33 Dekan FDK se-Indonesia Bertemu di UIN Alauddin Makassar Bahas Syekh Yusuf
Dakwah Berwawasan Moderasi Beragama Upaya Penguatan Outcome-Based Education menjadi tema Fordakom.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Fakultas Dakwah Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (FDK UINAM) menjadi tuan rumah Forum Dakwah dan Komunikasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (Fordakom PTKIN).
Pembukaan Fordakom PTKIN se-Indonesia digelar di Auditorium Kampus II UINAM, Jl HM Yasin Limpo, Gowa, Kamis (16/6/2022).
Dakwah Berwawasan Moderasi Beragama Upaya Penguatan Outcome-Based Education menjadi tema Fordakom.
Sebanyak 269 peserta hadir, 33 di antaranya merupakan dekan fakultas dakwah dan komunikasi.
Ada juga wakil dekan, ketua jurusan, dan dosen di bawah naungan fakultas tersebut.
Ketua Panitia Fordakom PTKIN, Irwan Misbach, menyatakan, forum dekan ini sudah lama terbentuk.
Awalnya, kata Irwan hanya sebagai komunitas para dekan dakwah untuk saling bertukar pikiran.
Namun tahun lalu, komunitas ini membentuk sebuah struktur organisasi dan Fordakom pertama digelar di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Sebenarnya sudah lama forum dekan ini. Cuman memang baru tahun kemarin dibentuk secara formal seperti sekarang,” katanya, Kamis (16/6/2022).
Selain sebagai ajang silaturahmi, Fordakom PTKIN tersebut dilaksanakan untuk mendiskusikan perkembangan isu pendidikan di Indonesia.
Irwan mencontohkan terkait kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM).
Menurutnya, kebijakan ini merupakan hal baru dalam dunia pendidikan.
“Jadi MBKM ini juga dan akan didiskusikan bersama,” katanya.
Syekh Yusuf Al Makassari
Seusai pembukaan Fordakom PTKIN, acara dilanjutkan seminar Internasional. Seminar itu digelar secara blended.
Beberapa pembicara hadir langsung di arena musda, sementara lainnya melalui aplikasi zoom.
Da'wah and National Character Building: Contribution of Local Ulama menjadi tema seminar.
Ada lima topik dibahas yakni, Media and Da'wah, Da'wah and Community Development, Da'wah Management, Da'wah Thought, dan Da'wah and Local Ulama.
Dalam seminar tersebut, ada delapan pembicara lintas negara dihadirkan.
Mereka, Mohammad Fowz Hendric dari Afrika Selatan, Phaisan Toryib dari Thailand, Yusuf Khalid dari Brunei Darussalam, dan Asemeh Chasemi dari Iran.
Empat pembicara lainnya berasal dari Indonesia, mereka Prof Nabilah Lubis, Prof Mustari Mustafa, Prof Azyumardi Azra, dan Ahmad Baso.
Mereka membahas tentang dakwah serta ulama asal Gowa yakni Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani.
“Mereka memaparkan tentang sosok Syekh Yusuf,” Irwan Misbach menambahkan.
Ia berharap kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini berjalan lancar.
“Semoga kekurangan yang ada bisa menjadi bahan evaluasi kita,” katanya.
Ziarah ke Makam Sultan Hasanuddin
Setelah peserta Forum Fordakom PTKIN mengikuti Seminar Internasional, peserta studi sejarah Islam di Kabupaten Gowa.
Ada beberapa tempat akan didatangi, yaitu Balla Lompoa, Makam Sultan Hasanuddin, Masjid Katangka, dan Makam Syekh Yusuf.
Malam harinya, dilanjut ke Hotel Arthama dengan agenda temu dekan, wakil dekan satu, dua, dan tiga, serta temu prodi dan asosiasi.
Selanjutnya pada Jumat (17/6/2022) hari ini, dilanjutkan pemaparan materi seminar internasional secara daring. Kemudian temu dekan, wakil dekan 1, 2, 3, serta temu prodi dan asosiasi.
Sementara kegiatan Munas II Fordakom PTKIN baru dilaksanakan setelah salat Jumat.
“Munas digelar di Hotel Arthama. Di situ pemilihan Ketua Fordakom 2022-2023,” kata Irwan Misbach.
Adapun agenda penutupan dilaksanakan pada Sabtu (18/6/2022), yaitu dengan Study Tour ke Bantimurung Maros.(*)