Kadir
Ingat Kadir Rekan Doyok? Sempat Jual Rumahnya Setelah Tak Tampil di Layar Kaca, Kondisinya Kini
Kadir menjadi salah satu pelawak terkenal saat tahun 1990. Ia bersama rekannya Doyok menjadi idola saat itu.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat Kadir? Ia dikenal dengan logat Madura.
Saat era 90'an, Kadir bersama rekannya Doyok selalu wara wiri di layar kaca.
Kadir mulai dikenal saat ia bergabung dengan grup lawak Srimulat.
Baca juga: Masih Ingat Diana Pungky Jinny Oh Jinny? Lawan Main Indra Bruggman Pilih Vakum, Kabarnya Sekarang
Baca juga: Ingat Caisar YKS? Pernah Digerebek BNN, Kini Penghasilannya Bisa Beli Barang Mewah dari Live TikTok
Namun namanya makin populer setelah ia bermain bersama Doyok.
Bahkan saat era 90-an, ia bisa menyaingi grup lawak Warkop DKI yaitu Dono, Kasino, dan Indro.
Bahkan Kadir dan Doyok sempat menjadi duo komedian dengan bayaran termahal pada eranya.
Lama tak muncul di layar kaca, kehidupan Kadir berupa drastis.
Ia harus menjalani hari-harinya dengan kehidupan pas-pasan.
Tak hanya itu, ia harus menjual rumahnya demi menyambung hidup bersama keluarganya.
Hal itu disampaikan Kadir saat diundang ke podcast Deddy Corbuzier.
Ia hadir bersama rekan Doyok.
"Saya ngalamin. Saya sudah jual rumah tiga kali pak Deddy," kata Kadir di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah pada Rabu (29/6/2022) via TribunMedan.com.
Kadir menjual rumahnya sekitar tahun 2001.
Uang hasil jual rumah ia gunakan untuk berobat.
Saat itu, Kadir mengalami serangan jantung dan penyumbatan pembuluh darah.
"Begitu masuk ke rumah sakit, dibilang harus pasang ring," ujar Kadir.
Sejak saat itu, Kadir mulai mundur dari dunia yang membesarkan namanya.
"Waktu itu saya syuting stripping baru dapat 12 episode, saya berhenti karena nggak kuat," imbuhnya lagi.
Demi sembuh, Kadir pun mencoba mencari pengobatan secara alternatif.
Karena sudah tak aktif lagi di dunia entertainment Tanah Air tetapi membutuhkan uang untuk pengobatan, Kadir pun memutuskan menjual rumah.
"Lima tahun cari alternatif dan tidak kerja. Akhirnya apa? Jual rumah satu, sudah. Nggak sampe setahun abis (duitnya)," beber Kadir.
"Sampai-sampai mobil kredit saya mau ditarik. Akhirnya jual (rumah) lagi satu. Terus tahun 2005 2006, tanah di Tambun dijual," lanjutnya.
Namun pengobatan alternatif yang ia jalankan hanya sia-sia.
Uang hasil jual rumah yang digunakan berobat juga habis.
Akhirnya Kadir pun setuju menjalani pemasangan ring.
Setelah mulai pulih kesehatannya, Kadir pun mencoba cari cara untuk bertahan hidup.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk mencoba berbisnis makanan dengan istrinya.
Dari hasil bisnis tersebut, Kadir bisa menutupi biaya kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Saya buka warung. Jualan soto Kudus. Jalan tapi alhamdulillah mencukupi keluarga. Saya bisa kredit mobil lagi," tuturnya.
Kini Kadir pun mulai mencoba untuk kembali aktif di dunia entertainment.
Kendati demikian, Kadir menyebut penghasilannya tidak seperti dulu lagi.
Berawal dari Grup Srimulat
Dilansir dari Wikipedia, H. Mubarak atau Kadir lahir 3 September 1951.
Ia terlahir dari ibu keturunan Jawa dan ayah keturunan Arab.
Setamat SMP, ia memutuskan tak melanjutkan pendidikan dan memilih menjadi tukang tarik layar pada tahun 1967.
Mengawali karirnya sebagai pelawak, ia bergabung grup Srimulat.
Namun ia tak bertahan lama. Ia kembali membentuk Grup Merdeka bersama Basuki, Timbul, Nurbuat dan Rohana namun tidak bertahan lama.
Selepas itu, bersama Basuki dan Timbul, Kadir membentuk Grup Lawak Batik (yang merupakan akronim dari Basuki, Timbul dan Kadir) namun hanya bertahan 3 tahun grup ini pun bubar.
Selamat membintangi beberapa film komedi, Kadir lebih dikenal dengan logat Madura.
Ciri logat ini mulai dilakukan pada tahun 1987 saat ia membintangi film Cintaku di Rumah Susun.
Sutradara film tersebut, Nya Abbas Akup mengerti Logat Madura dan beberapa kali mengkoreksi Kadir apabila terdapat kesalahan pada logat nya.
Film inilah yang mempertemukannya dengan rekan melawaknya Doyok.
Bersama Doyok, Ia membintangi beberapa judul film layar lebar nasional meskipun sebagai pemeran pembantu.
Duet ini akhirnya mendapatkan peran utama untuk pertama kalinya pada film Ikut-Ikutan (1990). Setelah film nasional meredup, ia beralih ke dunia sinetron.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Sosok Pelawak Kadir yang Dulu Jadi Idola, Kini Harus Nerima Nasib, 3 Rumahnya Dijual untuk Berobat