Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Motor Matik

MTI: Motor Matik Membahayakan Terutama di Jalanan Menurun, AHM: Semua Kendaraan Bisa Celaka

Jenis sepeda motor bertransmisi otomatis alias motor matik yang kini banyak dipergunakan masyarakat dianggap bisa membawa bencana

Editor: Muh. Irham
TRIBRATANEWS.COM
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Jenis sepeda motor bertransmisi otomatis alias motor matik yang kini banyak dipergunakan masyarakat dianggap bisa membawa bencana. Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Pusat Djoko Setijowarno menyebut kecelakaan pengguna sepeda motor matik banyak terjadi di jalan raya yang menurun curam.

Djoko menerangkan, turunan curam terdapat di sejumlah wilayah Pulau Jawa. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan survei peningkatan keselamatan pengguna jalan dan pencegahan kecelakaan pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio), Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Hasil survey KNKT menyebutkan, selama kurang lebih satu tahun telah terjadi kecelakaan sepeda motor pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio).

"Mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 95 persen di antaranya menggunakan motor matik," ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/6).

Djoko memaparkan, berdasarkan hasil survei itu sering terjadi kecelakaan sepeda motor yang mayoritasnya dialami oleh sepeda motor bertransmisi otomatis dan engine brake kurang optimal.

"Terutama dalam mengurangi kecepatan saat kendaraan melintasi turunan panjang. Fenomena kecelakaan pada jalan menurun tajam tersebut yang terjadi pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio) Bumiayu, juga terjadi di beberapa tempat lainnya," kata Djoko.

Ia menjabarkan, kecelakaan sepeda motor dengan transmisi otomatis terjadi di beberapa lokasi di Jawa Timur, yakni di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Probolinggo; Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen, Banyuwangi; Pendakian Gunung Buthak, Malang; dan Taman Wisata B-29, Lumajang.

“Di beberapa tempat tersebut sebenarnya pemerintah daerah setempat telah memasang spanduk berisi larangan menaiki gunung menggunakan motor matik," tutur Djoko.

Namun, ucap Djoko, pemasangan spanduk tersebut mendapat protes dari masyarakat yang menginginkan bepergian naik turun gunung menggunakan motor matik.

"Sehingga spanduk peringatan tersebut akhirnya terpaksa diturunkan," ucap Djoko.

Untuk meminimalisir kejadian yang sama terulang lagi, menurut Djoko, langkah-langkah yang bisa diambil antara lain perlu diadakannya sosialisasi terkait penggunaan kendaraan sepeda motor bertransmisi otomatis oleh kementerian terkait.

"Dan untuk pabrikan industri sepeda motor selain memberikan buku manual pemeliharaan kendaraan juga diterbitkan buku panduan keselamatan berkendara," kata Djoko.

Menanggapi hal tersebut, General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor Ahmad Muhibbudin menyampaikan potensi kecelakaan bisa terjadi pada semua jenis kendaraan.

"Setiap pengendara disarankan mengenali karakter sepeda motor yang dikendarai, mengetahui kondisi rute yang akan dilalui, serta menguasai teknik berkendara yang aman untuk diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya," tutur Muhib saat dihubungi Tribun.

Muhib menambahkan, bagian penting lainnya ialah pengendara wajib memeriksa kondisi kendaraan, mulai dari bagian rem, ban dan tak ketinggalan bahan bakar. Terlebih saat akan melewati rute jalanan curam, pemotor harus mengenali terlebih dahulu rutenya.

"Jika akan menempuh perjalanan dengan jalanan curam, kenali rute yang akan dilalui, kurangi kecepatan dan pertahankan dengan teknik pengereman yang tepat dan disarankan berhenti sejenak di tepi jalan yang aman jika melewati jalanan curam yang cukup panjang," jelasnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved