Headline Tribun Timur
Pangdam XIV Hasanuddin Mayor Jenderal TNI Andi Muhammad Digoda Jadi Cagub Sulsel
Hasil pencarian partai berbasis Islam ini memunculkan nama mantan Komandan Korem 041/Garuda Emas Provinsi Bengkulu ini sebagai sosok tepat memimpin.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan (Sulsel) melamar Panglima Kodam (Pangdam) XIV Hasanuddin, Mayor Jenderal TNI Andi Muhammad, untuk bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024.
PKS siap mengusung jenderal bintang dua kelahiran Makassar, 7 Agustus 1964 ini.
Ketua DPW PKS Sulsel, M Amri Arsyid, menyampaikan lamaran tersebut saat menemui Andi Muhammad di Rujab Pangdam, Jl Sungai Tangka, Makassar, Minggu (19/6/2022).
Amri ke rujab pangdam bersama Sekretaris Wilayah PKS Rustang Ukkas, Ketua Polhukam Ariady Arsal, Anggota DPRD Sulsel Andi Syafiuddin Patahuddin, dan Humas PKS Sulsel Nur Laila.
Amri mengatakan, PKS sangat jeli mencari tokoh yang bisa menjadi pemimpin Sulsel ke depan.
Hasil pencarian partai berbasis Islam ini memunculkan nama mantan Komandan Korem 041/Garuda Emas Provinsi Bengkulu ini sebagai sosok tepat memimpin Sulsel.
Menurut Amri, dia akan mengajukan nama Andi Muhammad pada Rapimnas PKS.
“Pangdam akan pensiun bulan Oktober tahun ini. Jadi, sangat cocok untuk melanjutkan pengabdiannya di Sulsel sebagai gubernur,” kata Amri.
PKS Sulsel tertarik pada sosok Andi Muhammad karena memiliki kriteria yang cocok untuk memimpin Sulsel.
“Makanya kami ajak berdiskusi lebih dalam dan kebetulan beliau menyambut dengan senang hati silaturahmi kebangsaan PKS," lanjut Amri.
Di mata Amri, Mayjen Andi Muhammad pemimpin yang sudah teruji secara organisasi di TNI.
"Beliau punya prinsip dan karakter yang kuat dalam memimpin, tapi juga sangat sesuai dengan budaya masyarakat Bugis Makassar," kata Amri.
Menurutnya, keluarga besar Andi Muhammad juga sangat mendukung pria yang menjabat Pandam XIV Hasanuddin sejak 31 Januari 2022 itu, maju di Pilgub Sulsel 2024.
"Menurut kami peluangnya sangat baik, apalagi keluarga besar beliau di Sulsel juga sangat mendukung," kata Amri.
“PKS bersama Mayjen Andi Muhammad siap memperjuangkan kepentingan rakyat Sulsel,” tambahnya.
Dikonfirmasi Selasa (21/6/22), Andi Muhammad mengaku menyambut baik tawaran DPW PKS Sulsel.
Menurutnya, tawaran politik itu adalah bentuk apresiasi terhadap dirinya.
"Saya anggap bahwa ini aspirasi dari sahabat-sahabat dari PKS DPW SulSel," ujar Cucu Raja Bone ke-32, Andi Mappanyukki ini.
Meski demikian, mantan Panglima Divisi Infanteri (Divif) 2 Kostrad itu menegaskan, statusnya saat ini masih aktif sebagai perwira tinggi TNI.
Sehingga akan tetap fokus menjalankan tugas hingga masa dinasnya berakhir.
"Saya katakan bahwa saat ini saya masih aktif di TNI, jadi saya masih konsisten menjalankan tugas sebagai Pangdam," tegas lulusan Akmil 1988 dari kecabangan Infanteri ini.
Tahan Diri
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto, mengatakan TNI memiliki banyak sumber daya manusia sebagai calon pemimpin.
Tapi dia mengingatkan, prajurit TNI aktif tidak boleh berpolitik praktis.
"Harus diakui bahwa sumber daya calon pemimpin politik di TNI sangat tersedia. Tetapi TNI aktif tidak boleh berpolitik praktis," kata Luhur.
Partai-partai politik mesti menahan diri, untuk tidak mengkapitalisasi ketokohan pimpinan TNI yang masih aktif untuk memperoleh dukungan.
Ia menyarankan, PKS sebaiknya mempersiapkan kader internal untuk kontestasi pilkada serentak 2024.
"Pendekatan-pendekatan pada banyak tokoh eksternal memperlihatkan PKS tidak mengkreasi pemimpin dari internalnya," kata Luhur.
PKS seperti masih mengejar vote-getter, yang sumber daya politiknya bisa dimobilisasi untuk pileg 2024.
Pengamat politik Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono menilai fenomena jenderal TNI masuk bursa kepemimpinan nasional ataupun daerah memang menarik dicermati.
Menurutnya, partai-partai politik saat ini terlihat cenderung mengusulkan figur-figur yang berlatar belakang militer.
"Parpol-parpol ini sepertinya cenderung memilih figur-figur yang lebih kuat, lebih mandiri, lebih tegas daripada figur pemimpin sebelumnya," katanya.
"Entah mengapa seperti itu, tapi saya yakin kecenderungan itu berasal dari aspirasi masyarakat di dapil anggota legislatifnya," tutur Arief.(*)