Kementerian Pertanian
Kementan Dorong Digitalisasi Pertanian dan Pembiayaan Pertanian Pedesaan untuk Ketahanan Pangan
Ancaman krisis pangan dan pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir telah mengubah sistem logistik pangan dibeberapa negara.
TRIBUN-TIMUR.COM – Ancaman krisis pangan dan pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir telah mengubah sistem logistik pangan dibeberapa negara.
Untuk itu dibutuhkan kerja sama antar negara dalam upaya mengatasi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDG) nomor 2.
Berbagai teknologi dan inovasi dikembangkan untuk meningkatkan produksi pangan dan menjaga ketahanan pangan nasional.
Salah satunya melalui penerapan digitalisasi pertanian dan pembiayaan pertanian pedesaan dalam rantai produksi pangan hingga pemasaran (off-farm).
“Ancaman krisis pangan masih menjadi perhatian dunia setelah melewati pandemi covid-19 dan menghadapi konflik antara Rusia dan Ukraina," ungkap Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono selaku Chair Agricultural Working Group (AWG) saat membuka Join Webinar “Enhancing Digital Agriculture and Rural Finance for Food Security” secara virtual, Selasa, (28/6/2022)
Sehingga penerapan teknologi digital di bidang pertanian berperan penting dalam meningkatkan kinerja pertanian.
Menurut Kasdi, digitalisasi pertanian yang saat ini dikembangkan untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat banyak digunakan untuk meningkatkan produktivitas pangan di masing-masing negara.
Sistem data dasar daerah perdesaan sebagai fasilitasi layanan dan teknologi pertanian serta mengakses keuangan dan manajemen pertanian diperlukan untuk mendukung infrastruktur digital.
“Penerapan teknologi digital dalam keuangan pedesaan juga meningkat dan berperan penting dalam transformasi pedesaan, “ ungkap Kasdi
Kasdi menyebutkan bahwa penerapan teknologi digital juga turut berkontribusi dalam memperkuat pemulihan ekonomi masyarakat dari kondisi pandemi Covid-19, lebih inklusif dan kolaboratif.
“ Penerpan teknologi dapat menciptakan nilai ekonomi digital sehingga pemanfaatan teknologi digital lebih inklusif dalam mempercepat pemulihan ekonomi, khususnya untuk pengembangan UMKM dan inklusi keuangan,“ ujarnya.
Selain itu menurut Kasdi penerapan teknologi juga berimbas pada pengembangan literasi dan keterampilan digital yang lebih inklusif dan produktif
“ Sektor- sektor yang berkontribusi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru juga mempercepat pemulihan ekonomi, “ tambahnya
Lebih lanjut dijelaskan Kasdi, pertanian digital sendiri memungkinkan adanya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi baik dari segi rantai pasok maupun perizinan dalam meningkatkan peluang pasar.
“ Yang pasti, partisipasi pelaku dalam rantai pasokan pertanian, termasuk perempuan dan pemuda di daerah wajib dilakukan, “ tegasnya.