Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Diego Maradona

8 Orang Akan Disidang Terkait Dugaan Pembunuhan Diego Maradona Termasuk Dokter dan Perawat

Diego Maradona yang awalnya disebut meninggal akibat serangan jantung pada tahun 2020 dipertanyakan oleh pihak keluarga

Editor: Alfian
SHUTTERSTOCK/MEUNIERD
Grafiti Diego Maradona di Buenos Aires, Argentina. Gambar diambil pada 24 November 2011. Kematian Maradona pada tahun 2020 dipertanyakan pihak keluarga hingga menyeret 8 orang ke pengadilan dengan dugaan pembunuhan 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kematian legenda sepakbola Diego Maradona tahun 2020 lalu menyisakan tanda tanya.

Diego Maradona yang awalnya disebut meninggal akibat serangan jantung dipertanyakan oleh pihak keluarga.

Alhasil perwakilan keluarga Diego Maradona mengajukan kasus kematiannya ke pengadilan.

Dilansir dari The Guardian, Kamis (23/6/2022), delapan orang yang merawat superstar sepak bola Argentina Diego Maradona akan diadili karena pembunuhan.

Ini menurut putusan yang dikeluarkan pada, Rabu (22/6/2022), menyusul penyelidikan kematiannya akibat serangan jantung.

Baca juga: Terungkap, Maradona Ternyata Dimakamkan Tanpa Jantung

Baca juga: Ditaksir hingga 28 M, Steve Hodge Ogah Juar Jersey Bersejarah Diego Maradona

Dalam dokumen setebal 236 halaman yang dilihat oleh Reuters, hakim yang bertanggung jawab atas kasus tersebut mempertanyakan “perilaku aktif atau karena kelalaian dari masing-masing terdakwa yang menyebabkan dan berkontribusi pada realisasi hasil yang merugikan”.

Putusan itu mengatakan delapan orang termasuk dokter, perawat, dan psikolog yang merawat Maradona pada saat kematiannya  tahun 2020 dituduh melakukan "pembunuhan sederhana".

Tuduhan serius yang berarti mencabut nyawa dengan niat. Sebuah dewan medis yang ditunjuk untuk menyelidiki kematian Maradona menyimpulkan pada tahun 2021 bahwa tim medisnya bertindak dengan “cara yang tidak pantas, tidak tepat dan sembrono”.

Maradona dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terbesar dalam sejarah,.

Ia berjuang melawan narkoba. dan penyalahgunaan alkohol selama bertahun-tahun.

Mario Baudry, seorang pengacara untuk salah satu putra Maradona, mengatakan kepada Reuters bahwa pemenang Piala Dunia itu "dalam situasi tidak berdaya" pada saat kematiannya.

Maradona meninggal pada 25 November 2020 dalam usia 60 tahun.

"Begitu saya melihat penyebabnya, saya katakan itu pembunuhan," katanya.

"Saya berjuang untuk waktu yang lama dan di sinilah kita, dengan tahap ini selesai," sambungnya.

Jaksa Argentina memulai penyelidikan tak lama setelah kematian Maradona di sebuah rumah dekat Buenos Aires.

Termasuk memerintahkan pencarian properti dokter pribadinya dan menyelidiki orang lain yang terlibat dalam perawatannya.

Para terdakwa yang disebutkan dalam putusan tersebut adalah ahli bedah saraf Maradona dan dokter pribadi, Leopoldo Luque.

Psikiaternya Agustina Cosachov, psikolognya Carlos Diaz serta dua perawat, Gisella Madrid dan Ricardo Almiron.

Kemduian bos mereka, Mariano Perroni dan dua dokter, Pedro Di Spagna dan Nancy Forlini.

Para terdakwa telah membantah bertanggung jawab atas kematian Maradona. Hakim mengatakan pengacara untuk beberapa dari mereka telah meminta kasus tersebut dihentikan.

Vadim Mischanchuk, seorang pengacara untuk Cosachov, mengatakan mereka akan mengajukan banding atas keputusan tersebut, menambahkan bahwa area perawatan psikiater tidak ada hubungannya dengan penyebab kematian.

"Pihak yang bersalah sedang dicari dengan segala cara dan objektivitas hilang," kata pengacara itu.

Reuters tidak dapat segera menghubungi para terdakwa atau pengacara lain untuk memberikan komentar.

Kejahatan "pembunuhan sederhana" di Argentina biasanya menyebabkan hukuman penjara antara delapan dan 25 tahun, menurut hukum pidana negara itu. Belum ada tanggal pasti untuk persidangan.(*)

Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved