Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PPDB 2022

Yeni Rahman Sayangkan Masalah Pelaksanaan PPDB Terus Berulang, Tak Ada Solusi

Yeni menilai, Dinas Pendidikan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait tidak mempersiapkan dengan matang PPDB online ini.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/SITI AMINAH
Yeni Rahman mengunjungi beberapa sekolah menanyakan masalah dalam PPDB online jalur zonasi.   

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Legislator DPRD Makassar Yeni Rahman menyangkakan kesalahan yang sama terulang kembali dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online jalur zonasi untuk jenjang pendidikan SD dan SMP.

Yeni menilai, Dinas Pendidikan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait tidak mempersiapkan dengan matang PPDB online ini.

Seharusnya, ada tindakan antisipasi yang dilakukan, khususnya Dinas Pendidikan sebagai leading sector sudah memitigasi upaya-upaya untuk mengatasi kisruh PPDB.

Apalagi, masalah dan kendala yang dihadapi tiap tahun selalu itu-itu saja.

"Tiap tahun kan begini, masalahnya itu saja, berulang masalahnya tapi tidak diatasi dengan baik," ucapnya kepada Tribun-Timur.com, Rabu (22/6/2022).

Misalnya, persoalan gangguan pada server yang digunakan.

Hal ini menjadi keluhan yang paling banyak disampaikan orang tua, mereka susah mengakses website pendaftaran.

"Ada satu kasus di sekolah, mereka tidak bisa buat apa-apa seharian karena servernya eror, orang tua juga begitu pusing karena tidak bisa terdaftar akunnya, tidak bisa menyelesaikan pendaftaran," bebernya.

Masalah selanjutnya, yang membuat orang tua semakin kelimpungan soal koordinat yang tidak sesuai dengan letak rumah.


Antara data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) dengan data yang ada di dapodik berbeda.


"Harusnya kan itu diupdate, ini juga tiap tahun jadi masalah," ujarnya.


Bahkan, ada alamat orang tua siswa berada di tengah laut, tidak sesuai dengan titik sebenarnya.


Kesiapan penyelanggara PPDB tak matang menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.


Buktinya, proses simulasi tidak dilakukan secara maksimal.


Disamping itu, simulasi dilakukan dalam waktu yang singkat serta tidak tersosialisasi dengan baik kepada orang tua calon siswa.


Banyak orang tua yang tidak mengetahui informasi simulasi PPDB ini, sehingga mereka masih terkendala ketika melakukan pendaftaran.


Harusnya, ada pendampingan sekolah asal, misal anak yang mau daftar SMP mendapat bimbingan teknis (bimtek) atau pelatihan simulasi oleh sekolah asalnya di SD.


"Sama juga dengan SMP harus memberi pembekalan kepada orang tua siswa untuk perusahaan PPDB jenjang SMA," tuturnya.


Akibat tidak maksimalnya simulasi dari Dinas Pendidikan, banyak orang tua yang mencari jasa pendaftaran PPDB online.


Tidak dilarang kata Yeni, namun itu berpotensi membuat dokumen atau data calon siswa berbeda.


Apalagi, jasa tersebut juga melayani banyak calon pendaftar.


"Ini kan rawan, jangan sampai ada yang dirugikan, harusnya orang tua punya akun sendiri, mengisi sendiri formulir dan dokumen PPDB," tegasnya.


Dua hari terakhir ini, Yeni melakukan peninjauan langsung di beberapa sekolah.


Memang ditemukan banyak masalah dan kendala dalam proses PPDB ini.


"Solusinya simulasi yang harus optimal dan maksimal, juga harus ada edukasi kepada orang tua sehingga tidak pakai calo atau gunakan jasa orang lain," paparnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved