Komunitas
Cukup Mudah, Begini Cara Gabung di Komunitas Seniman Paku Rivet Indonesia
Hendra mengajak seluruh anak muda dan pelaku usaha aluminium untuk bergabung di komunitasnya tersebut.
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Para pelaku usaha alumunium di seluruh Indonesia, kini punya ruang untuk saling berbagi dan belajar.
Pasalnya, sudah ada komunitas Seniman Paku Rivet Indonesia (SPRI).
SPRI ini didirikan Hendra Wijaya Latief di Makassar, Sulawesi Selatan.
Hendra mengajak seluruh anak muda dan pelaku usaha aluminium untuk bergabung di komunitasnya tersebut.
Saat ini, sudah ada 500 pelaku usaha alumunium yang terdata di komunitas SPRI.
Semuanya tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan ada dari luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Kita sangat terbuka untuk anggota baru. Tinggal cari Facebook atau instagram Seniman Paku Rivet Indonesia. Kemudian inbox adminnya. Dan nanti akan diberikan nomor kontak. Nanti ada syarat yang dipenuhi. Gampang kok persyaratannya. Yang penting pendataan dulu," kata Hendra saat menjadi narasumber di Live Tribun Komunitas, Senin (18/7/2022).
Hendra mengatakan, yang berhak menjadi anggota SPRI tidak hanya yang mempunyai usaha.
"Walaupun bukan pelaku usaha aluminium atau baru mau belajar, boleh gabung. Kita tidak pelit ilmu. Kita saling berbagi. Yang penting ada niat untuk mengembangkan komunitas ini," tuturnya.
Di komunitas ini, Hendra menjamin para anggota bisa belajar dan berbagi bersama.
"Misalnya ada anggota yang bertanya, ini pakai bahan apa atau ini budgetnya berapa, kita sharing. Misal mau pakai bahan premium, sedang atau murah. Semua kita berikan saran," bebernya.
Hendra menuturkan, para anggota bisa belajar dan termotivasi dari workshop anggota yang lain.
Tidak perlu khawatir bagi yang mau bergabung, komunitas ini tidak melakukan seleksi ketat.
"Yang penting niatnya mau gabung dan pendataan. Pendataan ini berguna untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Biasanya kan teman-teman diberikan pekerjaan. Kita menghindari tukang yang tidak amanah," ungkapnya.
"Kita bekerja saling support dan profesional. Kepuasan pelanggan itu yang utama," tambahnya.
Dikatakan, komunitas ini menjadi wadah untuk tumbuh bersama.
"Jadi ada beberapa teman itu yang belum punya workshop. Jadi kita berikan semangat. Pelaku-pelaku usaha ini kan rata-rata dari nol. Kita berikan motivasi. Intinya yang muda bisa memberikan inovasi terbaru begitu juga yang tua berbagi pengalaman mereka dan saling mengayomi," jelasnya.
Untuk mempererat silaturahmi, SPRI selalu mengagendakan pertemuan.
"Jadi setiap dua atau tiga bulan kita adakan kopdar. Untuk membicarakan masalah-masalah yang terjadi, kendala-kendala, ide atau inovasi yang baru dan sekaligus silaturahmi," katanya.
Hendra mengaku, komunitas ini berdampak besar bagi pelaku-pelaku usaha aluminium.
"Para pelaku usaha aluminium dengan mudah mendapat informasi produk dan toko-toko penyedia bahan. Karena kita saling berbagi informasi dan kita terbuka. Kemudian anggota juga kalau butuh rekomendasi alat dan mesin, kita saling berbagi," imbuhnya.(*)