Mahasiswa Baru Dipaksa Minum Miras Lalu Dipukuli Senior, Berikut Penjelasan Poltekkes Makassar
"Disitu kami dipaksa meminum minuman beralkohol, kalau tidak mau kami disiksa," sambungnya.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Politeknik Kesehatan Makassar menyayangkan insiden pemukulan mahasiswa baru oleh oknum seniornya, Selasa, kemarin.
"Jadi prinsipnya kami tidak setuju dengan hal tersebut terjadi. Kami sayangkan bahwa itu bisa terjadi," kata Wakil Direktur III Poltekkes Makassar, Dr Herman SPd MKes ditemui di kampusnya, Jl Bendungan Bili-bili, Makassar, Kamis (14/7/2022) siang.
Herman menjelaskan, di awal penerimaan mahasiswa baru, jajarannya telah menegaskan tidak ada ospek berbau kekerasan.
"Kami sudah sampaikan kepada semua mahasiswa baru bahwa pelaksanaan ini intinya kita tidak ada kekerasan," ujarnya.
Insiden pemukulan itu, pun diakuinya merupakan bagian dari pengawasan yang harus lebih diperketat.
"Ini suatu kecolongan buat kami yang dilakukan oleh oknum yang merupakan mahasiswa beserta kemudian dengan yang aktif ini sedang diproses," tegasnya.
Penganiayaan itu lanjut Herman, terjadi di luar kampus Politeknik Kesehatan Makassar.
Para pelaku kata dia, menculik mahasiswa baru lalu dibawa ke sebuah tempat.
"Oknum-oknum ini dengan mekanisme menculik diluar daripada kampus, itu yang kami tidak sangka akan terjadi hal itu. Dan itu kami sangat sayangkan bisa terjadi," tuturnya.
Salah satu dari pelaku yang terlibat penganiayaan, ialah mahasiswa senior yang masih aktif.
Satu lainnya, kata dia, sudah berstatus tidak aktif karena telah Drop Out (DO)
"Imsya Allah nanti akan ada saksi sesuai dengan hukum, kami menunggu hasil pendalaman oleh pihak kepolisian sampai sejauh mana keterlibatan kepada mahasiswa yang masih aktif," terang Herman.
Sebelumnya diberitakan, belasan mahasiswa di salah satu kampus kesehatan Kota Makassar mengalami kekerasan seusai menjalani Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek).
Dugaan kekerasan itu dikabarkan terjadi di salah satu Kamar Kos yang berlokasi di Kecamatan Rappocini.
Hal itu terkuak dari pengakuan salah satu korban berinisial, MH yang mengaku dirinya bersama 11 orang temannya dianiaya setelah menjalani prosesi Ospek oleh panitia pelaksana.