Warga Muslim di Tarongko Gelar Rambu Solo, Dewan Adat: Adat Toraja Untuk Semua Agama
Bahkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tana Toraja, Zainal Muttaqin menyebut, rambu solo yang digelar warga muslim tak lazim.
Penulis: Tommy Paseru | Editor: Saldy Irawan
Eric juga menyikapi adanya peti dan tau-tau (patung yang menyerupai orang meninggal) pada rambu solo warga muslim di Tarongko.
Menurutnya hal itu sebagai simbol untuk mengenang orang yang telah meninggal.
"Selama ini orang Ma' Tambun itu tidak peti dan tau-tau. Tapi mungkin karena keluarga juga mau begitu,"
"Tapi Itu hanya simbol saja, karena budaya Toraja ini kan penuh dengan simbol," ucapnya.
Untuk diketahui, rambu solo di Tarongko digelar untuk Almarhum Ahmad Dalle Salubi.
Ahmad Dalle merupakan seorang Muslim. Prosesi pemakamannya digelar secara ritual adat.
Namun jenazahnya telah dikuburkan sesuai aturan agama islam pada Februari 2021 lalu.
Upacara rambu solo ini digelar sebagai penghargaan anak serta keluarga kepada almarhum.
"Ini sebagai bentuk penghargaan atau penghormatan kami bagi ayahanda, yang selama ini telah mendidik dan membesarkan kami," kata salah satu keluarga almarhum, Hj Fatimah Rantelino di Tarongko belum lama ini.
Dalam upacara rambu solo ini, pihak keluarga akan mengorbankan sebanyak 54 kerbau dan seekor kuda berwarna putih.
Juga akan digelar Ma' Pasilaga Tedong atau adu kerbau.
Informasinya, sebanyak 100 ekor kerbau petarung akan di adu dalam ritual Ma' Pasilaga tersebut.
Laporan Kontributor : TribunToraja.Com,@b_u_u_r_y