Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Susno Duadji Yakin Rekaman CCTV di Komplek Irjen Ferdy Segera Dibongkar, Eks Intelijen Ungkap Fakta

Sebelumnya, CCTV yang berada di Kompolek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan disebut tak berfungsi setelah kejadian baku tembak.

Editor: Ansar
Kolase TribunTimur.com
Kolase Susno Duadji dan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sembo dan Brigadir J. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Hingga kini polisi belum mengungkap penyebab kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Sebelumnya, CCTV yang berada di Kompolek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan disebut tak berfungsi setelah kejadian baku tembak.

Tenyata, belakangan berdar kabar jika rekaman CCTV di komplek Irjen Ferdy Sembo diambil oleh polisi.

Ketua RT hingga awak media juga diintimidasi oleh pria berambut cepak.

Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji pun buka suara di depan Purnawirawan Irjen Pol Aryanto Sutadi mengenai rekaman CCTV yang diambil Polisi.

Sebelumnya disebutkan, Brigadir J tewas setelah baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sembo.

Insiden terjadi setelah Putri istri Irjen Ferdy Sembo teriak dilecehkan oleh Brigadir J. 

Hingga kini kasus tersebut masih terus diselidiki.

Sederet bukti masih dikumpulkan untuk membuktikan kebenaran.

Kasus penembakan yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo ini pun heboh diperbincangkan.

Tim khusus dikerahkan Polri untuk menyelidiki dan menyimpulkan kejadian yang sebenarnya terjadi.

Susno Duadji buka suara di depan Purnawirawan Irjen Pol Aryanto Sutadi mengenai rekaman CCTV yang diambil Polisi.

Hal ini terkait ada polisi yang mengambil CCTV di Kompleks rumah Irjen Ferdy Sambo, dilansir Youtube Polisi Oh Polisi.

"Kalau secara teori biasanya kalau habis terjadi kejadian tembak menembak, nomor satu polisi menyita CCTV yang ada," ujar Aryanto Sutadi, Senin(18/7/2022).

Susno Duadji tanggapi kasus tewasnya Brigadir J (Facebook Susno Duadji)
Susno Duadji tanggapi kasus tewasnya Brigadir J (Facebook Susno Duadji)

"Biasanya record-nya aja rekaman aja diambil, tapi kalau penting sekali diambil asalkan diambil oleh penyidik," jawab Aryanto Sutadi.

Dikatakan Susno Duadji kalau penyidik bukan mengambil kameranya.

"Jadi bukan diambil kameranya, tapi rekamannya dan informasi terakhir yang ngambil katanya reserse," jelasnya.

Susno Duadji meminta masyarakat percaya pada penyidik polisi.

"Jadi percayalah masyarakat kalau reserse yang ngambil, itu pasti dalam rangka penyelidikan," ujarnya.

Ia mengatakan wajar polisi mengambil CCTV dalam prosedur.

"Memang CCTV dalam prosedurnya, seharusnya diambil," katanya.

Diterangkan juga oleh Susno Duadji kalau info CCTV rusak itu tidak benar.

"Penjelasan yang katanya tidak jelas bahwa rusak itu sebelumnya nggak benar," jelasnya.

CCTV dikatakan Aryanto Sutadi untuk menjadi pembuktian di pengadilan.

"Diambil kemudian masih ada bisa dibuktikanlah di pengadilan gitu," jawab Aryanto Sutadi.

Menurut Susno Duadji yakin kalau CCTV tersebut akan dibuka di pengadilan.

"Jadi Reserse pasti akan buka itu di pengadilan,siapa yang terekam disitu, karena CCTV centralnya ada di pos satpam, diambil oleh penyidik, dibawa milik rt," ujarnya.

Sekali lagi Susno Duadji menyakinkan masyarakat kalau CCTV masih ada di kepolisian.

"Insya allah rekaman masih ada, ter-record sebelum peristiwa, saat peristiwa dan sesudah peristiwa, insya allah," jawabnya.

Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kasus Brigadir J dengan Bharada E yang dinanti oleh masyarakat.

Kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menuai sorotan sejumlah pihak.

Kali ini giliran mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto memberikan tanggapannya.

Soleman menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J.

Soleman menilai kasus penembakkan ini terkesan melebar dari pembunuhan menjadi pelecehan seksual. 

Padahal, sambung dia, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.

“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto dalam acara Crosscheck by Medcom.id, dikutip Minggu (17/7/2022).

“Ya jadi liar apa gara-gara ininya sendiri. Padahal kan kalau kita kembali lagi ke fakta itu hanya pembunuhan saja, titik. Kenapa jadi belok ke sana ke mari,” ujarnya menambahkan.

Mantan Kepala Badan Intelejen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto
Mantan Kepala Badan Intelejen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto angkat bicara soal baku tembak dua anggota polisi yang menewaskan Brigadir J atau Brigadir Novriansyah Yoshua (Tribunnews)


Atas melebarnya spekulasi ini, Soleman pun menduga ada sesuatu hal yang disembunyikan.

“Nah dari situ, lagi-lagi intelejen melihat, ada sesuatu yang disembunyikan,” ujarnya.

Padahal, sambung dia, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Selain itu sejumlah fakta menunjukkan adanya hasil autopsi atas peristiwa penembakkan yang menewaskan Yoshua.

Namun, sambung Soleman, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

“Kalau autopsi oleh penembakkan, maka kita jangan bicara dulu itu pelecehan seksual, kita bicara aja penembakkan. Kan, harus konsisten dong,” ucapnya.

“Logika waras publik ini sekarang teracak-acak dengan penyampaian-penyampaian ini. Lalu tiba-tiba Kapolri juga masuk (membentuk tim). Lah sekarang bagaimana mau percaya masyarakat,” sambung dia.

Soleman pun lantas membandingkan dengan kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso yang merupakan sahabat Wayan Mirna Salihin sendiri.

Polisi memutuskan Jessica Wongso bersalah dan menjadi tersangka dalam kasus kopi Sianida tersebut.

Dalam kasusnya, Mirna dinyatakan dibunuh walaupun tidak ada bukti yang menjelaskan ada yang memasukkan sianida ke dalam minumannya.

Menurut dia, kasus Yosua sama dengan Mirna.

Soleman pun berharap polisi fokus kepada fakta yang menyebutkan adanya upaya pembunuhan terhadap Yosua.

“Nah harapan kita tentunya jangan sampai polisi ini, Polri yang kita banggakan ini, melindungi para pembunuh. Kenapa saya bilang pembunuh, ada orang mati,” tuturnya.

Baca juga: WA Brigadir J Aktif 5 Menit Setelah Tewas, Ini Transkrip Chat Terakhir, Sempat Pesan Hati-hati

Baca juga: Beredar Luas di Internet Begini Isi Chat Terakhir Brigadir J ke Grup WA Keluarga, Sebelum Tewas

Dokter forensik beri penjelasan terkait luka sayatan di wajah Brigadir J (Tribun Jambi/Facebook)
Baku Tembak Ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo

Kepolisian RI mengungkap alasan Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa Brigpol Yosua ditembak mati karena diduga melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

"Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).

Ramadhan menuturkan bahwa fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.

Dua saksi yang diperiksa diantaranya adalah Istri Kadiv Propam dan Bharada E.

"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri KadivPropam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Ia menuturkan bahwa Istri Kadiv Propam disebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.

Teriakan permintaan tolong tersebut pun didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah. 

Menurutnya, kehadiran Bharada E pun Brigadir J menjadi panik. Saat ditanya insiden itu, Brigadir J malah melepaskan tembakan kepada Bharasa yang berdiri di depan kamar.

“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali kearah Bharada E,” tukas Ramadhan.

Diketahui, Bharada E merupakan Anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.

Sedangkan Brigadir J adalah Anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai Supir dinas istri Kadiv Propam.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Susno Duadji Sebut CCTV di Komplek Ferdy Sambo Rusak Tidak Benar: Rekaman Masih Ada dan di Tribunnews.com dengan judul Sebut Kasus Baku Tembak Dua Oknum Polisi Melebar, Mantan Kepala Bais Curiga Ada yang Disembunyikan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved