Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

PSM Hadapi 3 Kompetisi, Pengamat Sepak Bola Syamsuddin Umar Beri 5 Catatan Pembenahan

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar memiliki lima catatan untuk dibenahi PSM Makassar. Mulai dari PSM Makassar harus mengendalikan permainan.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
DOK PRIBADI
Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar. Ia memiliki lima catatan untuk dibenahi PSM Makassar hadapi tiga kompetisi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar harus melupakan kegagalan di Piala Presiden 2022.

Kini, fokus menatap tiga kompetisi berbeda yang akan dihadapi ke depan.

Liga 1 2022-2023 dijadwalkan bergulir 23 atau 27 Juli.

Semi final AFC Cup 2022 pada 9 Agustus. PSM melawan Kedah FC.

Lalu Piala Indonesia dijadwalkan bergulir Agustus.

PSM merupakan juara bertahan Piala Indonesia.

Namun, sejumlah pekerjaan rumah menanti skuad Laskar Pinisi sebelum mengarungi tiga kompetisi tersebut.

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar memiliki lima catatan untuk dibenahi PSM Makassar.

Pertama, ketika PSM mengendalikan permainan.

Anak asuh Bernardo Tavares dalam mengatur alur pergerakan bola terlihat terburu-buru.

Selalu angkat bola ke depan lalu para pemain berduel dalam perebutan bola.

Perlu dibuatkan jalan, mengatur skema yang bagus.

"Biasa kehilangan bola, padahal harusnya tidak perlu hilang. Kita tidak melihat ada beberapa sentuhan baru terjadi finishing, pasti ada kemelut dulu dengan harapan cetak gol. Bagaimana ketika kendali bola ada sama PSM, itu perlu dibenahi," katanya melalui telepon, Senin (4/7/2022).

Kedua, sebut Syamsuddin Umar, ketika kehilangan bola dan mendapatkan serangan, lini pertahanan masih kocar-kacir.

"Kadang kala pertahanan di tengah lari ke pinggir untuk menutup, kadang dari pinggir lari ke dalam menutup".

"Dalam memainkan bola, ketika menang bola, kita juga harus mengatur ritme ketika kehilangan bola," sebut pelatih yang bawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000.

Ketiga, kata dia, konsentrasi, fokus dan timing. Ini yang kadang hilang ketika bermain.

"Di menit awal tidak ada konsentrasi untuk mengendalikan permainan, itu yang terjadi sehingga bisa kebobolan," ucap Syamsuddin Umar.

Keempat, crossing pemain PSM juga masih harus dibenahi.

Eks asisten Pelatih Timnas Indonesia ini menjelaskan, crossing itu bagaimana bola bisa sampai ke rekan setim, timingnya dalam mencari daerah tepat.

Sejauh ini, ia lihat, pemain PSM sekadar angkat bola, lalu berebut atau berduel.

Jika menang duel dan dapat sudah dikatakan bagus.

Padahal, bola crossing itu harus didesain betul-betul. Bagaimana pemain berlari lalu mendapatkan bola.

"Bola crossing itu jangan kita terlebih dahulu sampai di daerah, baru bola datang, itu pasti offside. Harus ada timing ketemu bola. Ini harus dilatih terus. Itu dijadikan pekerjaan untuk membenahi," jelas Syamsuddin Umar.

Kelima, terkait emosional pemain. Terkadang para pemain PSM tak bisa mengontrol emosi ketika keputusan wasit banyak merugikan PSM.

Menurut Syamsuddin Umar, pemain harus tetap berpikir jernih.

Jangan selalu berpikir akan dicurangi, sebab pasti emosi terus.

"Jadi positiflah, tenang dan mengendalikan diri. Tapi kalau selalu punya asumsi bahwa kita dicurangi, pasti di lapangan akan selalu terjadi benturan," tuturnya.

Syamsuddin Umar percaya, jika ini dibenahi, PSM lebih menjanjikan di kompetisi musim mendatang.

"Kalau ini dibenahi ke depan, akan memberikan suatu kontribusi dan harapan yang tidak pernah di dapatkan sebelumnya. Saya senang melihat semangat, pantang menyerahnya," pungkas mantan Kadispora Sulsel ini. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved