Kini, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) bisa menikmati hasil kerja keras tersebut .
Hal ini diungkapkan akademisi dan eks Dekan Institut Pertanian Bogor (IPB) Sam Herodian, Senin (15/8/2022).
Menurutnya sejak 2017 hingga 2019 tercatat sudah tidak ada lagi impor beras dan Indonesia sudah menikmati swasembada pangan menurut ketetapan FAO.
“Jadi sangat keliru kalau dikatakan Indonesia baru mencapai swasembada pangan di era Mentan SYL dan mengulang 36 tahun lalu,” ujar Sam Herodian.
Ditambahkan Sam Herodian, saat ini tidak bisa lagi mengelabui publik karena ada rekam jejak dan data yang mengungkap dan berbicara.
“Bahkan swasembada era Soeharto pun sebenarnya kita masih ada impor sebesar 10 persen, tapi itu sudah memenuhi ketetapan swasembada FAO,” jelas Sam Herodian.
Bahkan, kata Sam Herodian, di era Mentan SYL produksi beras terus mengalami penurunan di banding era Andi Amran Sulaiman.
“Bukan membandingkan tapi begitulah realitasnya. Jadi seharusnya kita tidak menafikkan hasil kerja orang lain. Karena setiap tahapan kerja pastilah berkesinambungan,” ujar Sam Herodian.