Meski Diguyur Hujan, Panitia Tetap Lanjutkan Karnaval yang Diikuti Murid Paud & SD di Toraja Utara
Meski begitu, penyelenggara yakni Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toraja Utara melalui Dinas Pendidikan tidak menghentikan kegiatan.
Penulis: Ricdwan Abbas | Editor: Saldy Irawan
RANTEPAO, TRIBUNTIMUR.COM - Peserta Karnaval Paud yang dirangkaikan Gerak Jalan dan Drumband di Lapangan Bakti Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, diguyur hujan deras, Jumat (12/8/2022) sore.
Meski begitu, penyelenggara yakni Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toraja Utara melalui Dinas Pendidikan tidak menghentikan kegiatan.
Pantauan Tribun Timur di lokasi, Kepala Dinas pendidikan dan beberapa pejabat pemkab berada di podium saat hujan deras mengguyur peserta.
Hal itu sontak menuai respon beragam warga serta organisasi kepemudaan.
Mereka sesalkan panitia membiarkan para pelajar kehujanan.
Sementara, ribuan peserta dari ratusan sekolah tingkat satuan Paud dan SD tersebut sudah kelelahan.
Sebab, usai melaksanakan devile (berkeliling) dengan rute kurang lebih 3 kilometer dibawah terik matahari.
"Kami Sapma Pemuda Pancasila (Sapma PP) menyoroti kadis pendididikan yang di lokasi tapi membiarkan anak-anak berhujan-hujan," Kata Ketua Chong LenFat kepada Tribun Timur Jumat Sore.
Kata dia, panitia terlalu memaksa bocah Paud dan SD.
Sebab kata dia, pergantian musim merupakan kondisi pancaroba dimana warga harus menjaga kondisi kesehatan.
"Kami meminta kepada Bupati untuk menegur pejabat yang di lokasi," kata Ketua Sapma Pemuda Pancasila Toraja Utara, Chong LenFat kepada Tribun Timur, Jumat Sore.
Salah seorang warga inisial S juga menkhawatirkan kesehatan peserta.
"Kasian anak-anak SD kena hujan-hujan hanya demi kesenangan. Memang tidak bisa ditunda kah. Mudah-mudahan tidak ada yang sakit," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Toraja Utara, Martinus Manating menyampaikan bahwa keluhan warga memang banyak.
"Keluhannya warga pasti banyak pak, karena tidak mungkin kami sempurna," katanya.
Namun ia menampik, pelajar kehujanan adalah kekeliruan panitia.
Kata dia, pendamping murid seharusnya bertanggungjawab menggentikan peserta.
"Itu gurunya, bukan kami, mana kami tahu keadaan di lapangan. Gurunya yang seharusnya bertindak," ujarnya.
Sebagai informasi, pada Sabtu (13/8) kegiatan dilanjutkan tingkat SMP dan SMA/SMK.(*)